"Apakah kamu seorang mata-mata dan menyamar menjadi seorang dokter, hmm!" Bentak James.
"Saya rasa anda adalah seorang yang sangat jenius Tuan, jadi saya tidak perlu menjelaskan siapa saya karena tanpa saya bicara pun, anda akan mencari tahu identitas saya sebenarnya di negara asal saya." Ucap Ayana tetap tenang menghadapi pria tampan nan sangar ini.
"Ternyata kamu begitu angkuh dengan identitasmu hanya seorang dokter umum."
James menarik bibirnya sinis dengan menatap wajah cantik alami milik Ayana. Gadis Asia tenggara ini terlihat imut dan sangat mempesona dengan tinggi tubuh hanya 165 cm. Rambut panjang hitam legam dan kulit kuning langsat.
Sesaat jantung James begitu berdebar saat menatap mata jeli milik Ayana yang tidak kelihatan gentar menghadapinya, apa lagi tidak terdapat tangisan di gadis itu, membuat James merasa sedikit heran dengan gadis cantik ini.
"Baiklah!" Anak buahku sedang menelusuri jejak sopir taksi yang membawa pergi koper milikku. Jika barangku itu dalam satu Minggu ini tidak ditemukan, maka aku akan memperkosamu lalu membunuhmu dan juga membuang mayatmu di hutan untuk dijadikan makanan para gerombolan binatang buas."
James sengaja mengancam Ayana namun sedikitpun Ayana tidak bergidik mendengar ancamannya itu.
"Mengapa kamu tidak menjawabku? apakah kamu mau mati hah!"
Satu tangan James hampir melayang di pipi mulus milik Ayana yang saat ini hanya diam membisu.
"Kematian tidak lagi menjadi momok menakutkan untukku Tuan, karena tidak ada satu orang pun yang akan menangisi kematianku karena aku bukan milik siapa-siapa karena semua keluargaku sudah lenyap di muka bumi ini.
Adapun kamu ingin mengambil milikku yang paling berharga dari tubuhku, aku pun tidak akan memohon kepadamu karena aku tidak punya impian seperti gadis lain, yang masih memiliki tujuan hidup yang bisa mereka raih dengan mendapatkan pangeran impian mereka karena gadis yatim piatu sepertiku tidak akan disukai calon mertua manapun. Jika kamu mau lakukan, silahkan!"
Ayana balik menantang James yang saat ini termangu mendengar seorang wanita yang tidak memiliki impian hidup sama sekali dalam hidupnya.
"Dasar wanita aneh! di mana-mana setiap wanita yang berada di bawah naunganku akan mengemis untuk meminta kehidupan kepadaku bahkan memohon untuk tidak menyentuh miliknya yang paling berharga, namun kenapa dengan wanita ini yang membuatnya sangat geram dengan sikap pasrah Ayana pada nasibnya sendiri yang berada dalam kungkungannya." Gumam James membatin.
"Apakah kamu bisa melepaskan ikatan ini sebentar saja karena aku ingin ke toilet. Aku ingin pipis."
Pinta Ayana sambil mengigit sudut bibir bawahnya karena tidak kuat menahan kantung kemihnya yang sudah mendesak ingin di buang.
"Hanya ikatan dikakimu saja aku akan lepaskan tapi tidak pada ikatan tanganmu."
James membuka tali ikatan di pergelangan kaki milik Ayana dan membiarkan kedua tangan Ayana tetap terikat.
"Bagaimana aku bisa membuka CD milikku jika tanganku tetap dalam keadaan terikat?"
Tanya Ayana dengan wajahnya yang sedikit menyalang karena sangat jengkel dengan ulah James.
Tanpa disadari oleh Ayana, James dengan sigap membuka celana jins yang ia kenakan komplit dengan CD milik Ayana, hingga membuat gadis ini sangat syok.
"Apakah perlu aku tanggalkan semua pakaianmu nona?"
Tawa James menyeringai nakal membuat Ayana menelan salivanya dengan kasar.
"Bren*sek!"
Umpatnya dalam hati.
"Apakah kamu sedang memaki diriku?" Tanya James yang melihat tatapan mata nyalang Ayana pada dirinya.
