"mas,aku mau pake motor ya,mau kerumah ibu sama amori." pamitku saat mas Danny keluar dari kamar mandi.
"aku anter ya fris,." sahut mas Danny
"gak usah mas,biar aku sama amori saja,ada yang mau aku bicarakan sama Winda." ujarku
"ya sudah, pulangnya jangan kesorean ya ."
" iya mas."
aku mengambil tas selempang kumasukan handphone ku dan menggendong amori kedepan .
ku lajukan motor membonceng amori di depan kerumah ibu.
sampai dirumah ibu warung ibu sedang ramai pembeli, jam segini emang banyak emak emak biasa belanja ke warung ibu.
aku memarkir motor di bawah pohon palem depan rumah,Winda keluar dari rumah dan menggendong amori .
"mbak amori kenapa gak dipakein jaket, nanti masuk angin." Winda menegurku
"iya win gak kepikiran,besok besok pasti pake jaket kalau mau naik motor." sahutku.
kami masuk kedalam, di meja ruang tengah winda sudah menyiapkan brownis kesukaan amori dan teh tarik buat kami berdua .
"warung lagi rame ya win,mbak bantuin ibu dulu ya baru kita ngobrol."
"iya mbak aku baru selesai beres beres ,tahu mbak mau kesini aku juga sudah masak buat makan siang kita nanti."sahut Winda
aku ke warung ibu ,,kasian ibu sendirian melayani pembeli.
"eh ada Friska , kapan Dateng fris." Bu Hesti menyapaku .
"barusan Bu ,,Oya mau beli apa Bu." tanyaku
"gula putih setengah kilo,kopi sebungkus sama rokok fris."
"bentar ya Bu." aku segera memasukan barang pesanan Bu Hesti,ibu melayani pembeli lainya.
"semua tiga puluh lima ribu Bu," ku sodorkan kantong kresek belanjaan ke Bu Hesti.
"ini uangnya fris."Bu Hesti memberikan uang dan mengambil belanjaan.
warung sudah sepi ibu duduk di kursi panjang sambil menyeruput teh di gelas besar.
"amori mana fris,"
"di dalam sama Winda Bu." aku kedalam dulu ya Bu ." pamit ku ke ibu.
"iya fris,ini brownis bawa masuk aja buat amori." ibu menyodorkan toples berisi brownis.
"di dalam sudah ada Bu tadi Winda dah keluarin buat amori.
"oh ya sudah."
"mbak mau usaha jualan baju.' tanya Winda
"iya win habis mau usaha apa." sahutku
"aku pernah browsing mbak ada grosir baju murah dan bagus bagus,,dijakarta nanti mbak kesana dulu nego harga terus beli,nah untuk pembelian berikutnya nanti bisa cod ,barang sampai baru mbak transfer." semangat sekali Winda menjelaskan .
"bagus itu win,besok kamu temenin mbak cari kontrakan ruko ya,terus kita kejakarta belanja baju." ujarku penuh semangat.
"iya mbak,oh iya Gimana kabar madu mu."
"makin ngelunjak win,apalagi ibu selalu membela dia."jawabku.
"aku heran deh mbak Winda mau terima hidup di madu." ucapan Winda menyentil perasaanku.
"gak papa win,mbak kasian sama amori masih kecil kalau aku dan mas Danny harus berpisah."
"iya aku paham mbak,tapi apa mas Danny gak punya fikiran cari kontrakan rumah kek buat istri mudanya,biar gak nyampur sama mbak." sungut Winda jengkel.
"tenang win,pelan pelan aku akan membuat Siska gak betah tinggal bersamaku dan keluar dari rumah ku,untuk saat ini biarlah aku jalani hidup seperti ini,toh mas Danny masih menyayangi kami ." aku berusaha menenangkan hati Winda .
jam empat sore aku pamitan pulang sama ibu dan Winda,membonceng amori.
pintu rumah terbuka aku mengucap salam,ada ibu sama Siska diruang tengah,,kulihat Siska lagi tiduran di sofa panjang kepalanya diatas paha ibu.
hemm...pemandangan yang manis.
"dari mana fris," ibu menegurku.
"dari rumah ibu ku Bu." aku berjalan masuk kamar, ."
" ya begitulah Bu,tiap hari kerjanya keluyuran suami gak diurus." Siska ngomongin aku sama ibu,suaranya sengaja di kerasin biar terdengar olehku.
aku keluar kamar menggandeng amori,dan duduk di kursi di hadapan ibu.
"kamu ngomongin aku ." ku tatap tajam wajah Siska yang sudah duduk disamping ibu.
"iya lah siapa lagi," sahut Siska sinis
"aku pergi sudah masak dan mencuci pakaian K mas Danny dan amori,terus kamu ngapain aja dirumah, hah..!."
"aku lagi hamil dan gak boleh kerja berat ,ibu aja melarangku kerja berat takut kenapa Napa." jawab Siska manja .
"apa benar ibu melarang Siska mengerjakan pekerjaan rumah Bu." perasaan aku dulu hamil gak begitu amat lebay nya.
"kamu harus maklum lah fris,Siska masih hamil muda jalan tiga bulan,kandungannya lemah dan dokter menyarankan dia harus banyak istirahat gak boleh kerja berat." ibu membela Siska .
"setidaknya tahu diri sedikit dong,dia itu numpang disini, masih untung aku mau ngasih tumpangan buat dia." kutunjuk muka nya Siska.
"Friska denger ya,kamu tidak berhak sepenuhnya atas rumah ini,karena tanah yang kamu bangun rumah ini tanah warisan yang aku berikan ke Danny." suara ibu mulai tinggi.
"Danny Kam suamiku Bu dan kami menikah resmi,jadi rumah dan tang ini milik aku dan mas Danny." sahutku .
"kalau kamu minta Siska keluar dari rumah ini,kamu harus bayar tanah yang ibu kasih ke Danny,dulu aja sudah ditawar dua ratus juta sebalum ada bangunan rumah ini,sekarang tentu harganya naik."
ya Allah tega sekali ibu bicara seperti itu padaku mantu pertamanya, kenapa ibu membela Siska mati Matian,ada apa sebenarnya .
Siska senyum senyum merasa puas ibu memarahi ku.
awas Kamu Siska akan aku balas apa yang sudah kamu lakukan terhadapku.
"sudah lah Bu,aku gak mau berdebat." ku gendong amori ke kamar dan memandikanya
pintu kamar terbuka mas Danny masuk,aku yang sedang memakaikan baju amori sengaja gak menoleh ke arahnya. hatiku terkoyak sakit sekali.
"fris,kamu kenapa ribut sama ibu." tanya mas Danny.
aku masih diam tak menanggapi.
"fris,aku minta kamu bisa sabar sama Siska,dia sedang mengandung anaku." pinta mas Danny.
"kenapa aku yang harus sabar dan mengalah mas,kenapa kamu dan ibu gak bisa meminta ke Siska untuk bisa mengerti posisi siska disini . cecarku .
"kamu menikahi Siska tanpa meminta ijin denganku,ya aku tau kamu dipaksa menikah waktu itu,tapi apa kamu kepikiran untuk meminta ijin padaku mas,menghargai aku sebagai istri pertama kamu
?' dan satu lagi apa susahnya kamu mencarikan kontrakan buat Siska tinggal." gak kuasa air mata jatuh membanjiri pipiku.
"waktu aku menikah orang tua Siska menitipkan Siska ke aku dan ibu agar dijaga dengan baik, jangan diperlakukan seperti pembantu dan harus tinggal bersamamu,mereka selalu mengontrol dengan menghubungi Siska setiap hari,dan jika ada yang menyakiti Siska kakak laki laki nya mengancam akan memukuli ku fris. mas Danny memberi penjelasan.
"jadi kamu takut sama ancaman kakak nya Siska mas," tanyaku lagi.
"kakak nya Siska preman fris,di takuti di desa nya ,aku gak mau jika dia Sampai menyuruh anak buahnya untuk memukuli ku." ujar mas Danny .
seperti rencana ku kemarin hari ini aku dan Winda boncengan motor mencari ruko untuk usaha ku jualan baju.
kami menuju ke kota kecamatan yang jaraknya hanya sepuluh menit dari rumah kami.
setelah keliling keliling akhirnya kami mendapatkan ruko yang letaknya gak jauh dari mall satu satu nya dikora kami.
setelah tawar menawar dengan pemilik ruko,akhirnya disepakati harga sewa nya sepuluh juta per tahun.
aku segera membayar dengan mentransfer menggunakan m- banking,dan pemilik ruko memberikan kuitansi padaku berikut kunci rolling door ruko.
aku segera membuka gembok pintu ruko,debu lumayan banyak menempel dimana mana,aku menyuruh Winda membeli sapu,ember,pel lantai dan pengharum ruangan.
dengan semangat aku dan Winda membersihkan ruko,dan sekarang ruko sudah bersih dan wangi begitu pula dengan kamar mandinya.
"Alhamdulillah ya win,akhirnya beres juga kerjaan kita." ujarku sambil duduk dilantai beralas karpet yang baru saja aku beli.
"iya mbak,ruko ini gak terlalu besar tapi tempatnya strategis dekat pusat perbelanjaan,asal mbak bisa jual produk bagus dan harga murah dari tempat lain aku yakin deh toko baju mbak nanti akan banyak pembeli." ujar Winda antusias.
"iya win makasih masukanya, mbak tahu kamu pintar makanya mbak selalu minta pendapatmu." pujiku ke Winda.
"Oya,kapan mbak Friska mau belanja pakaian kejakarta."
"insyaallah Lusa ya win,kamu temani mbak kejakarta."sahutku.
"siap mbak, ." Winda meletakan telapak tangan ke pelipisnya ,aku terkekeh melihat tingkahnya.
hari sudah beranjak siang aku dan Winda pulang ke rumah ibu,karena tadi menitipkan amori dirumah ibu.
sampai dirumah ibu ada motor besar terparkir dihalaman depan rumah.
aku dan Winda masuk dan mengucap salam.
ibu dan tamu laki laki dihadapan ibu menjawab salam kami dan menoleh.
"itu Friska sudah pulang ." ibu menunjuk ke arahku.
"kamu,Hendri kan,"aku menyalami Hendri begitupun Winda dan kami duduk bergabung .
"iya fris,gimana kabarnya." sapa Hendri.
"baik hen,kamu dari mana atau sengaja datang kesini ." tanyaku.
"aku dari polres win bikin surat keterangan kelakuan baik,rencana nya mau berangkat lagi ke Taiwan,terus inget kamu mampir ke sini." ujar Hendri.
"oh gitu ,kapan berangkat nya hen." tanyaku.
"job Ku sudah ada sih,tinggal pengurusan visa." ujarnya
"nak Hendri ibu tinggal Dulu ya,friska sudah pulang silahkan ngobrol aja.,"
"iya Bu, makasih ."
Winda mengikuti ibu keluar katanya mau ambil amori di rumah mbak wanti,aku dan Hendri melanjutkan obrolan .
Hendri cerita banyak tentang pekerjaanya di pabrik Taiwan ,dia juga bilang bos nya yang menyuruh dia kembali bekerja disana.
"kata ibu mu kamu tinggal di desa bambu sari sama suami mu fris." Hendri mengambil gelas dan meminum teh suguhan ibu.
"iya aku tinggal disana,tadi aku sama adiku cari ruko buat di kontrak,rencananya sih mau usaha jualan baju hen." timpalku.
"bagus lah fris,enak usaha disini bisa Deket sama keluarga,dari pada kerja jauh keluar negri ."
ada suara motor berhenti diluar,aku melihat ke depan ternyata mas Danny yang datang.
"kamu sudah pulang fris,"mas Danny melepas sepatunya dan masuk kedalam.
"sudah mas,Oya kenalin hen ini suamiku mas Danny." aku menarik tangan mas Danny ke arah Hendri.
Hendri berdiri menyalami mas Danny, kulihat muka mas Danny masam dan gak menyapa Hendri.
kenapa dia ya apa cemburu melihat ada tamu laki laki kerumah ibu.
"amori mana fris," mas Danny menoleh ke arahku tak menghiraukan Hendri.
"dirumah mbak wanti sama Winda mas." jawabku.
"ya sudah aku ke rumah mbak wanti .".mas Danny keluar tanpa menyapa hendri lagi,aku gak enak hati dibuatnya,.
"fris aku pamit dulu ya,udah siang ." pamit Hendri,sepertinya dia gak enak melihat sikap mas Danny dingin.
"oh iya hen." hati hati dijalan ya ."
" ok , mana ibu mu fris aku mau pamit." ujarnya .
"ibu di warung tuh lagi melayani pembeli." aku menunjuk ke arah warung ibu.
Hendri berjalan menuju warung dan berpamitan dengan ibu.
aku masuk kedalam mengganti baju,,ke dapur mau menyiapkan makan siang.
"siapa orang yang tadi kesini fris.' aku menoleh,mas Danny berdiri di pintu dapur sambil menggendong amori.
"itu kawanku waktu di Taiwan,kami pulang bareng kemarin satu pesawat." jawabku .
"terus ngapain dia kesini ." tanya mas Danny lagi.
"mampir mas,dia dari polres terus mampir kesini." kenapa mas kamu cemburu ." aku menatap wajah mas Danny .
dia terlihat kaget dengan pertanyaanku.
"Enggak,cuma nanya aja." masih bisa ngeles dia ,aku tersenyum .
"aku aja gak pernah cemburu kamu sama Siska,ngapain kamu curiga dan cemburu sama kawanku ."
mas Danny diam dan me nurunkan amori dari gendonganya.
"amori mau pipis ya,."
"iya pa mau pipis ," jawab amori
"Ayuk papa anter ke kamar mandi." digandengnya amori kekamar mandi.
mas Danny dari dulu telaten sekali mengurus amori,masih ingat saat amori bayi jika tengah malam nangis mas Danny yang mengganti popok baru memberikan kepadaku untuk di susui .
sebenarnya dia suami yang baik dan tanggung jawab,andai aku tidak ninggalin dia keluar negri mungkin dia masih jadi miliku seutuhnya.
ah,,kenapa aku harus menyesali nya .
aku selesai masak dan meletakan di meja makan .
kami makan siang bersama,mas Danny juga makan di rumah ibu.
selesai makan siang mas Danny mengajaku pulang.
sampai dirumah ada tamu rupanya karena ada motor terparkir dihalaman .
aku dan mas Danny masuk,kudapati Siska sedang bersama seorang laki laki tinggi besar ngobrol di ruang tamu.
siska berdiri menghampiri mas Danny,,aku duduk di ruang tengah pengen tahu siapa tamunya.
"Sudah lama mas Andre ." suara mas Danny menyapa laki laki bernama Andre.
"belum dan baru sepuluh menit." suara laki laki itu berat dan terdengar seram,siapa dia ya bathin ku .
"perempuan tadi itu istri pertama mu dan." kembali kudengar suara bariton dari laki laki bernama Andre.
deg, kenapa ya dia nanyain aku,apa jangan jangan itu kakak nya Siska ,amori turun dari pangkuanku dan menhambur ke papa nya.
"iya mas itu Friska istri pertama ku." mas Danny memanggilku dai ruang tamu.
"fris,sini kenalan sama mas Andre kakak nya Siska." panggil mas Danny.
bener dugaan ku, aku mendekat ke ruang tamu,menyalami kakak nya Siska.
"Friska." aku mengulurkan tangan.
"Hem,aku Andrew ,,bagus nama mu Friska dan adiku Siska,hampir mirip mungkin kalian berjodoh jadi madu ." ujar Andre terkekeh .
kulihat wajah Siska cemberut,lagian gila apa kalau aku berjodoh sama Siska jadi istrinya mas Danny,yang ada musibah .
geram sekali aku mendengarnya.
"duduk fris ,kita ngobrol ngobrol dulu." ajak mas Andre .
aku duduk di samping mas Danny .
"maafin Siska ya fris kalau sifatnya masih ke kanak Kanakan, maklumlah dia anak bungsu dan perempuan satu satunya,biasa di manja." ujar mas Andre sambil menggusuk sisa rokoknya ke asbak.
"Hem..sekarang kan Siska sudah bersuami dan sebentar lagi mau jadi ibu,saya rasa harus mulai belajar bersikap dewasa." timpalku .
"iya betul,makanya kamu ajari dia biar bisa bersikap dewasa dan gak manja lagi." sahut Andre enteng .
lah dia siapa kenapa aku yang harus ngajarin dia. huf, lihat muka nya aja nyolot.
"gak perlu di ajari mas asalkan punya niat mau berubah pasti bisa ."
"itu sis dengerin omongan mbak Friska,
dia yang sudah pengalaman berumah tangga kamu harus belajar dari dia." mas Andre menoleh ke arah Siska yang masam mukanya.
"mas Andre apaan sih,aku ya aku jangan di samain sama dia." Siska meruncingkan bibirnya ke arah ku.
"amori kita bobo yuk,aku berusaha cari alasan untuk gak ikut bergabung bersama mereka.
"iya mama,minum susu."
"Ayuk kita bikin susu terus bobo ya.,"aku mengambil amori dan membawanya masuk ke kamar .
gak lama mas Andre pamitan pulang .
••••••••••••••••
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments