...Sahabat sejati!...
...Dia yang selalu mengingatkan ketika kita lupa menasehati ketika salah arah....
...(Panji Sky Al-fatih)...
...----------------...
Berkali-kali Panji mengupat sekertaris laknatnya. Dimana ponselnya dari tadi tak bisa dihubungi. Membuat Panji terpaksa harus meninggalkan acara bersejarah dalam hidupnya duluaan. Padahal ini acara Panji tetapi Panji sendiri yang menghancurkannya dan ini karena sekertaris gak ada akhlak dan Mitting sialan itu.
Untung saja Panji mempunyai calon mertua yang pengertiaan membuat Panji lega meninggalkan acara lamarannya. Di mana tinggal sang Mamah dan Papahny yang mewakili.
Rasa kesal Panji seketika hilang ketika mengingat apa yang diucapkan Amira sebelum Panji berangkat ke kantor.
Jangan Marah, itu juga tanggung jawab kamu sebagai Bos. Semangat jangan jadi bos Malas.
Panji tersenyum mengingat kata itu, rasanya bak energi yang menjadi kekuatan awal mengerjakan aktivitas.
Panji lirik jarinya yang sudah melingkar indah cincin di jari tengahnya tanda bahwa Panji sudah mengikat seorang Amira Mahardika. Tak henti-hentinya Panji tersenyum sampai-sampai Panji tak sadar bahwa Panji sudah di kantor.
"Hey.. Panji.. "
"Astagfirullah.. "
Plak...
Dengan repleks Panji memukul lengan Rafli karena terkejut.
Seketika rasa kesal pun datang kembali tetkala mengingat ponselnya yang tak bisa dihubungi.
Belum reda rasa kesal Panji pada Rfali. Panji dibuat melotot dimana Rafli menarik tangan Panji masuk keruang meeting.
Sekuat tenaga Panji berusaha menahan amarah yang sudah diubun-ubun siap meledak kapan saja.
Sudah satu setengah jam meeting berlangsung. Rasanya Panji ingis buru-buru memberi pelajaran pada sekertaris gak ada akhlak itu yang tak bisa menghandel semuanya.
Buk...
Panji membanting berkas pada Rafli tepat di mukanya, membuat Rafli langsung melotot.
"Apa! "
Geram Panji semakin kesal karena Rafli berani melawannya.
"Kau ini hah.. ini meeting penting dan tiga puluh menit lagi kita ada pertemuaan, seenaknya saja suruh aku menghandelnya. Makanya kalau bikin acara jangan dadakan jadi ribet sendiri kan"
Pletak...
Panji di buat melongo dengan apa yang Rafli ucapkan. Panji terkadang heran siapa bosnya di sini.
"Sudah jangan membantah "
Rasanya Panji ingin menjitak kepala Rafli yang sudah berani mengaturnya, emang siapa dia.
Ah... Panji baru sadar kalau Rafli sahabatnya sekaligus sekertaris dirinya.
Rafli sosok dewasa yang Panji kagumi dalam dirinya. Mereka satu angkatan dan satu jurusan yang sama . Rafli orang yang begitu cerdas dan cerdik tapi dia tak bisa mengalahkan seorang Panji Sky Al-fatih.
Rafli sudah menikah satu tahun yang lalu dengan salah satu sahabat mereka di kampus.
Rara istri Rafli, gadis yang dulu pecicilan dan bar-bar menjelma menjadi wanita dewasa dan ibu sigap bagi putranya.
Ya Rafli dan Rara sudah di karuniai seorang Putra yang baru berusia dua bulan. Rasanya Panji ingin segera menyusul dengan cepat-cepat.
Dalam satu bulan ini Amira akan menjadi istri Panji.
Rasanya hidup Panji sudah gila selalu di bayang-bayang oleh wajah cantik, Amira. Membuat Panji tersenyum-senyum sendiri.
"Jangan jadikan sesuatu sampai kau lupa pada Allah, ingat! apa yang akan kau lakukan jika dia mengambilnya! "
Deg...
Panji tersentak mendengar penuturan Rafli, Panji tersadar dari lamunannya. Kesadaran Panji seakan di paksa kembali membuat Panji langsung sadar dan menatap tajam Rafli yang selalu menunjukan tampang lempengnya.
"Kau.. "
"Ayo sholat, jam 13:30 kita ada pertemuaan. "
Panji tercekat mendengar Rafli mengucapkan kata sholat, membuat Panji langsung mengucap istigfar dalam hati. Panji juga merutuki kebodohannya kenapa Panji sampai tidak mendengar seruan adzan.
"Ya Allah ampunilah dosa ku.. "
Jerit batin Panji merasa takut akan murka Allah. Dan apa yang Rafli ucapkan membuat Panji langsung berlari kearah sebuah ruangan khusus tempat sholat di situ juga lengkap dengan tempat wudhu.
Panji dan Rafli langsung melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim. Hari ini Panki yang jadi imamnya, Rafli jadi makmumnya. Setiap hari memang mereka selalu melaksanakan sholat berjama'ah dan mereka juga akan bergantiaan menjadi imam.
Sesudah sholat Panji dan Rafli langsung menuju sebuah restoran di mana akan mengadakan pertemuaan dengan salah satu perusahaan yang cukup besar. Dimana perusahaan itu juga menduduki prusahaan ke-Lima daratan Asia.
Yang dipinpin oleh Airumi Khoer Al-qolayuby, Panki dan Rafli akan melakukan kerjasama membangun sebuah proyek besar yang tentunya meringankan kalangan sedang dan bawah.
Airumi Khoer Al-qolayuby yang tak lain adalah mertua dari sahabat Panji sendiri sekaligus sekertarianya. M. Rafli Prayoga.Hebat bukan, Rafli mendapatkan mertua yang begitu kaya raya dan yang paling Panji kagumi dari pak Air, dia juga seorang pablik figur didunia bisnis. Pak Air selalu menjalani bisnis yang sangat bersih dan hati-hati membuat Panji yakin memutuskan kerja sama dengan perusahaannya.
Panji pernah mendengar juga, kalau keluarga Qolayuby mempunyai kecerdasaan yang luar biasa. Ya, salah satunya Rara Khoer El-qolayuby putri tunggal pasangan Airumi Khoer Al-qolayuby dan Mona Lin, di usianya yang baru menginjak sembilan belas tahun Rara mampuh menyelesaikan studynya di bidang Ekonomi dan Sastra.
Katanya ada juga yang lebih jago lagi dari keluarga pak Air yaitu keluarga propesor Aiman yang tak lain suami dari kembaran pak Air yang entah siapa namanya. Tapi sayang keluarga itu juga menutupi identitas kedua anaknya.
Dan yang paling Panji banggakan pada sosok Amira, dia terlahir dari kerabat keluarga Qolayuby. Pantas saja sifat Amira begitu dewasa dan sopan karena didikan-didikan keluarga begitu keren hingga melahirkan generasi-generasi berkualitas dan istimewa.
Pletakk..
"Apa.. "
Panji menahan amarahnya tetkala Rafli kembali memukul lengan dirinya. Tetapi amarah Panji tertahan tetkala baru sadar kalau dari tadi pak Air sedang menjelaskan isi kontrak kerja.
"Saya perhatikan dari tadi pak Panji melamun, apa ada masalah? "
"Astagfirullah.. Maafkan saya pak Air, silahkan lanjutkan lagi pembahasannya. "
Ucap Panji merasa bersalah dan malu karena tidak pokus dengan pembahasan kontrak kerja.
Tidak lama pembahasaan mengenai kontrak kerja sama pun sudah selesai, dan mereka melanjutkan dengan obrolan santai .
"Oh iya, Rafli kapan berkunjung kerumah ! Mamah katanya kangen sama Rara dan Andrian. "
"Insyaallah Pah kalau ada waktu senggang Rafli dan Rara berkunjung.. "
"Yasudah ,Titip salam sama Putri ajaib Papah dan cucu Papah. Satu lagi jika kamu sudah siap kembalilah keperusahaan Papah, rasanya Papah sudah semakin tua "
"Insyaallah nanti Rafli sampaikan, kalau itu Rafli masih belum siap Pah.. "
"Nak, Panji tolong bujuk anak Om satu ini supaya kembali keperusahaan.. "
"Hah.. "
Pekik Panji terkejut mendengar ucapan pak Air. Tetapi, dengan cepat Panji merubah rasa keterkejutanya.
Bagaimana mungkin Panji menyuruh Rafli bekerja di perusahaan pak Air, sedang Panji sendiri membutuhkan Rafli.
"Insyaallah Om, Panji akan membujuknya! "
"Kalau begitu Om pamit, Nak papah pamit.. Assalamualaikum.. "
Panji terus saja menatap punggung pak Air yang sudah menghilang dibalik pintu bersama sekertarisnya.
"Jangan kagum, dia mertuaku! "
"Bodo amat ! dia calon Omku. "
.
.
.
Bersambung....
Jangan lupa
**Like
Hadiah
Komen
Vote....
Ok
Terimakasih**....
Dukungan kalain adalah semangat Author he.. he..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments