"Apakah kamu sudah selesai menikmati menara Eiffel?"
Angin mulai menerpa rambut panjang milik Ayana. Gadis ini makin kelihatan cantik dengan wajah imutnya. James sengaja menyisihkan anak rambut Ayana ke balik kuping gadis itu.
"Apakah kamu kedinginan?" Tanya James yang tidak di jawab apapun oleh Ayana.
"Hei!" Aku bicara padamu bukan pada menara Eiffel, jadi tolong dijawab pertanyaanku jika kamu tidak merasa tuli!" Ucap James.
"Mengapa juga kamu bersikap manis padaku?" Apakah setiap tawanan akan mendapatkan hak yang istimewa dari orang yang sudah menyenderanya?"
Ayana balik bertanya kepada James yang tercengang mendengar kata-kata gadis itu kepadanya.
"Baik kalau begitu kita pulang saja, aku muak denganmu karena kamu tidak bisa diajak untuk berdamai."
Tangan Ayana ditarik paksa oleh lelaki tampan itu hingga mengundang banyak pasang mata menatap mereka dengan wajah heran.
"Lepaskan tanganku, aku tidak akan melarikan diri darimu!"
Ayana makin berusaha berontak karena pegangan James pada pergelangan tangan kanannya terlalu kencang.
"Gadis keras kepala sepertimu, harus diberi pelajaran sehingga kamu bisa tahu bagaimana caranya berlaku sopan pada orang lain, apa lagi orang itu adalah aku, Ayana."
Tubuh Ayana didorong dengan kasar ke dalam mobil. Pintu mobil itu pun dibanting dengan kencang oleh James.
James membawa mobil itu sangat kencang seperti pembalap liar yang sedang beraksi di jalanan hanya untuk menguji nyali mereka melampaui setiap mobil yang menghadang jalan mereka, hingga tak pelak mobil jenis sport Italia itu mendapatkan klakson berkali-kali dari pengendara lain.
Setibanya di mansion miliknya, lagi-lagi Ayana ditarik paksa oleh James yang sangat murka dengan sikap Ayana padanya hari ini.
Setibanya di kamar, James mendorong tubuh Ayana di atas kasur miliknya.
Pakaian yang melekat ditubuh Ayana dalam sekejap telah raib. Kini gadis itu beringsut sampai ke sudut tempat tidur sambil menarik selimut menutupi tubuhnya.
"Ternyata kamu sangat angkuh nona. Aku paling tidak suka dengan gadis dingin seperti dirimu."
Dagu Ayana diraup paksa oleh James. Bibir itu di lu*at dengan kasar dan sedikit digigit dengan gemas oleh James.
Ayana menjerit kesakitan dalam ciuman panas pada bibirnya. Ia sangat menyesal karena telah mengabaikan lelaki itu tanpa sedikitpun memberikan kesempatan untuk bersikap manis pada lelaki yang menawan dirinya.
Karena sikap James yang sulit ditebak membuat Ayana sulit untuk menentukan sikap.
Tangan dan kaki gadis ini kembali diikat dalam keadaan tanpa busana di tubuhnya. James sengaja melakukan itu dan menikmati pemandangan indah nan menggoda di tubuh Ayana.
Ayana hanya memejamkan matanya, hatinya meringis merasakan sangat terhina.
Selanjutnya James menyiksa gadisnya dengan siksaan kenikmatan hingga pencapaian puncak kenikmatan itu menjadi sangat menyakitkan bagi Ayana.
Disaat miliknya mulai membengkak dibawah sana, James sudah berada di atas tubuh Ayana, siap untuk melakukan penyatuan pada milik mereka.
Kengerian dirasakan Ayana ketika melihat milik pria tampan itu, memiliki ukuran yang cukup besar dan itu akan membuat miliknya sepertinya akan merasakan kesakitan yang luar biasa.
"Jangan!"
Ayana menolak untuk tidak disentuh.
"Kenapa? kamu takut?" Bukankah kamu sering menantangku untuk melakukannya. Sekarang nikmati saja permainan ini, untuk kamu kenang seumur hidupmu."
Tawa James menghina Ayana yang kini makin pucat.
James mencoba kembali untuk menyentuh miliknya Ayana dengan bersusah payah, namun sulit untuk menembusnya. Ayana memejamkan matanya dan berdoa agar bisa selamat dari perkosaan itu.
