Chapter 3 Teman baru

Siapa yang tak akan tergiur dengan perlakuan khusus seperti itu?. Namun sayangnya, beasiswa hanya menjadi angan-angan semata. Tak mudah untuk mendapatkan beasiswa akibat syarat yang sedemikian susahnya. Terakhir kali seseorang meraih beasiswa, sekitar lima tahun yang lalu.

"Sekian pidato yang saya sampaikan. Silahkan masuk ke kelas masing-masing untuk melanjutkan ospek" Aiden melepas mic dari genggamannya, turun dari mimbar lalu berjalan menghilang di atas panggung, ia pergi tanpa salam perpisahan.

***

Kelas 1 - A. Kelas unggulan yang terdiri oleh murid-murid hebat dan murid pilihan. Hanya mereka yang memiliki kemampuan dapat memasuki kelas ini.

"Lalu mengapa sekarang aku malah terdampar di kelas super elite ini" gumam Rumi dengan ekspresi kosong. Tak sekalipun di bayangannya untuk masuk kelas ini.

Ia duduk di barisan terakhir di tembok kiri sebelah jendela. Sampai sekarang ia belum juga mendapatkan teman, bahkan teman sebangku pun tak ada. Rumi tak dihiasi barang-barang mewah di tubuhnya, pakaiannya juga terlihat lusuh. Jika dibandingkan dengan murid di kelasnya, mereka menggunakan barang branded serta perhiasan mahal. Wajar jika kalangan sosialita seperti mereka ogah menjalin hubungan dengan orang yang nampak biasa-biasa saja seperti Rumi.

Perempuan rambut sepunggung itu mendengus "Cih, aku juga tak mau berteman dengan anak manja seperti kalian" ia muak dengan tatapan sinis yang terus di hujamkan padanya.

"Anu. Permisi, apakah kursi di sebelah mu kosong?".

Ia sedang menatap langit lewat jendela sambil menopang dagu "Itu kosong. Duduk saja" timbalnya tanpa menengok.

"Terimakasih" terdengar suara geseran kursi untuk diduduki.

Akhirnya, kursi itu pun bertemu dengan pemiliknya. Tanpa menoleh pun, Rumi sudah tahu bahwa orang asing yang duduk di sampingnya adalah perempuan. Suaranya lembut, sudah jelas kan perempuan.

"Halo, aku Elina" sapa teman sebangku.

Rumi tak menyahut, ia terus mempertahankan posisi awalnya yaitu menatap jendela tanpa menghiraukan sapaan teman semejanya. Dia juga tak berniat berkenalan. Satu hal yang pasti, teman sebangku nya ini sangat cerewet. Ia terus berbicara tanpa jeda. Ia bercerita tentang hal-hal random mengenai dirinya. Rumi awalnya bersikukuh ingin mengabaikan akhirnya menyerah. Gendang telinga rasanya mau pecah saking banyak cakap si Elina ini.

Ia membalikkan badan dan melihat perempuan berambut kepang dua merah maroon yang merupakan teman sebangkunya sekaligus pengganggu ketenangan nya "Heh sial, ngomong apa sih dari tadi. Cerewet banget bangs*t" Cercanya dengan ekspresi kesal.

Elina tercengang kaget dengan mulut yang sedikit menganga. Sedetik kemudian terlihat ekspresi bersalah bercampur kecewa dari wajah mungilnya. Ia menunduk menatap roknya "Ma-maaf, Aku cuman ingin akrab" lirih Elina, tak berani melihat langsung wajah Rumi.

Sekarang Rumi merasa tak enak hati. Padahal perempuan berpupil merah bagai cherry itu hanya ingin berteman dengan nya. Tapi ia malah memaki nya. Ia berdecak "Baiklah, terserah kau saja".

Elina sigap tersenyum lebar menatap Rumi "Benarkah, terimakasih. Kalau boleh tahu, namamu siapa?"

"Ternyata kau ngomong panjang lebar pada ku tapi tak tahu siapa namaku?" Rumi mulai kesal.

"Maaf, aku lupa tanya".

Ia tersenyum "Bahlul kau".

Mereka akhirnya berbincang-bincang. Elina menghujamkan beberapa pertanyaan yang dijawab seadanya oleh Rumi. Dia diam-diam melihat Elina dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Jujur, Elina itu cupu.

Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 Sekolah Baru
3 chapter 2 Aiden Dhirendra
4 Chapter 3 Teman baru
5 Chapter 4 Lukisan Aneh
6 Chapter 5 permintaan
7 Chapter 6 Beasiswa itu?
8 Chapter 7 Dipaksa?
9 Chapter 8 Plot Twist
10 Chapter 9 Lelaki asing
11 Chapter 10 hari pertama sekolah
12 Chapter 11 Pertemuannya
13 Chapter 12 Susu Coklat
14 Chapter 13 mimpi buruk
15 Chapter 14 Lelah
16 Chapter 15 kenangan itu
17 Chapter 16 Rencana Cyara
18 Chapter 17 Marahan
19 Chapter 18 Liam Giandra
20 Chapter 19 Elina Meninggal?
21 Chapter 20 Kebencian Mendalam
22 Chapter 21 Kehadiran Aiden
23 Chapter 22 Salep
24 Chapter 23 Pulang
25 Chapter 24 Menginap di rumah Aiden
26 Chapter 25 Elina
27 Chapter 26 Berbicara Empat Mata
28 Chapter 27 - Dasi
29 Chapter 28 - Yang Sebenarnya Terjadi
30 Chapter 29 - Rasa Sakit
31 Chapter 30 - Ancaman
32 Chapter 31 - Bunuh
33 Chapter 32 Hukuman
34 Chapter 33 Akhir Kisah Cyara
35 Chapter 34 Kebenaran
36 Chapter 35 Arka Naresh Wistara
37 Chapter 36 Pertemuan Pertama
38 Chapter 37 Lukisan
39 Chapter 38 Tindakan Diluar Batas
40 Chapter 39 Dasi
41 Chapter 40 Sifat Asli Aiden
42 Chapter 41 Kekecewaan Yang Mendalam
43 Chapter 42 Terlanjur Sakit Hati
44 Chapter 43 Kesedihan Liam
45 Chapter 44 Kesedihan Liam (2)
46 Chapter 45 You Are My Hero Now
47 Chapter 46 Piano
48 Chapter 47 Arka Hilang?
49 Chapter 48 Pesan Liam
50 Chapter 49 Rindu
51 Chapter 50 Toko Buku
52 Chapter 51 Teman SMP Elina
53 Chapter 52 Pertemuan Yang Tak Menyenangkan
54 Chapter 53 Rasa Putus Asa
55 Chapter 54 Penyelamat
56 Chapter 55 Rasa Iri dan Dengki Venya
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 Sekolah Baru
3
chapter 2 Aiden Dhirendra
4
Chapter 3 Teman baru
5
Chapter 4 Lukisan Aneh
6
Chapter 5 permintaan
7
Chapter 6 Beasiswa itu?
8
Chapter 7 Dipaksa?
9
Chapter 8 Plot Twist
10
Chapter 9 Lelaki asing
11
Chapter 10 hari pertama sekolah
12
Chapter 11 Pertemuannya
13
Chapter 12 Susu Coklat
14
Chapter 13 mimpi buruk
15
Chapter 14 Lelah
16
Chapter 15 kenangan itu
17
Chapter 16 Rencana Cyara
18
Chapter 17 Marahan
19
Chapter 18 Liam Giandra
20
Chapter 19 Elina Meninggal?
21
Chapter 20 Kebencian Mendalam
22
Chapter 21 Kehadiran Aiden
23
Chapter 22 Salep
24
Chapter 23 Pulang
25
Chapter 24 Menginap di rumah Aiden
26
Chapter 25 Elina
27
Chapter 26 Berbicara Empat Mata
28
Chapter 27 - Dasi
29
Chapter 28 - Yang Sebenarnya Terjadi
30
Chapter 29 - Rasa Sakit
31
Chapter 30 - Ancaman
32
Chapter 31 - Bunuh
33
Chapter 32 Hukuman
34
Chapter 33 Akhir Kisah Cyara
35
Chapter 34 Kebenaran
36
Chapter 35 Arka Naresh Wistara
37
Chapter 36 Pertemuan Pertama
38
Chapter 37 Lukisan
39
Chapter 38 Tindakan Diluar Batas
40
Chapter 39 Dasi
41
Chapter 40 Sifat Asli Aiden
42
Chapter 41 Kekecewaan Yang Mendalam
43
Chapter 42 Terlanjur Sakit Hati
44
Chapter 43 Kesedihan Liam
45
Chapter 44 Kesedihan Liam (2)
46
Chapter 45 You Are My Hero Now
47
Chapter 46 Piano
48
Chapter 47 Arka Hilang?
49
Chapter 48 Pesan Liam
50
Chapter 49 Rindu
51
Chapter 50 Toko Buku
52
Chapter 51 Teman SMP Elina
53
Chapter 52 Pertemuan Yang Tak Menyenangkan
54
Chapter 53 Rasa Putus Asa
55
Chapter 54 Penyelamat
56
Chapter 55 Rasa Iri dan Dengki Venya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!