Jam alarm berbunyi mengisi keheningan di ruangan itu, membuat seorang gadis terbangun dalam keadaan kacau. Mata sembab, rambut berantakan, dan tak lupa bekas di lehernya. Jam menunjukkan pukul 06.00 pagi, Sana bergegas untuk siap-siap berangkat sekolah. Kali ini dia memakai syal, agar bekas di lehernya tidak kelihatan.
Walaupun dia tahu resikonya, mungkin ada beberapa yang menghujatnya di sekolah nanti. Biasanya, ia hanya memoles tipis bedak di wajahnya, tetapi kali ini ia memoles bedak diwajahnya lumayan banyak, terutama dibagian mata agar matanya tidak terlihat sembab. Setelah bersiap siap, Sana keluar kamar dan menuju ruang makan karena perutnya sudah demo minta makan. Sebab, dari kemarin ia tak cukup mengisi kekosongan perutnya dengan makanan.
Setelah selesai makan, seperti biasa diluar sudah terparkir sebuah motor dan Sana berharap mata sembabnya tidak terlihat oleh Erlangga. Begitulah Sana, pagi hari ia ceria seolah-olah tidak ada luka hati. Padahal, setiap matahari berganti dengan bulan air mata selalu terjun bebas tanpa permisi satu pun. Berpura-pura kuat, padahal tidak sama sekali.
...🌱🌱🌱🌱...
Sana dan Erlangga tiba di sekolah, seperti biasa kedua pasangan itu selalu menjadi pusat perhatian siswa-siswi Neozone. Kedua orang yang menjadi pusat perhatian itu pun acuh tak acuh pada sekitar. Seperti biasa, Erlangga mengantar Sana terlebih dahulu, baru menuju ke kelasnya. Jam pelajaran berbunyi tandanya jam pelajaran dimulai. Sana menyimak seluruh mata pelajaran yang diterangkan oleh para guru dari awal hingga akhir. Sedangkan, kedua temannya asik bergosip berita terbaru di SMA Neozone.
Tak terasa hari sudah sore, dan bel tanda kegiatan belajar mengajar berakhir berbunyi. Salah satu momen yang selalu ditunggu-tunggu oleh semua pelajar. Dan benar, begitu bel berbunyi semua orang heboh dan gembira, yang mengantuk saat jam pelajaran, anehnya tiba-tiba menjadi cerah. Itulah kekuatan sebuah suara bel pulang sekolah. Semua orang membereskan barang-barangnya termasuk Sana dan kedua temannya.
"Eh pulang sekolah jalan-jalan yuk," ujar Dilla
"Gue ga bisa, mau jalan sama Laskar," ujar Cindy
"Ceilah, Laskar mulu, lo jadian ye sama Laskar?" Tanya Dilla
"Kalo sekarang sih engga, ga tau sih kalo nanti," jawab Cindy dengan percaya diri seolah-olah bahwa dirinya dan Laskar tak lama lagi resmi mempunyai status
"Dih, kepedean lo, kalo lo San, gimana?" tanya Cindy kepada Sana
"Eh, sorry Dil, Gue ga bisa kalo sekarang udah ada janji sama Erlangga," jawab Sana dengan berat hati menolak permintaan temannya itu.
"Yailah, ga asik lo pada," ucap Cindy
"Makanya Dil, cari doi jangan jomblo mulu," goda Cindy
"Mulut lo minta gue jepret ya Cindy," kesal Dilla
"Aduh takut, ada jomblo ngamuk," ucap Cindy dengan nada takut yang dibuat buat sambil berlari keluar kelas.
Sana yang melihat tingkah kedua sahabatnya itu pun tertawa melihat nya. Setelah itu, Sana berpamitan pulang terlebih dahulu ke Dilla dan ia segera menuju ke tempat parkir dimana Erlangga menunggu. Tadi, Erlangga sempat mengirim pesan ke Sana bahwa setelah pulang sekolah segera menuju parkiran, karena dia ingin menghabiskan waktu hari pertama hubungan resmi mereka bersama Sana seharian. Walaupun terdengar alay bagi sebagian orang, namun, bagi Sana itu merupakan hal yang bermakna, bagi seseorang seperti dia yang tidak mendapatkan kasih sayang sejak kecil.
Sesampainya di parkiran
"Hai Ga, udah lama nunggu?" tanya Sana
"Engga lama San, ya udah yuk," jawab Erlangga sambil memberikan helm kepada Sana
"Ayuk kemana?," tanya Sana namun Erlangga justru tidak menggubris pertanyaan Sana.
Sudah beberapa kali Sana bertanya mereka hendak kemana selama perjalanan. Namun, Sana tidak kunjung mendapatkan jawaban. Akhirnya, Sana menyerah. Percuma saja, sebanyak apa pun ia bertanya, tetap saja Erlangga pasti tidak akan mengubris perkataannya. Setelah hampir setengah jam, mereka sampai ke tempat tujuan. Ternyata, Erlangga membawa mereka ke sebuah toko buku.
"Ga, mau ngapain kita ke sini?" tanya Sana
"Aku mau beli buku San," jawab Erlangga
"Oh, eh tunggu gue ga salah denger? lo pake aku-kamu?," Kaget Sana.
Tangan Sana segera menyentuh kening cowo itu, apakah cowo yang berstatus sebagai pacarnya ini sedang demam atau gimana. Pasalnya, dia tidak pernah mendengar Erlangga memakai aku-kamu. Namun, nihil, ternyata dia tidak demam. Lalu, ada apakah gerangan? Apakah Erlangga kerasukan roh Seokhoon di penthouse? Gapapa sih sebenernya, asal jangan kerasukan roh dajjal dari Jo dan Tae saja, pikir Sana. Erlangga yang merasa aneh pun, segera bertanya
"Kamu kenapa San?" tanya Erlangga kebingungan
"Nah ini masalahnya, lo kenapa Ga? aneh tau ga, lo kerasukan roh apa sampe manggil aku-kamu," jawab Sana merasa aneh dengan kata-kata Erlangga yang mengatakan aku-kamu
"Kan kita udah pacaran San, jadi aku mau dari lo-gue jadi aku-kamu," ujar Erlangga
"Tapi geli, gue ga terbiasa," protes Sana pasalnya dia tidak terbiasa dengan kata aku-kamu
"Dibiasakan San," jawab Erlangga
"Tapi kalo ga mau, Gapapa, aku ga maksa," ucap Erlangga lagi, namun, terlihat raut sedih yang terpancar dari wajah nya, seakan-akan ia masih berharap Sana menurutinya, membuat Sana menjadi tidak enak hati. Sana yang merasa tidak enak hati, akhirnya memilih untuk membiasakan dirinya. Itulah salah satu sikap Sana, memilih lebih membahagiakan orang lain dibandingkan dengan dirinya sendiri.
Mereka memasuki toko buku, lalu, mencari buku yang ingin dibeli Erlangga. Mereka berdua menghabiskan waktu bersama di toko buku. Terlihat sekali, kebahagiaan terpancar dari keduanya, yang terkadang membuat pelanggan lain yang ada di toko itu iri, terutama yang belum memiliki pasangan. Wajar saja, pasangan muda yang sedang dimabuk oleh cinta ini memamerkan kemesraan mereka ditempat umum, itu sudah menjadi bagian yang lumrah.
...🌱🌱🌱🌱...
Sudah sebulan Sana menjalin hubungan dengan Erlangga, selama ia berpacaran kehidupannya nampak lebih bahagia, namun, tidak bisa dipungkiri bahwa rasa kesepian dan sedih tetap selalu menghampirinya setiap malam. Walaupun dipagi hingga sore ada sesosok gadis yang terlihat kuat dan bahagia bersama dengan teman-teman dan pacar, tak bisa dipungkiri bahwa setiap malam juga, ada sesosok gadis yang kesepian, lemah, rapuh dan terus-menerus menangis. Terkadang dia tidak tahu kenapa dia menangis?
Namun, Sana bersyukur selama hampir sebulan ini dia bisa menghabiskan waktu yang banyak dengan Erlangga, hampir setiap sore mereka jalan-jalan ke taman, bermain sepeda bersama, ke mall bersama, ke cafe bersama, juga menonton film kesukaan Erlangga bersama, walaupun filmnya tidak terlalu Sana sukai, tetapi jika bersama Erlangga semua kejadian menjadi lebih bahagia.
Ya, begitulah yang dipikirkan Sana, maklum saja anak muda sedang dimabuk asmara, apapun yang dilakukan asal bersama pasangan pasti selalu menjadi lebih bahagia. Siswa-siswi SMA Neozone sudah tahu bahwa mereka berpacaran, karena Erlangga sempat memposting foto mereka berdua saat menghabiskan waktu bersama. Ada berbagai macam reaksi yang diberikan, ada yang kecewa karena stok cogan yang masih single berkurang, ada yang bergosip bahwa dirinya dan Erlangga tidak cocok, ada juga yang heboh seperti salah satu temannya begitu mengetahui bahwa mereka berpacaran. Sana yang baru saja datang ke sekolah beberapa waktu yang lalu, langsung di cecar dengan berbagai macam perkataan
"What? lo kok ga bilang-bilang sih San,"
"Sumpah, gue masih ga percaya,"
"Siapapun tolong pukul tangan gue,"
"Demi apa sih, Sana gue ga mimpi kan,"
"Itu ga penting, yang penting pajak jadiannya," ujar Cindy berturut-turut
Mengingat kejadian itu, membuat Sana menjadi tersenyum, dan pada saat itu untuk mendiamkan mulut cerewet Cindy, Sana memutuskan mentraktir mereka makan di kantin, yang kata Cindy dianggap sebagai 'pajak jadian'. Saat ini, Sana sedang duduk santai di balkon kamarnya sambil mengingat kenangan-kenangan yang diciptakan bersama dengan Erlangga.
Sana tidak bersama Erlangga, mengingat Erlangga beberapa hari ini sibuk mempersiapkan diri untuk mencalonkan diri sebagai ketua OSIS di SMA Neozone. Saat sedang duduk di balkon kamarnya, Sana merasakan perasaan aneh yang akhir-akhir ini sering sekali terjadi. Akhir-akhir ini, selera makan sana sangat kurang, perasaan sedih yang terus-menerus tanpa sebab yang jelas, dan terkadang dia merasa sendirian padahal ditempat yang ramai. Tak sering pula dia menyakiti dirinya sendiri dan pemikiran untuk mengakhiri hidupnya pun terkadang datang dan hinggap di pikiran sana tanpa permisi sedikit pun. Itu sungguh menganggu buat Sana, dia berusaha untuk tetap berpikir positif bahwa dirinya baik-baik saja.
- To Be Continue -
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
anggita
Sma Neozone
2022-10-16
0