Tok....tok...tok!"
Tuan... tuan James!"
Tuan... tuan James!"
Asisten pribadinya memanggil James untuk menyampaikan pesan penting untuk bosnya itu.
"Kau tidak akan selamat dari ini Ayana, setelah ini aku akan kembali menyentuhmu!"
James menutupi tubuh Ayana dengan selimut lalu menemui anak buahnya yang bernama Alex.
"Ada apa?"
"Koper Anda telah ditemukan Tuan."
Duaarrr...
"Apakah kamu tidak bisa mengucapkannya dengan perlahan! Gadis itu mengerti bahasa kita." Bentak James pada Alex yang terlalu ceroboh dalam menyampaikan berita besar padanya.
James sepertinya tidak ingin Ayana mengetahui jika koper itu sudah ditemukan. Jika koper itu ditemukan berarti kesempatan ia bisa berdua dengan gadis itu tidak akan ada lagi karena Ayana akan segera dibebaskan olehnya.
"Di mana koper itu?"
"Itu dia Tuan, koper itu diperdagangkan lagi oleh sopir taksi itu ke salah satu gangster ke pasar modal. Kita harus menebusnya kembali dengan uang yang tidak sedikit." Ujar Alex.
"Jangan membayar sesenpun pada mereka. Ambillah dengan cara yang kasar karena itu adalah milikku. Bunuh mereka semua dan aku sendiri yang akan mengambil kembali barang milikku dari tikus jalanan itu."
James mengepalkan kedua tangannya dengan mengatupkan rahangnya yang mengeras dan memandang dengan nyalang ketika mengetahui kopernya malah diperjualbelikan oleh gangster amatir itu.
"Siapkan semua anggota kita dengan persenjataan lengkap untuk melakukan pertemuan dengan tikus got itu!"
James kembali masuk ke kamarnya menemui Ayana yang masih ia ikat di tempat tidurnya.
James membuka ikatan tali pada kaki tangan Ayana lalu meminta gadis itu mengenakan kembali pakaiannya.
"Aku akan segera membebaskanmu setelah koper milikku sudah aku dapatkan kembali. Tetaplah di kamar ini, jika butuh sesuatu mintalah pada pelayan. Kamu tidak bisa kabur dari sini karena banyak pengawalku yang siap menembaki tubuhmu ditempat."
James mengecup bibir Ayana sekilas setelah itu ia mengambil semua persenjataannya di balik kamarnya yang ternyata punya pintu rahasia yang menjadi tempat penyimpan semua jenis persenjataannya.
Ayana melihat James memasangkan senjatanya di dua kaki. Belakang punggung dan satu lagi di antara kantung pistol yang ada di celana jins miliknya. Ia kemudian mengenakan kembali jasnya lalu memandangi wajah cantik Ayana sebelum meninggalkan gadis itu.
"Setelah urusan ini selesai, kita akan berpisah. Aku tidak memiliki urusan lagi dengan dirimu Ayana."
James membalikkan tubuhnya hendak melangkah keluar dari kamarnya.
"Hati-hati James!" Kembalilah dengan selamat." Ucap Ayana lirih pada pria tampan yang beberapa hari ini telah menyiksanya.
Degg...
Mendengar doa tulus yang dilontarkan oleh Ayana, hati James sangat terenyuh. Ia berbalik menatap wajah Ayana lalu dengan cepat merangkul tubuh Ayana dan melu*at bibir sensual itu.
Entah mengapa, Ayana pun membalas ciuman James pada lelaki yang baru beberapa saat menyakiti dirinya.
"Aku memang membencimu James, tapi aku tidak ingin kehilanganmu." Gumamnya dalam hati sambil tetap ******* bibir James.
"Setelah ini, aku lebih kehilanganmu Ayana sayang, karena aku tidak mengharapkan untuk mendapatkan koper itu lagi walaupun isinya sangat penting untuk negara ini. Tapi, kamu lebih berharga untukku sayang." Gumamnya membatin.
"Bolehkah aku meminta satu hal darimu Ayana?"
Pinta James dengan nada suara bergetar.
"Apa yang kamu inginkan dariku, James?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Rosdiana Diana
Hai semuanya mohon like dan komennya ya
2022-05-08
2