Selesei makan.
“Bi sana kamu ajak Ve jalan – jalan keliling kota. Dia kan baru pertama kali datang ke Jakarta. Biar Ve tahu tempat – tempat disini dan tidak nyasar lagi seperti tadi pulang dari kampus” mamah Riri menyuruh Bian dengan tujuan agar mereka dapat kembali akrab seperti dulu.
Mendengar hal tersebut Vega merasa sangat senang. Ia memang ingin sekali berkeliling Jakarta. Niatnya, dia ingin mengajak Nita bestie barunya itu untuk menemaninya jalan - jalan besok setelah pulang kuliah.
“Mah, Bian capek seharian habis syuting. Lagian kan Bi artis, nanti kalo ada yang mengenali Bian bagaimana,” jawab Bian malas.
“Kalo kamu terus – terusan menolak permintaan mamah, mendingan kamu stop deh jadi artisnya. Mamah ga butuh anak yang terkenal tapi gak nurut sama orang tua,” sahut mamah Riri mengancam.
Bian langsung merasa panik mendengar mamahnya menyuruhnya untuk berhenti. Mau tidak mau, Bian harus menuruti permintaan mamahnya itu.
Vega merasa senang, melihat Kak Bian yang hanya menurut atas perintah mamahnya. Kemudian Vega meminta ijin untuk mengganti pakaian.
“Yuadah aku ganti baju dulu ya, tunggu aku kak,” kata Vega antusias dan langsung berlari menaiki tangga menuju kamarnya.
“Pelan – pelan sayang,” ucap mamah Riri yang hapal kebiasaan vega yang selalu terburu – buru ketika manaiki ataupun menuruni tangga.
Vega membuka lemari pakaiannya yang penuh dengan celana jeans dan kaos oblong.
Ya ampun kenapa bajuku begini semua sih, kapan - kapan aku mau beli baju baju yang cantik deh biar kaya orang - orang kuliahan di tv - tv. Batin Vega
Beberapa menit kemudian Vega turun, dengan memakai kaus putih pendek dan celana jeans panjang. Ia tidak memakai riasan apapun. Hanya sedikit mengoleskan lipbalm.
Sangat simpel dan.. cantik tentunya. Sebenarnya ia sedikit menyesuaikan dengan penampilan kak Bian malam ini. Namun penampilan seperti itu jauh dari kata sederhana. Apalagi kota Jakarta yang penuh dengan orang - orang berfashion.
Sebenarnya Bian ragu untuk menemani Vega keliling kota, apalagi hanya berdua saja.
Inget Bi, dia itu adik lo, ga lebih. Jangan mengganggapnya sebagai wanita, batin Bian meyakinkan diri.
Mereka akhirnya mengelilingi kota berdua menggunakan mobil pribadi Bian. Soalnya mobil Alphard yang biasa ia tumpangi ketika menuju lokasi syuting itu pasti dikenali oleh banyak fansnya. Ia selalu pintar untuk bersembunyi dari fansnya, karena sudah biasa jalan dengan simpanan - simpanananya.
Hari ini Bian mengenakan jaket hitam, kaos putih dan celana jeans simpel. Tidak terlihat seperti artis terkenal. Bian juga tidak lupa mengenakan topi serta masker.
“Hari ini kita cuma didalam mobil aja, aku tidak mau terlihat oleh fansku, apalagi sedang berjalan dengan gadis kecil, “ ucap Bian memecah keheningan.
“Yah kak, kirain kita bakal..” ucapannya terhenti ketika melihat sorot mata Bian yang menakutkan. Vega hanya bisa mengiyakan perintah Kak Bian, karena takut.
“Yee, kirain bakal jalan – jalan ke mall besar nonton ke bioskop, ke ancol, atau kemana gitu. Kalo tau Cuma naik mobil doang mah mending tidur deh. Eh tapi bener juga, kan kak Bian seorang artis, ntar kalo tiba tiba ada wartawan, terus terjadi skandal, kan aku jadi ikutan terkenal dan masuk tv. OH NO, GAMAU. Nanti banyak yang suka aku, gimana deh, “ gumam Vega pelan.
Sebenernya Bian bisa mendengar semua perkataan Vega, namun ia hanya memilih diam. Dia merasa geli karena ada gadis yang sepede itu. Ada ada saja batinnya.
Kemudian terlihat Bian yang mengangkat panggilan dari seseorang.
“Sekarang dimana ?” tanya Bian ke seorang yang ada diseberang telepon.
“Oke Tunggu disitu,” Bian mematikan panggilannya.
“Kita mampir dulu ke Hotel X,” ucap Bian tanpa menengok kepeda Vega.
What, hotel? Ngapain bawa anak gadis seperti ini ke hotel. batin Vega
Mengetahui Vega hanya diam dan mungkin berpikiran yang tidak tidak, Bian melanjutkan perkataanya.
“Aku hanya ingin menemui temanku sebentar,” sambung Bian.
“Ohhh, oke,” sahut Vega mengiyakan.
Setelah beberapa menit kemudian, mereka sampai di tempat parkir basement sebuah Hotel.
“Tunggu disini,” Bian menyuruh Vega untuk tetap didalam mobil. Tanpa menunggu jawaban Vega ia turun dan berjalan menuju mobil Lamborghini berwarna merah.
“Ya ampun, dingin banget sih tuh artis kulkas 2 pintu. Gausah ngajak jalan – jalan kalo ujung –ujungnya di mobil, dalam mobil, dan tetap di mobil. Huh keliling kota ndasmu! “ gerutu Vega kesal
Kemudian terlihat seorang gadis cantik yang seperti model, dengan pakaian sexy turun dari mobil mewah itu. Sang gadis kemudian memeluk Bian dengan mesra. Mereka terlihat sedikit asik mengobrol di samping Lamborghini merah itu.
“Busyet itu artis bisa-bisanya mesra-mesraan didepan gadis polos sepertiku. Wait bukannya pacar kak Bian itu Syaila. Atau sudah putus hah,” Vega bergumam sendirian di dalam mobil.
“Ohhhh, si artis itu selingkuh nih ya fix. Awas aja ku laporin ke kak Syaila. Eh tapi kan aku gakenal kak Syaila. Gimana caranya ketemu artis itu. Ga mungkin orang kampung sepertiku bisa ketemu sama artis papan atas kaya Syaila, ” lanjut Vega menjawab perkataan sendiri.
Tak lama kemudian si Bian dan wanita sexy itu berpisah, lengkap dengan ciuman hot perpisahan terlebih dahulu.
Bian kembali masuk kedalam mobil dan mengajak Vega pulang. Kemudian ia menengok ke gadis yang ada disampingya namun tidak ada respon apapun. Raut wajah Vega juga biasa saja.
Vega hanya sibuk bermain HP dan pura – pura tidak melihat semua adegan tersebut. Padahal Bian sengaja ingin membuat Ve merasa jijik padanya. Akhirnya mereka pulang dengan keheningan hingga sampai kerumah besar.
“Malam tante,” sapa Vega ketika memasuki rumah besar dan berpapasan dengan mamah Riri.
“Loh kok udah pulang sih?, cepet amat. Udah kemana aja? Biannya mana?” tanya tante Riri berturut – urut.
“Emm, iya tante kami hanya keliling didekat dekat sini aja, Kak Bian langsung balik ke apart setelah mengantar Ve tadi," jawab Vega tanpa menceritakn detail perjalanan mereka.
“Dasar anak itu gabisa ya diandalin” gumam mamah Riri sedikit kesal.
“Ve istirahat dulu ya tante,” Vega meminta izin dan diberi anggukan oleh mamah Riri.
Saat menaiki tangga menuju kamar, Ryan menyusulnya dari belakang sambil berlari.
"Ciyeee yang abis kencan ya," goda Ryan sambil memegang pundak Vega
"Hah? kencan apanya?," jawab Vega singkat
"Tuh tadi jalan sama artis terkenal," goda Ryan lagi yang tidak sengaja melihat Bian mengantar Vega di depan rumah.
"Oh ya ampun, kami cuma keliling sebentar di dalam mobil tadi kak," sahut Vega
"Oh ya kak, kenapa deh kak Bian beda banget sama yang dulu Vega kenal," tanya Vega penasaran dan menghentikan langkah kakinya.
"Beda gimana? makin tampan ck?" tanya Ryan yang selalu berusaha menggoda adiknya itu.
"Itu juga sih, tapi bukan itu maksudku. Kak Bian yang sekarang tuh jadi dingin banget ke aku, kaya kutub selatan," jawab Vega sambil memanyunkan bibirnya
"Hahaha, kaya pernah ngrasain aja dinginnya kutub selatan," sahut Ryan sambil menyentil hidung Vega
"Dah ah, males nanya ke kak Ryan. Jawaban yang diberikan tidak menyeleseikan apapun," Vega pergi meninggalkan Ryan dan bergegas masuk ke kamarnya
Ryan hanya tersenyum melihat adiknya yang merasa kesal karena ulahnya. Dia tidak mungkin kan menjawab kak Bian dingin karena tidak mau dijodohkan denganya.
...Bersambung...
Haii readers terlovee, gimana ceritanya menurut kalian? Terlalu monoton ga sih? Apa terlalu pelan alurnya? kasih masukan yaa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
meli meilia
kisah nya dibuat ringan dan menarik untuk terus dibaca.. agak oenasaran, kenapa Bian ngotot baget ngijutin kata2 alm. kakeknya Ve ya? apa ada rahasia lain yg belum terbuka? nyicil baca sampe sini dulu yaa Kak.. smangatt
2022-05-20
1
joong
masih menyimak yaa... berusaha masuk ke ceritanya 😊😊😊👍
2022-05-14
4
ossy Novica
semua salah paham,Bian menyangka amanat si kakek supaya Bian menganggap Vega sibagai adik padahal tidak.
2022-05-11
2