"Bolehkah aku menggunakan kamar mandinya?"
James menyeret gadis itu masuk kedalam kamar mandi dan mendudukkan tubuh Ayana di kloset.
"Keluarlah!" Aku ingin menyelesaikan urusanku.
James menutup pintu itu dengan keras, hingga Ayana sangat kaget.
"Dasar bajingan!"
Jika koper sialanmu itu ketemu, aku akan memakimu sebanyak yang aku mau." Ujar Ayana mendengus kesal.
Di luar kamar James menghubungi lagi anak buahnya untuk mencari lagi kopernya itu.
"Dengar!" Aku tidak mau tahu bagaimana cara kalian mendapatkan lagi koper itu atau nyawa kalian yang akan menjadi taruhannya.
"Bos, kami sedang menyamar dan masuk ke pasar gelap dimana para bandit itu biasanya melakukan lagi transaksi dengan para mafia lainnya yang ingin mendapatkan koper milik bos." Ucap anak buahnya.
"Terserah apa yang ingin kamu lakukan!" Yang jelas koper itu harus dikembalikan lagi padaku dalam keadaan utuh." Ancam James.
James melempar ponselnya di kasur. Walaupun saat ini ia belum mendapatkan kopernya lagi, ia sangat bahagia bisa bertemu dengan seorang gadis Asia tenggara yang sangat cantik.
"Sambil menyelam minum air. Sambil mencari koper dapat gadis yang membuat hatiku bergetar." James menarik sudut bibirnya lalu keluar menuju balkon untuk mengisap rokoknya.
Sementara di dalam kamar mandi, Ayana sedang berpikir untuk bisa kabur dari James walaupun itu sangat nihil untuknya.
"Astaga!" Mimpi apa aku semalam hingga bisa bertemu dengan pria kasar itu. Walaupun ia sangat tampan tapi prilakunya sangat buruk.
Oh iya, apakah dia masih sendiri atau sudah memiliki istri ya?" Jika ada, mana mungkin dia berani bersama aku di dalam kamarnya.
"Ah, apa peduliku pada pria gila itu. Setidaknya aku harus mencari cara untuk bisa bebas dari cengkramannya. Sampai kapan aku disekap di dalam kamarnya?" Ayana bergidik ketakutan.
Di dalam pikirannya sudah terlintas hal-hal yang mengerikan yang akan dilakukan James padanya.
"Ya Tuhan, apakah ancamannya itu akan terbukti nantinya?"
"Bagaimana kalau perkataannya benar. Ia akan memperkosa aku lalu mencincang tubuhku dan akan di jadikan santapan binatang buas." Ayana masih saja memiliki pikiran yang sangat jahat pada James.
Di luar sana James sudah menghabiskan dua batang rokok sambil meneguk alkohol. Ia juga memeriksa email yang masuk dan membaca satu persatu pesan dari berbagai perusahaannya.
"Ayana...?" Namanya saja unik dan orangnya juga sama uniknya.
"Mengapa dia berani datang sendiri ke Paris Perancis hanya untuk liburan?"
"Biasanya setiap gadis pasti mengajak kekasihnya atau teman wanitanya untuk berlibur bersama. Tapi mengapa dia malah nekat datang sendiri di sini.
"Apakah aku harus menginterogasinya lagi tentang pacarnya?" Ah masih pacaran ko bukan suami. Berarti aku punya alasan bisa memilikinya. Tapi apakah dia mau menjadi wanitaku?" James tidak bisa menemukan jawabannya. Ia mengacak rambutnya dengan perasaan gusar.
Mungkin saat ini James sudah menemukan cinta sejatinya pada diri Ayana. Buktinya ia selalu berdebar ketika menatap mata Ayana yang menatapnya tajam.
"Mata yang indah, bibirnya sangat sensual. Dia adalah tipe wanitaku yang selama ini menjadi khayalan aku. Masalahnya sekarang, dia tidak akan pernah memaafkan aku jika koper aku sudah di temukan." James makin lelah dengan pikirannya sendiri.
Ia lalu kembali ke dalam kamarnya untuk menemui Ayana yang masih berada di kamar mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments