Episode 05

"Baik lah aku percaya jika kau bisa menyelesaikan masalah mu,tapi ingat jika mereka berani melukai mu lagi maka lebih baik mereka mati di tangan ku."Ucap Rumi sambil mengepal kedua tangan nya menahan emosi.

Aruna mengganguk kan kepala nya sambil tersenyum agar Rumi yakin ia baik-baik saja.

Mereka pun kembali duduk kemudian meminum minuman yang telah di pesan oleh Rumi.

"Habis ini mau ikut aku soping?"Tanya Aruna kepada Rumi.

"Hah? Soping? Apa kau gila? Kau itu sedang berduka jangan menutupi luka itu dengan cara menghibur ku dan menghabiskan uang mu, gunakan uang mu dengan sangat baik."Ucap Rumi yang belum tau jika Aruna sudah menikah dengan Davin Winston.

"Kau tidak perlu mencemaskan soal uang, aku bahkan sekarang sudah menikah dengan tuan muda keluarga Winston."Ucap Aruna terus tersenyum berpura-pura bahwa ia baik-baik saja.

"Apa? tuan muda keluarga Winston?"Ucap Rumi hampir tersedak minuman yang ia minum.

"Iya."Jawab Aruna lagi.

"Astaga,apa kau bodoh?Apa kau tidak tau rumor yang tersebar tentang keluarga Winston?"Tanya Rumi memegang tangan Aruna.

"Iya aku tau,apa kau juga yakin dengan Rumor itu?"Tanya Aruna kepada Rumi.

"Ya, bagaimana tidak, sebaiknya kau cepat bercerai dari laki-laki itu aku tidak ingin kehilanganmu."Ucap Rumi dengan raut wajah yang khawatir.

"Sudah lah, serah kan semua pada takdir, kau jangan terlalu memikirkan nya."Ucap Aruna masih berpura-pura bahwa dirinya baik-baik saja.

Jujur di lubuk hatinya yang paling dalam Aruna sangat cemas akan kutukan kematian itu.

"Kau ini, tidak bisa sekali saja mendengar kan ucapan ku?" Ucap Rumi lagi.

"Sudah-sudah, ayo soping."Ucap Aruna menarik tangan Rumi untuk berdiri dari duduknya dan ikut dengan nya ke mall.

Rumi pun pasrah dengan apa yang di lakukan Aruna sejujurnya ia sangat ingin melihat Aruna hidup bahagia, karena selama ini dia tidak pernah melihat Aruna bahagia di karenakan keluarga Aruna yabg kejam.

Setelah membayar uang minuman mereka pun keluar dari cafe tersebut, karena posisi cafe dan mall itu berdampingan mereka tidak pernah naik taxi cukup berlari kecil saja mereka juga sudah sampai di mall tersebut.

Brukhh (Angap saja suara tabrakan.)

"Ah,Leguh wanita yang tampa sengaja tersenggol oleh Aruna.

"Aruna? Apa yang kau lakukan di sini? Dan bagaimana mungkin kau bisa keluar dari rumah sakit jiwa itu? Apa kau kabur?"Ucap laki-laki yang berada di samping perempuan tadi yang ternyata adalah Tony dan perempuan yang tersengol Aruna itu adalah Hana.

"Iya apa kau kabur dari RSJ ? Mengapa apa kau ingin merusak kebahagiaan kami lagi? Mengapa? Mengapa kau tidak bisa merelakan kebahagiaan kami?"Ucap Hana memelototi Aruna.

Palak...plak... dua tamparan keras mendarat di kedua pipi Hana.

"Ahh."Jerit Hana memegang pipinya yang kini terasa sakit dan memanas akibat tamparan dari Aruna.

"Kau!Kau menampar ku!"Ucap Hana menujuk Aruna.

"Mengapa tidak, bukan kah wajah mu itu pantas untuk di tampar?"Ucap Aruna sambil menjentikkan kuku nya.

"Bajingan bisa kah kau bicara lebih sopan kepadanya nya?"Ucap Tony kepada Aruna.

Plak sebuah tamparan keras kini mendarat di pipi Tony.

"Apa kau gila?"Ucap Tony memelototi Rumi.

Ya, yang menampar Tony adalah Rumi.

"Kau yang gila aku bahkan tidak pernah menyangka jika kau adalah bajingan keparat yang telah membuat sahabat ku menderita!"Ucap Rumi dengan emosi nya.

Tidak peduli begitu banyak orang yang melirik mereka di depan mall tersebut mereka terus saja bertengkar.

"Kakak, sebaiknya kau jangan bangga dulu,aku sudah tau bagaimana kau bisa keluar dari RSJ itu, seharusnya kau berterima kasih kepada ku, aku lah yang membujuk papa untuk membantu mu keluar dari sana."Ucap Hana sambil terkekeh.

"Berterima kasih padamu? Yang benar saja."Ucap Aruna malas.

"Apa kau tidak percaya? Dengar kan, aku bilang kepada papa jika hidup mu tidak lah terlalu berarti, jadi aku meminta agar papa menjadikan mu tumbal keluarga Winston lumayan untuk membahagiakan keluarga kami."Ucap Hana lagi.

Aruna terdiam bahkan papa nya juga tau tentang kutukan keluarga Winston, tapi mengapa papa nya tetap mengorbankan dirinya.

"Mengapa kau diam?Apa kau sudah tidak ada kata-kata untuk melawan ku wahai kakak? Dan satu lagi,papa juga mengatakan jika ia tidak peduli bahkan jika kau mati sekalipun."Ucap Hana kembali tertawa renyah.

Aruna membalikan badan nya ia tidak tahan dengan ucapan Hana yang sangat menyakiti hati nya perlahan bulir bening itu kembali turun dari kelopak mata indah nya.

Namun tiba-tiba saja Rumi mengeluarkan sebotol minuman soda dari dalam tas nya kemudian menyiram minuman tersebut ke wajah Hana.

"Hey apa kau gila!?"Bentak Hana sambil mengusap wajah nya yang basah akan minuman soda tersebut.

"Kau yang gila, sudah merebut suami kakak mu sendiri! Tapi kau masih belum puas menganggu hidup nya ! Sudah lah Aruna, ayo kita berbelanja, jangan hiraukan kedua sampah ini!"Ucap Rumi sambil memegang tangan Aruna.

"Rumi, kau jangan lupa jika sekarang kau masih bekerja di perusahaan kami."Ucap Hana kepada Arumi.

"Apa kau pikir aku peduli, bahkan aku akan segera keluar dari perusahaan itu!"Ucap Rumi kemudian menarik tangan Aruna meningal kan Tony dan Hana.

Tony dan Hana hanya bisa marah dan kesal akan apa yang di lakukan oleh Rumi yang membela Aruna.

Sementara itu, Aruna dan Rumi yang awalnya ingin ke mall malah pergi menuju Bar dan meminum minuman keras begitu banyak sehingga mereka mabuk.

"Rumi,maaf kan aku karena aku kau jadi kehilangan pekerjaan mu."Ucap Aruna masih separuh sadar.

"Kondisi keluarga ku memang sedang tidak baik-baik saja sekarang, namun kau adalah sahabat baik ku."Ucap Rumi yang juga dalam kondisi mabuk.

Mereka terus minum dan minum, minuman keras.

Tiba-tiba, ponsel Aruna berdering menandakan bahwa ada telpon masuk.

Dengan kondisi mabuk Aruna mengambil ponsel nya yang berada di atas meja bar kemudian mengangkat telpon tersebut.

"Hallo."Ucap Aruna sambil menempelkan ponsel tersebut ke kuping nya.

"Di mana kau?"Ucapan laki-laki di sebrang telpon.

"Di mana aku? Emmm aku di mana? Rumi kita di mana ?"Racau Aruna.

"Hey laki-laki yang ada di dalam telpon kami berdua berada di bar **** kemari lah jika ingin menemani." Racau Rumi sambil terus meminum semua isi gelas nya.

"Kau siapa?"Tanya laki-laki tersebut.

Namun tiba-tiba saja telpon itu jatuh ke bawah karena Aruna kini semakin mabuk.

"Hallo,hallo!"Ucapan laki-laki tersebut.

Namun tidak ada jawaban, kecuali suara laki-laki lain yang berusaha menggoda Aruna dan Rumi.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Rei

Rei

mulai suka sama ceritanya

2022-06-15

0

ria aja

ria aja

ga habis pkir dgn semiax.knp ga ad satupun kluarga yg peduli

2022-05-08

3

Yuni Sapitri

Yuni Sapitri

Next thor

2022-05-06

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!