Episode 04

"Huaaam."Aruna bangun sambil menguap.

Setelah melalui malam yang begitu panjang di di dalam Mansion yang begitu mewah Aruna membuka matanya.

Badan nya masih terasa sedikit sakit akibat beberapa bekas pukulan di RSJ beberapa hari lalu.

Aruna turun dari kasur nya kemudian berjalan menuju kamar mandi.

Setelah beberapa menit Aruna pun selesai mandi.

"Astaga aku lupa baju? Apa yang harus aku kenakan?"Batin Aruna karena ia datang ke Mansion tampa membawa baju ganti kecuali gaun yang ia pakai dan juga baju dalam yang ia pakai untuk tidur tadi malam.

Aruna kembali duduk di tepi kasur nya sambil melirik setiap sudut ruangan di kamar itu.

"Bukan kah itu lemari pakaian?"Batin Aruna sambil berdiri kemudian melangkah kan kaki nya menuju lemari pakaian yang begitu besar itu.

Perlahan Aruna membuka lemari tersebut.

Namun yang ia temui hanyalah kemeja laki-laki yang ia tidak tau itu kemeja siapa.

"Astaga,kemeja ini besar sekali."Ucap Aruna kebingungan.

Namun karena tidak ada pilihan lain Aruna pun memilih untuk mengambil satu kemeja berwarna hitam dan mengenakan nya.

tubuh mungil itu sangat terlihat lucu dengan kemeja yang besar dan labuh.

"Aishh, benar-benar menyebalkan."Batin Aruna kemudian berjalan menuju pintu keluar kamar nya.

Aruna melangkah kan kaki nya menuruni tangga ke lantai bawah karena ia tidak terbiasa memakai lift.

"Padahal tadi malam aku sudah makan begitu banyak,tapi kenapa pagi ini masih merasa sangat lapar?"Ucap Aruna sambil memegang perutnya.

Aruna pun berjalan menuju ruang makan mansion.

Ternyata di sana sudah ada Davin yang duduk sambil meminum segelas kopi.

"Selamat pagi."Basa-basi Aruna kepada Davin.

Aruna tidak tau Davin tidur di mana tadi malam,yang jelas Davin tidaklah tidur dengan nya.

"Pagi."Jawab Davin singkat, sambil melirik Aruna yang sedang memakai kemeja.

Davin seperti nya tidak mempermasalahkan hal itu, namun apakah itu benar kemeja Davin atau bukan?

next

"Apakah aku boleh duduk di sini?"Tanya Aruna.

"Duduk lah."Jawab Davin lagi.

Aruna pun duduk di kursi tersebut.

"Makan lah sarapan mu."Ucap Davin lagi.

"Iya setidaknya aku mati dalam keadaan kenyang."Ucap Aruna tampa menoleh ke arah Davin.

Namun tiba-tiba Davin berdiri dari duduknya kemudian mendekati Aruna.

Aruna dan Davin tadinya berjarak beberapa kursi.

"A-apa?"Tanya Aruna yang tentunya takut ia akan di bunuh secepat itu oleh Davin.

David mengeluarkan secarik kertas dari dalam saku baju nya.

"Ini nomer ku,jika kau membutuhkan sesuatu telpon saja, dan ini ATM untuk mu beli lah baju yang baru, pin nya ada di kertas nomer itu."Ucap Davin kemudian berbalik ingin melangkah pergi.

"Terima kasih."Ucap Aruna, yang hati nya tiba-tiba berdegup kencang karena baru kali ini ada laki-laki yang peduli terhadap dirinya.

Davin memberhentikan langkah nya kemudian menoleh kembali ke arah Aruna.

"Oh iya, jangan bicarakan tentang mati di hadapan ku."Ucap Davin kemudian berjalan pergi meninggalkan Aruna.

Aruna semakin di buat kebingungan oleh keluarga itu,bukan kah menang benar ia akan di jadikan tumbal saja? Lalu mengapa Davin tidak suka dengan ucapan mati.

"Ah, sudah lah,mau mati atau tidak yang penting aku bersenang-senang Dulu, mumpung sekarang masih punya sedikit nyawa."Ucap Aruna kemudian memakan makanan nya.

Aruna pun menghabiskan sarapan nya kemudian kembali berjalan menuju kamar.

Setelah tiba di kamar ia pun mengambil ponsel nya kemudian menelpon seseorang.

Call onn

"Hallo."Ucap seseorang di sebrang telpon.

"Hallo,Rumi apakah kau ada waktu bertemu dengan ku hari ini?"Tanya Aruna kepada seseorang di sebrang telpon yang ia panggil Rumi tersebut.

"Aruna, apakah ini kau? Astaga aku sangat merindukanmu mari bertemu di cafe biasa."Ucap Rumi dengan nada yang sangat bahagia.

Arumi,dia adalah sahabat baik Aruna yang biasa di panggil Rumi oleh Aruna, mereka sudah bersahabat selama lima tahun dan akhir-akhir ini mereka jarang berkomunikasi karena kesibukan masing-masing.

"Ah baik lah kalau begitu aku berangkat sekarang."Ucap Aruna kemudian mematikan telepon secara sepihak.

call off.

"Astaga anak itu, selalu saja terburu-buru."Ucap Rumi kemudian berjalan mengambil jaket nya.

Sementara itu Aruna.

"Astaga aku lupa, apakah aku akan pergi ke cafe dengan pakaian seperti ini?"Ucap Aruna memegang kemeja yang ia pakai.

Namun karena ia sudah tidak tau memakai apa lagi Aruna pun akhirnya memutuskan untuk keluar dengan mengunakan pakaian tersebut ia juga sudah sangat merindukan Rumi sahabat nya dan ia juga tidak ingin Rumi menunggu nya terlalu lama.

Tiga puluh menit berlalu kini Aruna telah tiba di cafe di mana tempat itu adalah tempat biasa ia bertemu dengan Rumi.

Aruna pun melangkah kan kaki nya masuk ke dalam cafe tersebut, dan ternyata Rumi telah menunggu nya di dalam dan juga memesan minuman.

"Rumi."Pangil Aruna tidak sabar untuk memeluk sang sahabat.

"Runa!"Pangil Rumi berdiri dari duduknya kemudian memeluk Aruna.

"Aku merindukan mu."Ucap Aruna memeluk erat Rumi

"Dari mana saja kau dua bulan ini sudah melupakan aku ya?"Tanya Rumi melepaskan pelukan nya.

"Aishh mana mungkin."Ucap Aruna dengan nada sedih.

"Ada apa dengan mu? Pakaian mu mengapa seperti itu? itu bekas lebam apa di paha mu?"Tanya Rumi melihat paha Aruna.

Aruna terdiam ia bingung harus menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya atau tidak.

"Hey, mengapa kau diam?"Tanya Rumi mengibas tangan nya ke wajah Aruna.

"Ah,em iya duduk lah dulu."Ucap Aruna tersenyum hambar.

"Cerita kan pada ku apa yang terjadi?"Tanya Rumi mulai curiga dan menebak-nebak jika Aruna jadi korban KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) oleh Tony suaminya.

Aruna pun mulai membuka mulutnya kemudian perlahan menjelaskan secara detail apa yang terjadi dengan dirinya dalam dua bulan terakhir mulai dari awal hingga akhir dirinya di masukan di RSJ.

"Astaga! Keterlaluan! Laki-laki bajingan! Aku sudah menduga jika laki-laki itu lama-lama akan berbuat hal keji padamu,dari awal aku sudah tidak setuju dia menikah dengan mu mari kita temui mereka dan balas dendam beraninya dia membuat sahabat ku terluka!"Ucap Rumi dengan emosi yang meluap.

Aruna menahan tangan Rumi kemudian kembali meluk Rumi.

"Sudah lah, lupakan saja,aku tidak ingin kau berurusan dengan laki-laki bajingan itu,aku tidak ingin membuat mu masuk dalam kesulitan aku sudah memiliki cara untuk membalas dendam ku sendiri."Ucap Aruna lagi.

"Benar begitu?"Tanya Rumi melepaskan pelukan Aruna dan menatap dalam mata sang sahabat.

Aruna tersenyum dan mengangguk ia tau sahabat nya itu sangat menyayangi dirinya begitu juga sebaliknya ia juga menyayangi Rumi.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

lovely

lovely

ngos2an bacanya 🥴🥺

2022-06-16

0

Rei

Rei

bener banget Aruna sebelum mati puas²in dulu😭😭😭

2022-06-15

0

Julio Stevaning

Julio Stevaning

sulit banget ya hidup Aruna

2022-06-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!