Transmigrasi Gadis Pembunuh
"PERGI…"
"DASAR WANITA SI*LAN…"seorang pria bertubuh tegap terlihat menatap marah kepada seorang wanita yang terlihat meringkuk dengan keadaan yang sangat menyedihkan.Sekujur tubuh wanita itu penuh dengan lebam dan luka,wajah cantiknya juga tak lupuk dari memar yang sudah membiru.Wanita itu menatap pria yang merupakan suaminya dengan wajah yang sangat memelas.Dengan sedikit tertatih ia meraih kaki suaminya itu kemudian memeluknya.
"Deon…"
"Aku tidak bersalah…"
"Bukan aku yang melakukannya…"
"Tolong jangan usir aku Deon…"ia terus memohon-mohon dengan segenap hatinya berharap suaminya itu mau mempercayainya.Meskipun ia ragu apakah suaminya itu akan mempercayai perkataannya.
Pria yang di sebut sebagai Deon itu menjadi semakin marah,dengan tanpa perasaan ia kembalu menendang wanita yang masih berstatus istrinya itu hingga tersungkur.
"DASAR TIDAK TAU DIRI…"
"Sudah ketahuan masih tidak mau mengaku juga"
"Jelas-jelas kau yang memasak bubur itu"
"Sudah pasti kau juga yang telah menaruh racun di dalamnya"
"Kau seharusnya bersyukur aku hanya mengusirmu dan tidak melaporkanmu pada polisi"
"ENYAH KAU DARI SINI"
"DASAR WANITA J*LANG"perkataan Deon yang menusuk membuat tangis wanita itu semakin luruh.Ia tak percaya dengan apa yang baru saja di katakan oleh suaminya itu.
"Penjaga…"
"Cepat usir wanita menjijikan ini"
"Jika sampai aku masih melihatnya di sini maka kalian akan ku pecat"ucap Deon dengan nada penuh ancaman lalu berjalan masuk ke dalam kediamannya tanpa memperdulikan teriakan sang istri yang terus memanggil-manggilnya.
"Ayo nyonya Jihan"
"Saya akan mengantar nyonya pulang"ucap salah satu dari penjaga tersebut dengan sangat sopan.Sejujurnya ia tak tega melihat nyonya yang ia kenal sangat baik di perlakukan seperti itu.Namun ia tak bisa apa-apa,bukti kejahatan semua tertuju kepada nyonyanya itu.
"Tidak perlu Pak Dirman"
"Saya akan pulang sendiri"
"Terima kasih atas tawarannya"ucap Jihan sembari berdiri dari duduknya, lalu ia meraih tasnya yang berisi beberapa barang-barang miliknya yang telah di siapkan oleh para pembantu atas perintah Deon.
"Tapi nyonya…"ucapan Dirman tiba-tiba di potong oleh seseorang.Ternyata orang tersebut adalah sahabat Jihan,Monica, sekaligus istri kedua dari Deon.
"Sebaiknya kalian berdua pergi"
"Aku ingin berbicara empat mata dengan Jihan"Kedua penjaga itu saling pandang lalu berjalan pergi mengikuti perintah dari Monica.
Jihan yang melihat Monica langsung menghampiri sahabatnya itu.Ia langsung bersujud di hadapan Monica sambil terus memohon maaf.
"Monica…Aku tidak bersalah"
"Bukan aku yang melakukannya"ucap Jihan sambil terus bersujud di hadapan Monica.
Monica yang melihat sahabatnya bersujud seperti itu merasa sangat kasihan.Ia memapah Jihan untuk berdiri lalu memeluknya.
"Iya…Aku percaya"
"Kau tak mungkin melakukan hal itu"ucapan Monica membuat Jihan sedikit lega. Namun perkataan Monica selanjutnya justru membuat Jihan langsung membeku seketika.
"Karena akulah yang melakukannya"ucap Monica dengan senyum licik di wajahnya.Ia lalu mendorong Jihan hingga membuat wanita itu kembalu terjatuh.
Jihan terlihat meringis,ia menatap sahabatnya dengat raut wajah tak percaya.
"Kenapa kau tega melakukan hal itu Mon?"
"Revan itu anakmu"ucap Jihan tertahan.
Namun Monica tak peduli,dengan langkah angkuh ia mendekati Jihan yang masih terduduk di bawah.
"Kau bertanya alasannya?"
"Tentu saja untuk menyingkirkanmu"
"Dari dulu keinginanku adalah menjadi nyonya Anderson"
"Tapi sayangnya Deon malah mencintaimu dan bukan diriku"Jihan mengepalkan tangannya mendengar perkataan Monica.
"Bukankah kau sudah menjadi bagian dari keluarga ini"
"Kau juga sudah menjadi istri kedua Deon"
"Kenapa kau sampai berbuat jahat seperti ini"
"Kau mencelakai Revan dan menuduhku"
"Kenapa kau sangat jahat"Suara Jihan terdengar nyaring namun itu tak mampu membuat orang lain mendengarnya karena halaman kediaman Anderson yang sangat luas.
"Ssstt…Jihan sahabatku tersayang"
"Pelankan suaramu"Monica membekap mulut Jihan,bukan hanya itu ia juga menjambak rambut sahabatnya itu dengan sangat kuat.Jihan hanya bisa pasrah mendapat perlakuan Monica kepadanya,karena tubuhnya sudah terlalu lemah untuk melawan.
"Biar kuberi tahu sebuah rahasia"
"Anggap saja ini sebagai hadiah perpisahan dari ku"Monica lalu mendekatkan mulutnya ke telinga Jihan.
"Revan bukanlah anakku Jihan"
"Tapi anakmu"bisiknya sambil menyeringai licik.
Jihan terlihat membeku.
Melihat Jihan yang terdiam,Monica kembali meneruskan ucapannya.
"Ya Jihan…"
"Waktu itu anakku lah yang mati dan bukan anakmu"
"Aku menyuruh seseorang untuk menukar anak kita"
"Agar aku bisa mendapatkan semua cinta yang harusnya di berikan kepadamu"
"Jadi sekarang kau sudah mengerti bukan kenapa aku tega meracuni Revan"usai mengucapkan hal itu Monica melenggang pergi meninggalkan Jihan yang masih syok.
Namun baru beberapa langkah tiba-tiba tubuhnya di dorong oleh seseorang hingga membuat kepalanya membentur dinding.
Darah segar mengalir di kepalanya.Monica langsung menoleh ke arah Jihan yang berdiri di depannya dengan raut wajah penuh amarah.
"DASAR IBLIS…"
"AKU TIDAK AKAN MEMAAFKANMU"
"AKU AKAN MEMBUNUHMU"
"AKAN AKU PASTIKAN KAU MASUK NERAKA"dengan tenaga yang tersisa,Jihan mengakat sebuah batu yang cukup besar.Kali ini ia sudah kehilangan akal sehatnya.Hatinya sudah sangat terluka atas apa yang di lakukan oleh wanita yang sudah ia anggap seperti saudarinya itu.
"Ji…Jihan"
"Apa yang akan kau lakukan?"Monica menatap ngeri ke arah Jihan.Ia tak menyangka Jihan berani berbuat nekat seperti itu.Sedangkan Jihan,ia sudah tak peduli lagi dengan apa yang ia lakukan.
"Matilah"Jihan mengangkat batu itu semakin tinggi.Namun saat ia ingin menjatuhkan batu tersebut.
Dor…
Sebuah peluru melesat cepat menembus dadanya.Tubuhnya langsung ambruk seketika.Batu yang ia pegang pun ikut terjatuh dan menubruk tepat di kaki Monica hingga membuat wanita itu menjerit kesakitan.
Deon yang melihat kejadian tersebut langsung menghampiri Monica.Dan ya…Dialah yang telah menembak Jihan.
Dengan wajah khawatir Deon langsung menggendong Monica dan membawanya ke rumah sakit meninggalkan Jihan yang sekarat sendirian.
Meskipun nyawa Jihan sudah di ujung tanduk.Ia masih bisa melihat senyum licik Monica yang sedang berada dalam gendongan Deon itu.Dan itu semakin menambah kebencian dalam hati Jihan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Citra Ayu
😇😇😇🙏🙏🙏
2022-11-27
1
R@3f@d lov3😘
menarik
2022-11-15
1
IndraAsya
👣👣👣 Jejak 💪💪💪😘😘😘
2022-06-25
2