Hari ini, hari pertama Vega masuk kuliah. Ia tidak boleh terlambat karena ada ospek di kampusnya. Ia tau, pasti akan dapat masalah dari senior - senior galak jika telat, apalagi dihari pertama. Vega sedang sibuk memeriksa barang yang perlu ia bawa untuk ospek, tiba - tiba ada seseorang mengetuk pintu.
Tok tok tok
“Ve buruan, ditunggu sarapan dibawah,” teriak Ryan kemudian langsung turun tangga tanpa menunggu jawaban dari Vega.
“Iya” jawab vega pelan, yang tentunya hanya dia yang mendengarnya sendiri, karena ia masih sibuk memasukan perlengkapan.
5 menit kemudian Vega turun ke ruang makan.
“Selamat pagi om, tante, kakek,” sapa vega sambil tersenyum.
“Pagi," jawab mereka.
Ryan terdiam menatap Vega yang sedang berjalan menuju ke kursinya. Ia kagum atas kecantikan Vega. Kali ini Vega mengenakan hem putih panjang, dipadukan dengan rok hitam ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya.
Meskipun Vega gadis desa namun ia tidak kalah soal wajah dan fisiknya dengan gadis - gadis kota. Vega rajin merawat tubuhnya. Bedanya ia selalu memilih baju – baju yang tertutup.
Sebenarnya dia sedikit tidak nyaman karena baju yang ia kenakan kali ini terlalu ketat menurutnya. Ia membeli baju ini secara onlen, sehingga tidak tahu ukuran sebenarnya.
“Ryan kamu jaga baik-baik Ve di kampus ya," ucap mamah Riri kepada Ryan.
Vega sengaja didaftarkan dikampus yang sama dengan Ryan, agar ada yang menjaga dan megawasi ketika berkuliah. Ryan mengambil jurusan yang sama dengan pacarnya yaitu kesenian.
Ryan memang sudah punya pacar bernama Nise. Mereka sudah berpacaran sejak sama - sama masih SMA. Sedangkan Vega mengambil jurusan film dan televisi. Sejak kecil, cita – cita nya membuat film dan jadi sutradara terkenal.
“Ayo ve kita berangkat, senior film galak galak orangnya loh,” ajak Ryan yang tak mau adiknya itu telat dihari pertama ospeknya.
Kemudian mereka berpamitan dan berangkat menggunakan mobil Ryan. Setelah sampai, mereka berpisah di gedung fakultasnya masing –masing. Vega mendapat teman baru beernama Nita di kelasnya.
Nita orangnya ramah dan banyak bicara, sehingga mereka menjadi cepat akur. Ketika jam makan siang, mereka sengaja menuju kantin yang berada dekat fakultas kesenian. Karena memang difakultas mereka tidak ada kantin.
Ryan melihat adiknya yang sedang seperti kebingungan mencari tempat duduk.
“Vee!” panggil Ryan yang sedang makan bersama pacarnya.
“Kak Ryan, kami boleh gabung?, soalnya ga ada kursi kosong lagi kak” tanya Vega ketika melihat Ryan.
“Boleh sini ve,” ajak Nise pacar Ryan.
Vega bingung, siapa gadis itu. Dari mana gadis itu tau namanya.
“Ini Nise, pacarku ve,” Ryan mengenalkan pacarnya ke Vega karena melihat Vega kebingungan.
“Ohhh ini toh pacar kakak... hai ka Nise, aku Vega, ini temenku Nita,” sapa Vega
“Hai kak,” Nita ikut juga menyapa.
Mereka akhirnya makan bersama. Vega memesan soto daging dan es teh. Sedangkan Nita memesan mia ayam dan es jeruk.
“Ve kita cabut dulu ya, masih ada kelas soalnya,” Ryan dan Nise meninggalkan Vega dan Nita untuk menghadiri kelas berikutnya.
“Lo punya kakak yang juga kuliah disini Ve? Kok ga mirip?” tanya Nita yang dari tadi penasaran.
“Emm, engga, bukan. Dia sebenernya anak tanteku, kami dari kecil sudah seperti adik kakak, dan sekarang aku di Jakarta tinggal bersama keluarganya” Vega menerangkan.
“Ohhh.., pantesan.. ganteng ya, dan juga cewenya cantik banget. Mereka serasi,” sambung Nita.
“Iya bener banget, apalagi mereka bucin banget udah pacaran dari SMA,” Vega mengingat kembali saat Ryan bercerita alasan mengambil jurusan seni itu agar bisa terus bertemu pacarnya, Nise.
***
Hari ini kelas belum mulai, masih masa orientasi, sehingga Vega telah selesai dan siap untuk pulang. Namun karena Ryan masih ada kelas sampe sore, jadi Ve memutuskan untuk pulang terlebih dahulu dan berniat menggunakan KRL.
Vega memang belum pernah sama sekali naik kereta listrik itu. Namun dia sudah bertanya ke Nita bagaimana cara membeli kartu dan cara menaikinya.
Ketika sedang menyebrang jalan menuju stasiun, tiba – tiba..
Bugh!
Vega terjatuh karena syok. Mobil mewah berwarna hitam dengan kaca hitam yang tertutup rapat, hampir saja menabraknya. Ia tidak sadar jika lampu hijau sudah berubah menjadi merah.
Ia bangun dan merapikan kembali bajunya. Vega kemudian berdiri dan meminta maaf, lau berlari menuju stasiun sambil sedikit terpincang - pincang.
Tanpa disadari sepasang mata sedang melihatnya dari dalam mobil berkaca hitam itu. Yaa, Bian. Ia merasa tidak asing dengan gadis cantik yang terjatuh tadi. Ingin rasanya ia pergi memanggil sang gadis,untuk memastikan sesuatu, namun ia urungkan karena mengingat jadwalnya yang sangat padat hari ini.
Simon, manager sekaligus asisten pribadinya kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju lokasi syuting. Simon sendiri sebenarnya merasa tidak asing dengan gadis yang hampir di tabraknya tadi.
Tiba – Tiba Hp Bian berdering.
“Iya mah kenapa?” Bian mengangkat telfonnya.
“Malam ini makan dirumah ya sayang, Mamah kangen,” dari seberang terdengar suara mamah Riri.
“Bian ada syuting mah, gatau bisa atau engga nanti,” jawab Bian.
“Mamah gamau tau, harus bisa,” Mamah Riri tetap memaksa.
“Iya mah, nanti Bian usahain,” jawab Bian pasrah yang tidak bisa menolak permintaan mamahnya.
***
Vega sedikit terlambat karena baru pertama kali naik KRL, ia sempat melewatkan beberapa stasiun sehingga harus kembali lagi agar bisa turun distasiun dekat rumah besar.
Sesampainya di rumah, mamah Riri menyuruh Vega membersihkan diri dan menyuruhnya istirahat karena melihat tampilan Ve yang sedikit nerantakan.
Ketika jam makan malam tiba, Vega turun ke bawah menggunakan daster pinknya yang membuat Ve terlihat unyu dan menggemaskan dengan ramput yang terikat kuncir kuda.
Selama dirumah itu ia memang sudah menganggap seperti dirumah sendiri jadi dia memilih pakaian apa saja yang nyaman baginya. Saat menuruni tangga ia mendengar suara pria asing diruang makan.
Deg.
Jangan jangan kak Bian. Vega sedikit berlari karena tidak sabar ingin segera bertemu artis idolanya. Mamah Riri, Papah Bima, dan Kakek Adi kaget melihat Vega yang berlarian.
“Pelan – pelan Ve,” suruh kakek Adi yang takut gadis yang sudah ia anggap sebagai cucunya sendiri terjatuh ketika berlari.
Bian seketika menengok, dan terkejut ketika ada gadis cantik nan imut itu dirumahnya. Wajahnya sedikit tersenyum karena kagum akan kecantikan gadis kecil itu.
Namun kemudian tersadar bahwa gadis ini yang akan dinikahkan dengannya. Gadis yang bisa saja menghancurkan karirnya nanti apabila menikah dengannya. Sekaligus gadis yang harus ia jaga layaknya seorang adik sendiri.
“Hai ka Bi, lama tidak berjumpa,” sapa Vega dengan senyum sumringahnya.
Namun Bi hanya menjawab singkat dan terkesan cuek “Ya.”
Vega yang mendapat perlakuan seperti itu hanya bingung kemudian berjalan menuju kursinya. Pasalnya kak Bian yang dulu ia kenal sangat menyanyangi dan memanjakannya.
Mamah Riri yang menyadari jika anaknya sengaja bersikap cuek langsung mengajak Ve makan.
“Ve kamu mau lauk apa?” tanya mamah Riri
“Aku mau telur tante” jawab Vega. Ia mencoba untuk tidak peduli dengan kak Bi yang berubabah 180 derajat . Mungkin kak Bian sedang tidak mood karena kesibukannya seagai artis.
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂
mau telur apa ve...?
telur mertua
2022-05-24
0
Lina Zascia Amandia
Nyicil 3 bab dulu ya Kak....
2022-05-23
1
joong
masih menyimak 🙏😊
2022-05-14
1