...Ketika senyum mulai merka...
...Tiba-tiba dipaksa layu...
...Membuat hati ini sakit dan perih...
...Diriku terlempar......
...Kedasar lembah yang dalam...
...Bisakah aku bangkit !!...
...Sedang penopangku Kau ambil....
...(Panji Sky Al-fatih)...
...----------------...
Kesibukan Panji semakin padat dan tak terasa pernikahan Panji dan Amira dua minggu lagi.
Rencananya hari ini Panji dan Amira akan Fitting baju dibutiq Mamah Panji sendiri. Karena semuanya sudah dirancang khusus oleh Mamah tercinta Panji.
Dengan senang hati Panji menjemput Amira ke kantor dimana tempat Amira bekerja. Panji menarik bibirnya kesamping dimana ketikaPanji melihat Amira keluar dari perusahan berjalan kearahnya.
Panji sedikit merasa ada yang aneh melihat wajah pucat Amira.
Apa Amira sakit,
Batin Panji. Jika saja Amira sudah sah menjadi istri Panji. Panji tak akan membiarkan Amira bekerja sampai kelelahan.
"Maaf membuatmu lama menunggu.. "
"Tidak,aku baru datang. Ayo masuk"
Panji tersenyum pada Amira sambil membuka pintu mobil. Panji bahkan rela menunggu Amira sampai kapan pun, hanya untuk Amira.
Di sepanjang perjalanan mereka bercanda menceritakan hal-hal konyol, itulah cara mereka menjalin hubungan saling percaya, mendukung dan yang paling penting jangan terlalu posesif yang akan timbul perasaan tidak nyaman.
Panji memarkirkan mobilnya tepat didepan butiq sang Mamah. Panji melihat sang Mamah sudah ada didepan sana mungkin mau menyambut kedatangan Panji dan Amira.
"Assalamualaikum.. Mah. "
Ucap Panji dan Amira barengan sambil mencium punggung tangan Mamah Panji. Mamah Panji terlihat bahagia memeluk Amira dengan sayang lalu menggandengnya masuk kedalam sampai-sampai Panji, anaknya sendiri malah ditinggal.
Awas saja Mah, kalau Sky sudah menikah tidak akan Sky biarkan Mamah merebut Amira dari ku, batin Panji sambil melangkah masuk kedalam.
Dia, Panji Sky Al-fatih putra dari pasangan Andre dan Mawar. Orang-orang memanggil Panji dengan panggilan Panji. Sedangkan kedua orang tuanya memanggil Panji dengan panggilan Sky.
Karena kedua orang tua Panji menyukai kata Sky yang artinya, Sky itu bak langit yang hangat ketika siang, menjadi penenang ketika malam, dan menjadi peluk ketika hujan.
Intinya Panji adalah warna langit hati Mamah dan Papahny. Terkadang Panji tidak mau menjadi langit dalam keadaan mendung yang akan mengguyur bumi dan menahan aktivitas.
Tetapi, Papah Panji pernah bilang. Justru langit menjatuhkan hujan tampa Sky sadari Sky sudah menenggelamkan kerapuhan seseorang karna dibalik hujan orang bisa bersedih sepuasnya tampa takut orang lain tau.
Rasanya Panji tidak tahu jalan pikiran Mamah sama Papahnya. Tetapi, nama Sky nama panggilan kesayangan Mamah dan Papahnya.
Terkadang Panji juga ingin Amira memanggilnya dengan panggilan Sky supaya sama dengan Mamah Papahnya. Tapi Amira lebih suka memanggil Panji denga. sebutan Panji seperti yang lain.
"Sky sayang, cantik tidak! "
"Hey... Sky.. "
"Astagfirullah.. "
Panji terlonjat kaget mendengar teriakan sang Mamah tepat ditelinganya membuat telinga Panji sakit.
Deg....
Panji tertegun melihat ciptaan Allah yang begitu sempurna di tambah senyum manis nya membuat Panji ingin memeluknya.
Pletak...
"Awwss.. "
Panji meringis mendapat jitakan dari sang Mamah .
"Makannya jangan asal nyelonong, mau peluk anak orang. Belum sah. "
Panji mendengus kesal mendengar ocehan sang Mamah, tapi rasa kesal Panji hilang tetkala melibat tawa Amira. Rasanya ingin sekali Panji menarik Amira ke dalam pelukannya.
Panji menatap takjub pada kekasihnya yang sudah berganti baju pengantin yang lain, apa pun yang Amira pakai sangat cocok ditubuh rampingnya.
Sekarang giliran Panji memakai pakaian yang senada sama yang Amira pakai.
Belum sempat Panji mencobanya tiba-tiba ponselnya bergetar.
Panji melirik sekilas, ternyata Rafli yang meneleponnya. Panji mengacuhkan saja panggilan dari Rafli pokus pada baju yang akan Panji pakai.
Lama-lama Panji jadi kesal kembali tetkala Rafli terus menelepon. Dengan kesal Panji mengangkatnya dan ingin memaki sekertaris gak ada akhlak itu.
Belum sempat Panji berucap, Panji malah dibuat terkejut dengan apa yang Rafli bilang hingga telepon pun terputus.
Dengan cepat Panji keluar, Panji melihat sang Mamah dan Amira sedang menunggu,padahal akan langsung pemotretan tapi karena keadaan darurat dengan cepat Panji melangkah kearah sang Mamah.
" Mah Sky harus balik kekantor, Maafkan aku Amira nanti kamu pulang sama Mamahnya.. "
Sesudah mengucapkan itu Panji langsung melesat keluar tampa menunggu jawaban Mamah dan Amira.
Panji melajukan mobilnya dengan kecepataan penuh membelah jalan kota Bandung. Kurang lebih tiga puluh menit Panji sudah sampai di kantor dan langsung berlari kedalam gedung mencangkar langit.
Panji mendorong kasar pintu ruangan Khusus lalu langsung duduk dikursi yang sudah Rafli sediakan.
"Kenapa ini bisa terjadi, siapa yang berani membobol akses data perusahan kita. "
Umpat Panji kesal sambil menatap tajam layar komputer yang ada dihadapannya.
Mata dan kedua tangan Panji dari tadi terus bergerak mencoba menggagalkan akses yang akan mencuri data perusahaan.
Panji dan Rafli sedikit kewalahan dan Panji yakin orang yang ingin meretras data perusahaan buka orang lemah. Kardna Panji akui Panji sedikit kewalahan. Tetapi, Panji tetap berusaha, hingga tak terasa sudah hampir tiga jam Panji dan Rafli bisa mengatasinya membuat para tim bernafas dengan lega.
Tapi tidak dengan Panji dan Rafli yang saling pandang seolah ada kejanggalan dengan apa yang terjadi. Tampa disuruh Rafli sudah memerintahkan Tim untuk meninggalkan ruangan.
"Apa ini disengaja! "
"Tapi apa motif mereka ! "
Ucap Panji bingung sambil berpikir keras.
"Mereka sengaja menggretak kita supaya kita panik! Siapa mereka ? perasaan kita tidak punya musuh ! Kalau pamanmu tidak mungkin, Tunggu! kamu masih memakai baju pengantin. "
Ucapan Rafli sukses membuat Panji terkejut sambil melirik dirinya sendiri. Emang kenapa pakai baju pengantin, pikirk Panji bingung .
"Panji cepat hubungi Tante Mawar dan Amira.. "
"Kenapa harus menghubungi mereka! mereka kan lag.... Oh Sittt... "
Ucapt Panji ketika sadar akan sesuatu, dengan cepat Panji menghubungi nomor sang Mamah tapi sayang nomornya tidak aktif begitu juga nomor Amira. Entah kenapa membuat Panji takut.
"Panji kita harus kesana,,, "
Ucap Rafli sambil menarik tangan Panji membuat Panji terkejut. Tetapi Panji. tetap mengikuti langkah kaki Rafli hingga mereka sampai di Loby.
"Pakai mobilku.. "
Panji hanya menurut saja dengan cepat Rafli langsung menyalakan mobilnya. Sepanjang jalan Panji terus berpikir keras dengan rasa panik dan takut menghantuinya.
"Ah... sial...
Umpat Panji kesal karna terjegat macet total.
"Raf aku takut "
"Mudah-mudahan mereka baik-baik saja "
"Apa ada jalan pintas "
"Tidak ada ! tunggu.. "
Suara ambulan dan polisi melintas membuat Panji penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi hingga mengakibatkan macet begini.
Panji dan Rafli langsung keluar kare,na merasa penasaran hingga orang-orang pun berkerumun.
"Bu.. bukankah itu mobil tante Ma.. mawar! "
Deg...
Ucapan Rafli sukses membuat Panji terdiam dengan tatapan kosong melihat sebuah mobil BNW yang terguling Hingga mengakibatkan beberapa bagian mobil tak terbentuk lagi.
Dengan cepat Panji menerobos masuk kedalam jalur kuning membuat para polisi menghadangnya.
"Mohon ja... "
"Minggir brengsekk.. di dalam mobil itu ada Mamah dan calon istriku.. "
Entah setan apa yang masuk pada tubuh Panji membuat Panji mendorong para polisi yang berusaha mencegahnya.
Panji berlari tapi larinya seakan terkunci dengan cairan bening lolos begitu saja.
Dua wanita yang sangat Panji cintai melintas dihadapannya membuat dada Panji sesak dan perih. Tidak ada kata yang mewakili Panji selain tangisan sakit.
Dunia Panji seakan hancur menghempaskan dirinya kejurang kesakitan, rasanya Panji tak percaya dengan semua ini. Apa benar itu mereka! Tuhan beritahu aku kalau itu bukan mereka, orang yang sangat aku cintai. Kenapa semua harus terjadi padaku! Ini tidak mungkin! In.. ini bukam Mereka Ahhh...
Jerit batin Panji sakit.
.
.
.
Bersambung....
Gimana tegang gak???
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya
Like
Hadiah
Komen
Vote
Terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments