3. PART 3

Ayana meraih selang keran air yang ada di sampingnya dan membersihkan miliknya lalu meraih tisu dan membersihkan lagi miliknya dalam keadaan tangannya yang masih terikat.

"Apakah dia seorang phisikopat yang selalu mencari mangsanya untuk menyalurkan hasrat birahinya yang aneh itu?" Amarah Ayana tidak bisa di bendung lagi saat ini karena merasa dilecehkan oleh James.

"Hei nona!" Apakah kamu masih bernafas di dalam sana?" Teriak James dari luar sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi miliknya.

Ayana menarik nafas panjang dan menghembusnya dengan kasar.

"Dasar lelaki gila!" Umpatnya dalam hati.

Baru saja Ayana keluar dari kamar mandi, James membopong tubuhnya lalu melemparkan tubuh Ayana di atas kasur miliknya.

Kaki mulus nan jenjang milik Ayana seketika terbuka dan memperlihatkan belahan mekar yang ada dibawah bagian perutnya hingga mengundang birahi James saat menatap tempat terlarang itu yang sedang membangkitkan gairahnya.

Ayana mengatupkan kedua kakinya dengan rasa malu yang amat sangat.

James terpacu adrenalinnya karena tidak kuat menahan dirinya untuk menyentuh tubuh gadis itu yang menatapnya dengan wajah yang sudah sangat pucat.

Ayana menarik selimut lalu menutupi bagian bawah tubuhnya yang terekspose di hadapan James.

Selimut itu ditarik dengan kasar oleh James dan iapun menerjang tubuh Ayana yang kini sangat gemetar.

"Hah!" Ku kira kamu gadis yang sangat pemberani, ternyata tubuhmu merespon dengan cara yang berbeda dengan tatapan sinismu ini."

James mencengkram dagu Ayana lalu mengecup bibir itu sekilas.

Ayana menahan air matanya yang sudah hampir tercekat di tenggorokannya.

"Layani aku!" Buka mulutmu!" Titah James yang ingin memasuki rongga mulut Ayana untuk melancarkan ciumannya pada gadis itu.

"Tidak!" Aku bukan seorang pelacur. Jika kamu ingin menyerang tubuhku dengan naf*su bejatmu lakukanlah! tapi ingat! jika barang koper sialanmu itu sudah ditemukan, aku tidak akan pernah memaafkanmu."

Ayana balik mengancam James yang menggagahi dirinya.

James bangkit dan melucuti baju Ayana hingga tubuh gadis itu sudah terlihat polos dihadapannya.

Ayana menutupi matanya penuh ketakutan dan berharap lelaki ini melepaskan dirinya.

James kembali bangkit dan mengambil lengerie hitam untuk dikenakan pada tubuh Ayana yang sudah polos itu.

Ia lalu membuka tali ikatan pergelangan tangan Ayana yang sudah sangat merah dan agak lecet.

Mendapatkan kesempatan bebas dari ikatan tangannya, Ayana mendorong tubuh James hingga lelaki ini terjengkang.

Tenaga Ayana yang tidak seberapa untuk berontak di saat ini, Ayana hendak melangkah melepaskan diri dari dari serangan James, namun sayang rambutnya ditarik paksa oleh James dan mendorong lagi tubuh polos Ayana di atas kasur.

Di saat yang sama, Ayana memunggungi tubuhnya dan menutup wajahnya dengan rambutnya karena sangat merasa malu.

Ayana mengatupkan kedua kakinya dengan rasa malu yang amat sangat.

.

Selimut itu ditarik dengan kasar oleh James dan iapun menerjang tubuh Ayana yang kini sangat gemetar ketakutan.

"Hah!" Ku kira kamu gadis yang sangat pemberani, ternyata tubuhmu merespon dengan cara yang berbeda dengan tatapan sinismu ini."

James mencengkram dagu Ayana lalu mengecup bibir itu sekilas.

Ayana menahan air matanya yang sudah hampir tercekat di tenggorokannya.

"Layani aku!" Buka mulutmu!" Titah James yang ingin memasuki rongga mulut Ayana untuk melancarkan ciumannya pada gadis itu.

Tapi, tidak dengan James yang melihat punggung milik Ayana terdapat bekas pukulan cambuk yang sudah menghitam.

"Astaga!" Apakah gadis ini pernah mengalami kekerasan dalam hidupnya?" Tanya James dalam diamnya.

Ia lalu mengusap punggung Ayana dengan lembut, seakan sedang merasakan penderitaannya.

"Apa yang terjadi dengan punggungmu?" Siapa yang melakukan ini padamu?"

Niat awalnya ingin memperkosa wanita ini, akhirnya urung dilakukan karena melihat bekas cambukan pada punggung Ayana yang diperkirakan sudah lama terjadi.

"Bukan urusanmu." Jawab Ayana ketus.

James mengambil baju milik Ayana yang ada di koper gadis itu dan meminta Ayana memakainya sendiri.

"Pakai bajumu!" Pinta James.

"Tubuhku sangat lengket dan aku ingin mandi."

Ayana yang memang tidak betah dengan keadaan tubuhnya yang sekarang sejak tiba di kota Paris Perancis ini belum sempat mandi karena keburu diculik oleh para anak buahnya James.

"Kalau begitu aku akan memandikanmu." Ucap James santai.

"Tidak!" Aku bisa melakukannya sendiri." Tukas Ayana mempertahankan harga dirinya.

"Ingat!" Saat ini kamu ada di sarang milikku nona Ayana. Jika kamu berani menolak, aku akan membiarkan tubuhmu makin kotor."

"Dasar lelaki gila!"

Ayana memaki pria mesum ini dalam hatinya.

"Aku tahu saat ini kamu sedang mengumpatku, jadi aku tidak peduli karena aku sama sekali tidak mendengar langsung dari bibirmu yang sensual ini."

James merengkuh tubuh polos Ayana lalu menggendong gadis itu ke kamar mandi.

"Ya Tuhan, apakah aku sudah tidak bernilai lagi, hingga menerima perlakuan si bren*sek ini, yang membuatku makin malu." Ayana hanya bisa menangis dalam hatinya.

James menyalakan shower dan ikut mandi bersama dengan Ayana. Ketika gadis itu hendak meraih sampo namun tangannya ditepis oleh James.

"Biarkan aku yang melakukannya pada setiap jengkal tubuhmu!" Kamu cukup duduk diam dan tidak boleh melakukan apapun kecuali aku yang meminta." Titah James membuat Ayana makin serba salah.

Dengan lihainya, James mengkramasi rambut panjang Ayana yang hampir sepinggang itu.

Dan Tidak lama kemudian disusul sabun cair yang di taburkan ke tangan kekarnya dan mulai melakukan gerakan menggoda menelusuri tempat-tempat sensitif milik Ayana dari belahan dadanya yang cukup besar dan padat itu, hingga menuruni perut dan terakhir tangan itu berlabuh di bagian sensitif milik Ayana hingga membuat gadis itu menahan lenguhannya.

"Ayo mende**ah lah sayang!" Titah James saat jari jemari miliknya sudah keluar masuk ke dalam tempat sempit itu.

"Jangan diam!" Ayo mend*sah!" Pinta James lagi dengan makin mempercepat gerakan tangannya hingga tidak sadar Ayana melakukan apa yang dipinta oleh James.

"Auhhgt.ssssttt...Akhh!"

Lenguhan dan erangan erotis yang terucap dari bibir Ayana membuat James beralih ke bagian tubuh lainnya lalu berjongkok di bawah kaki Ayana dengan mengisap biji kenyal miliknya di bawah sana usai di bilas bersih dengan air shower itu.

Tubuh Ayana seakan disinggahi beberapa volt listrik karena merasakan getaran hebat saat ia mencapai puncak or***me pertamanya.

"Apakah kamu suka sayang?" Apakah kamu pernah merasakan ini?"

Pertanyaan yang dilontarkan oleh James membuat Ayana makin tidak lagi berharga dihadapan lelaki ini.

Bisa dibilang dirinya sudah sejajar dengan status para wanita malam yang menjajakan tubuhnya demi lembaran apapun untuk bertahan hidup.

"Akhhhhkkk!"

Lenguhan panjang itu makin menjadi. Ayana menekan kuat kepala James agar lebih dalam menyapu seluruh area sensitifnya dengan lidah hangat lelaki tampan itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!