My Secretary, Is My Wife
" Ah........! "
Pekik dua manusia yang kini terkejut histeris melihat tampilan satu sama lain. Dua orang itu adalah Nichole Rezef Chloe, dan Alenta Merile. Nichole Rezef Chloe, atau biasa di panggil Nick, dia adalah anak tunggal dari pasangan Nathan Rezef Chloe dan juga Ivi. Satu lagi adalah sekretaris Nick sendiri yang sudah tiga tahun bekerja di perusahaan Chloe.
" Apa-apaan?! Kenapa kau ada disini?! " Nick berteriak frustasi karena benar-benar tidak bisa menutupi keterkejutannya. Bagaimana tidak? Yang dia ingat semalam dia bercinta dengan kekasihnya, lalu kenapa bangun pagi malah Alenta yang ada disana?
" Aku juga mana tahu, Bos! Aku juga terkejut! " Alenta memegangi selimut tebal agar tubuhnya tak mampu di lihat oleh pria busuk yang gila wanita, yah meskipun memang Nick adalah Bosnya tapi seperti itulah gambaran Nick bagi Alenta.
Nick mengusap wajahnya dengan kasar, aduh sialan! Bagaimana ini?
" Kau jangan-jangan sudah meracuni minumanku, dan menggodaku ya?! " Tuduh Nick yang masih merasa kejadian ini tidak masuk akal baginya. Sementara Alenta, gadis itu kini nampak tak bisa menyembunyikan kekesalannya lagi seperti biasanya.
" Bos, walaupun aku gila aku juga tidak akan sudi menggoda mu! " Alenta berucap dengan lantang, bahkan matanya juga masih melotot karena benar-benar tidak tahan dengan tuduhan kurang ajar si Bos yang gila pujian dan narsis parah itu.
" Tidak sudi? Bahkan kecoak saja tergoda meihatku, bagaimana mungkin wanita normal sepertimu tidak memiliki niat busuk! " Kesal Nick yang justru tak terima kata tidak sudi keluar dari mulut sekretarisnya yang selama ini hanya berwajah datar saja.
Alenta menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskan nafasnya pelan. Sabar, sabar, menghadapi si Bos Nick memang butuh otak bodoh seolah tidak tahu apa-apa, tapi masalahnya Alenta masih saja merasakan kekesalan yang tak tertahankan.
" Bos, kenapa bicara seolah Bos ini sudah aku perkosa? Padahal jelas-jelas kan aku yang rugi! " Alenta semakin terlihat kesal, tapi dia juga terlihat seolah masih terus menahan diri agar tak melakukan hal yang akan tambah merugikannya.
Nick menghela nafas panjangnya.
" Sebenarnya, apa yang terjadi semalam? "
" Tidak tahu, aku juga hanya minum satu gelas wine. Tapi mana aku tahu juga kalau akan berakhir di sini? Kalau tahu begini aku juga tidak akan sudi meminum wine itu meski tahu rasanya sangat enak. " Gumam Alenta yang mulai terlihat sedih, tentu sajalah dia sedih. Kenapa?! Kenapa malam pertamanya harus se-sial ini?Kenapa harus Bos nya yang brengsek itu? Kenapa tidak dengan kekasihnya saja yang sudah satu tahun bersamanya, bahkan juga sudah banyak menerima kebahagiaan darinya. Sekarang, dia malah tanpa sengaja mengkhianati kekasihnya dan tidur dengan nyaman di kasur Bosnya. Tidak tahu apa yang terjadi semalam, tapi kalau dengan keadaan tubuh tanpa busana, siapapun akan berpikir ke arah sana kan?
" Kejadian ini, simpan saja untuk kita sendiri. Aku tidak ingin Rebecca tahu, anggap saja tidak terjadi apapun. Toh, kita juga tidak bisa mengingat dengan jelas apa yang terjadi semalam kan? "
Alenta terdiam, kali ini dia tidak ingin lagi bicara, kenapa? Tentu saja dia merasakan sakit yang luar biasa hingga tak mampu bicara. Anggap tidak terjadi apa-apa? Bagaimana bisa? Bukankah tubuhnya sudah kehilangan sesuatu yang tidak akan mungkin bisa kembali? Bukankah bekas itu akan ada di sepanjang hidupnya? Mungkin mudah bagi Nick untuk berkata semacam itu karena melakukan hubungan badan adalah hal yang biasa untuknya.
" Kenapa kau diam saja? Jangan bilang kau tidak mau, dan akan mengadu kepada Ibuku, oh! Atau kau akan segera mengundurkan diri? Aku ingatkan ya, masalah pribadi jangan sampai mempengaruhi pekerjaan, kau mengerti? " Nick mengeryit karena tak mendapati satu kata pun keluar dari mulut Alenta.
" Kau mau kemana? " Tanya Nick saat Alenta menurunkan kakinya, dan tangannya memegang erat selimut tebal, seperti ingin membawa selimut itu pergi.
" Ke kamar mandi untuk memakai pakaianku, lalu pergi dari sini. "
" Oh. "
What?! Oh? Hanya Oh? Dasar tidak berkeprimanusiaan, kalau pun tidak memilikinya, apa tidak bisa memiliki prikehewanan begitu? Padahal sudah jelas-jelas dia yang sudah dirugikan, apa tidak bisa sedikit saja terlihat merasa bersalah. Sudahlah, membicarakan Nick memang tidak akan ada habisnya, terlebih kalau membicarakan sikapnya yang sangat menyebalkan.
Aduh! Belum saja sempat meraih gagang pintu kamar mandi, suara pintu kamar Nick terdengar dan tak lama muncullah seorang wanita yang membuat kedua orang yang ada di dalam kamar itu membeku, gemetar dan merasakan ngeri. Dia adalah Ivi, atau Ibu kandung Nick yang memang biasanya akan sering berkunjung di kediaman Nick setelah Nick memutuskan untuk tinggal di rumah lain dengan alasan belajar hidup mandiri. Tapi eh ternyata, tujuan Nick ya hanya demi bisa membawa kekasihnya pulang dan bobo bersama, tapi itu juga ia lakukan setelah benar-benar memastikan bahwa Ibunya tidak akan datang untuk melihatnya.
" Ka kalian, apa yang sudah kalian lakukan?! " Ivi mendelik tajam menatap Nick yang duduk di atas tempat tidur dengan tatapan kaget, lalu menatap Alenta yang terlibat ketakutan secara bergantian. Ivi memegangi dadanya karena masih tak percaya akan melihat secara langsung anak semata wayangnya dan juga sekretaris putranya berada di dalam kamar, tidak berpakaian, penampilan juga berantakan. Meskipun tahu putranya agak brengsek kalau soal wanita, tapi tetap saja dia terkejut melihatnya.
" I Ibu?! " Nick segera menarik seluruh sprei yang ia gunakan untuk menutupi bagian anunya, karena si selimut kan di bawa Alenta pergi menuju kamar mandi. Tidak tahu apa yang dilakukan gadis itu, dia malah masih berdiri ketakutan dan terlihat kaget disana. Setelah sprei itu tanggal dari ranjangnya, Nick berjalan menuju Ibunya sembari memegangi lilitan sprei agar tak lepas dari pinggangnya.
" Ibu, ini semua tidak sengaja, Bu! Kami berdua mabuk dan berakhir seperti ini. " Ucap Nick memelas di hadapan Ibunya. Nick menoleh ke arah Alenta, lalu melotot dengan bibir bergerak bergerundel dengan maksud agar Alenta juga menjelaskan kepada Ibunya. Oh, tapi tenang saja, hembusan nafas Nick saja Alenta sudah sangat paham apa artinya.
" Itu benar Nyonya! " Alenta bergegas mendekat, bersamaan dengan tangannya yang masih menahan selimut tebal agar tak merosot, juga pakaiannya.
" Eh? " Betapa malunya, karena sampainya Alenta di hadapan Ivi, kain penutup segitiga bagian dalamnya terjatuh di lantai.
Ivi terperangah, lalu menatap heran Nick dan Alenta yang kini berdiri berdampingan di hadapannya. Tenang, Ivi menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskan perlahan.
" Persiapkan diri kalian, besok kalian sudah harus menikah. "
" Apa?! " Alenta dan Nick saking menatap.
" Tidak mau! " Kompak keduanya.
" Nick, kau harus bertanggung jawab dengan apa yang kau lakukan! "
" Nyonya, kalau begitu bagaimana dengan wanita-wanita yang tak terhitung sudah berapa? Dan kalau dijadikan anak, pasti Bos sudah memiliki sejuta an- Em! " Alenta tak bisa melanjutkan ucapannya, kenapa? Tentu saja karena Nick membungkam mulut sialan Alenta yang licinnya sudah melebihi perosotan anak TK.
" Tidak mau dengar alasan, besok pokoknya kalian harus menikah. "
" Ibu, menikah kan tidak semudah membeli tempe. Tolong jangan begini ya? " Bujuk Nick.
" Tapi rasa tempe tidak se-enak rasanya Alenta kan? Jadi jangan banyak alasan! "
" Hah? " Keduanya tercengang tak bisa betkata-kata.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
ALIKA🥰🥰CHEN ZHE YUAN.LIN YI
NICK ALENTA😁😁
2023-10-22
0
nenk 'yLa
sprti y menarikk.. lanjut maraton.. ap emg mngkn ulah ibu y nick sndri ya🤭🤭
2023-02-22
0
Cyntia Aldilah
pengen ketawa rasa tempeeeee
2023-02-09
0