"Assalamualaikum.. Mamah.. "
Panji berteriak memanggil sang Mamah sambil berlari menerobos masuk kedalam rumah dengan nafas ngos-ngosan, mungkin karna Panji terlalu bersemangat memberi kabar gembira ini.
"Aduh dimana sih Mamah aku mau ngasih kabar gembira Mamahnya ko gak ada sih.. "
Gerutu Panji sambil mendudukan bokongnya diatas sopa. Panji lirik jam pergelangan tanganku 17:00, padahal sudah jam segitu harusnya sang mamah sudah pulang dari tadi, pikir Panji kecewa.
"Ada apa Den, teriak-teriak! "
"Astagfirullah... Bibi.. "
Panji terkejut, hampir saja ponsel yang Panji pegang terjatuh, Panji melotot melihat bi Marni dengan penampilan bak Zombi. Baju penuh tanah sampai kewajahnya. Apalagi tangannya yang sedang memegang parang seperti bi Marni habis membersihkan taman.
"Maaf, Den. "
Huh...
Panji membuang nafas pelan guna menormalkan keterkejutannya.
"Bibi kenapa kotor begitu, Mamah mana? "
"Oh itu, Ibu ada dibelakang sedang menanam bunga "
Mendengar ucapan bi Marni membuat Panji langsung berlari kebelakang. Panji tersenyum melihat sang Mamah begitu sibuk menanam bunga dengan muka yang penuh dengan tanah. Keringat bercucuran membasahi pelipis Mamah membuat Panji tidak tega membiarkan sang Mamah bekerja sendiri.
Cup...
"Boleh Sky bantu Mah."
"Astagfirullah... Skyyy... "
Bukk..
Mamah Panji terlonjat kaget dengan kedatangan Panji tiba-tiba. Dengan spontan mamah Panji melempar pot tepat mengenai kepala Panji. Membuat Panji langsung gerjatuh.
"Aduh Mamah kenapa Sky dilempar.. "
Gerutu Panji cemberut sambil mengusap-usap kepalanya.
"Aduh Sky maafin Mamah, habis sih kenapa kamu ngagetin Mamah sampai cium segala "
Pletak...
Sumpah deh demi apapun punya Mamah begini amat, katanya minta Maaf tapi ujung-ujungnya tetap aku yang salah, batin Panji kesal.
"Sakit Mamah, kenapa aku malah dipukul lihat nih, baju Sky jadi kotor semua."
Panji mendengus kesal, sedangkan sang Mamah hanya cengengesan saja.
"Atuh gak papah, sekalian nih bantu Mamah. "
Panji mengangguk saja dari pada protes yang ada Mamah pasti ngomel.
Panji mengambil pot bunga yang masih kosong ditangan sang Mamah untuk Panji isi dengan tanah yang tadi sudah sang Mamah campur dengan pupuk, mungkin supaya hasil tanaman bunganya bagus.
Panji melakukan apa yang sang Mamah perintahkan.
Tak terasa waktu sudah memasuki magrib. Panji segera membersihkan badannya yang kotor dan bau keringat. Panji merentangkan sajadah guna melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim. Sesudah sholat tak lupa Panji membaca Al-quraan sebentar hingga suara ketrokan pintu membuat Panji memberhentikan bacaannya.
Cklek...
"Maaf Den, kata ibu makan malam dulu.. "
"Iya, Sky ganti baju dulu.. "
Jawab Sky, membuat bi Marni mengangguk, Panji langsung mengganti baju koko dengan kaos oblong dan sarung dengan celana pendek.
Panji tersenyum sambil menuruni satu persatu anak tangga. Rasanya Panji tidak sabar memberi kabar bahagia kepada Papah dan Mamahnya.
Apa lagi Amira sudah dekat dengan kedua orang tua Panji. Sikap Amira yang sederhana, walaupun Amira terlahir dari keluarga kaya membuat Mamah Panji menyukainya. Apalagi tutur katanya yang sangat sopan.
Siapa yang tidak tau keluarga Mahardika bahkan Papah Panji juga cukup dekat dengan Om Andi, ayah Amira. Mereka juga terikat kerja sama dalam membangun bisnis.
Panji tahu dari tadi Mamah dan Papahnya memerhatikan dirinya yang terus tersenyum sambil menikmati masakan yang sang Mamah buat. Panji yakin Mamah dan Papah hanya bisa menahan berbagai pertanyaan, karena acara makannya belum selesai.
"Sky sayang ada apa! dari tadi Mamah dan Papah perhatikan kamu terus tersenyum "
Ternyata benarkan dugaan Panji, kalau Mamah dan Papahnya dari tadi penasaran apa yang terjadi dengan Panji sehingga terus tersenyum.
Bukannya langsung menjawab Panji malah berjalan dan duduk diantara Mamah dan Papah. Membuat sang Papah mendengus sebal.
Panji tersenyum sambil melirik Papah dan Mamah. Sedangkan sang Papah hanya mengomel dengan apa yang Panji lakukan.
"Pah Mah, Sky mau Nikah "
"Apa! "
Pekik kedua orang tua Panji membuat panji dengan repleks menutup telinganya.
"Sama siapa sayang? "
Tanya sang Mamah sambil menatap Panji serius.
"Amira Mahardika ! "
Jawab Panji mantap, membuat sang Mamah dan Papahnya melotot seakan tak percaya dengan apa yang putranya katakan. Tak lama kedua orang tua Panji tersenyum.
"Alhamdulillah sayang, Mamah senang mendengarnya.. "
"Kapan kamu akan melamarnya! "
Tanya Papah Panji membuat Panji tersenyum.
"Besok Pah, Mah. Tadi sih Sky sudah melamarnya dan Amira menerimanya tapi Amira menyuruh Sky melamar langsung pada Om dan tante Ani. Pokonya Papah dan Mamah kosongkan jadwal besok, besok adalah hari bersejarah bagi Sky.. "
"Siap sayang, apa sih yang engga buat putra Mamah.. "
Panji merasa bahagia karena Papah dan Mamahnya langsung setuju tampa bertanya ini itu.
Akhirnya kebahagiaan Panji sebentar lagi lengkap dengan datangnya penyempurna ibadahnya dalam menjalani kehidupan ini.
Sudah berbincang dengan kedua orang tuanya Panji segera pamit istirahat apalagi Panji belum sholat isya.
Segala puji bagi Allah atas segala kenikmatan yang Allah beri padaku dan keluargaku.
Semoga Allah melancarkan segala urusanku, AMIN.
Sudah berdoa Panji melipat kembali sejadah dan meletakannya ditempat semula. Panji langsung baringkan tubuhnya diatas ranjang sambil menatap langit-langit kamarnya.
Panji teringat sesuatu, membuat Panji langsung mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu.
"Kosongkan jadwal besok, Titik. "
Itulah isi pesan yang Panji kirimkan pada sekertarisnya dan Panji mengetik kembali satu pesan yang membuat dirinya tersenyum.
"Selamat tidur bidadariku, semoga mimpi indah "
Panji mengerim pesan kedua untuk Amira. Tak lama pesan Panji terkirim, lama Panji menunggu balasan tapi tak kunjung dibalas, padahal Panki melihat Amira masih Onlene.
Tidak ada sedikitpun pikiran negatif Panji pada Amira. Mungkin Amira sedang sibuk mengerjakan proyeknya hingga dia mengabaikan pesanku, pikir Panji.
Panji hanya bisa memakluminya jika memang benar. Tidak lama rasa kantuk menghampiri Panji membuat Panji memutuskan untuk segera tidur.
Tingg...
Suara pesan masuk membuat Panji kembali bangun. Dengan semangat Panji mengambil ponselnya. Seketika senyuman Panji menghilang melihat siapa yang mengirimnya pesan. Panji pikir itu Amira ternyata sekertarisnya. Mata Panji membola melihat pesan yang sekertarisnya kirim.
"Enak saja dikosongkan, besok ada mitting jam 10:00 Titik . "
Sittt...
Panji menggeram kesal ketika sekertarisnya tidak mengangkat teleponnya.
"Awas kau Rafli... "
Geram Panji kesal karena mempunyai selertaris yang selalu membantah perintahnya.
.
.
Bersambung...
Gimana seru gak???
Jangan lupa tinggakan jejak ya
Like
Komen
Hadiah
Vote
Terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Mochamadribut
lanjut
2022-06-10
1
Mien Mey
jd pinisirin penyebab amita meninggal
2022-05-18
1