Hari ini adalah hari paling menyedihkan bagi Nick dan Alenta. Kenapa? Karena sudah dinikahkan begitu saja oleh orang tua Nick, juga langsung disetujui oleh Ibunya Alenta. Tidak tahu bagaimana sebuah pernikahan bisa terjadi hanya dengan satu hari saja? Meskipun tidak banyak tamu yang datang, bahkan bisa dibilang hanya keluarga inti saja, tetap saja mereka masih belum bisa percaya dengan pernikahan ini.
" Apa-apaan ini? " Alenta menatap tak percaya pada jari yang telah dipasang cincin pernikahan. Begitu juga dengan Nick yang masih terbengong heran dengan apa yang terjadi beberapa saat lalu. Hanya karena mata tajam Ibunya, dia terus saja melakukan apapun yang Ibunya suruh, mengambil sumpah pernikahan, memasangkan cincin, bahkan dia juga mencium kening sekretaris yang dia tahu sangat menyebalkan dengan ketegasan yang seolah dia adalah atasannya saja.
" Bagaimana kalau besok kita bercerai saja? " Tanya Alenta masih dengan tatapan tak percaya melihat cincin indah di jemarinya.
" Dasar gila! Hari ini menikah, besok bercerai?! Kau mau membuatku jadi gembel karena di usir Ibuku ya?! " Nick melotot marah. Ayolah, bercerai tentu saja dia mau, tapi tidak mungkin juga mengajukan perceraian tepat setelah satu hari menikah kan? Aduh, kalau mengingat mata Ibunya yang tajam seakan menusuk dengan menyakitkan itu, tidak tahu apa yang akan Ibunya lakukan kalau saja mereka bercerai setelah satu hari menikah.
" Masalahnya Bos, aku sungguhan akan menjadi gila kalau harus menjalani takdir sebagai istrimu. " Alenta menurunkan tangannya, lalu menatap Nick yang duduk disampingnya dan tengah memijat pelipisnya. Iya, mungkin dia pusing memikirkan apapun yang terjadi, tali kan Aleta juga pusing kan?
" Kau, kenapa kau ini tidak sudi sekali menjadi istriku? Apa kau tidak tahu berapa banyak wanita yang mengantri untuk posisimu sekarang?! " Kesal Nick sebentar menatap Alenta untuk menunjukkan bagaimana kesalnya dia mendengar ungkapan Alenta yang selalu saja menjurus dengan keberatannya.
Alenta menghela nafas, tahu! Tentu saja dia tahu kalau banyak gadis yang menyukai Bosnya. Itulah mengapa Alenta sama sekali tidak tertarik dengan Bosnya karena masa lalu yang di alami orang tuanya meninggalkan bekas hingga sulit untuk dia lupakan. Bukannya tidak bisa menghargai pernikahan, hanya saja hubungan yang akan dijalani bersama Nick pasti akan banyak rintangan. Selain sifat keduanya yang sama-sama meras kepala, Alenta juga sangat disiplin. Sedangkan Nick lebih santai, dan bicaranya urakan. Maaf sih, tapi kalau boleh jujur agak mirip seperti Ibunya Nick.
" Bos, kita kan punya pacar, jadi aku tidak bisa begitu jahat meninggalkan pria yang begitu baik seperti Arkan. "
" Cih! Hanya pegawai biasa, apanya sih yang menarik? Lagian aku juga punya Rebecca yang sangat aku cintai. Aku juga tidak bisa meninggalkan dia demi bunga raflesia sepertimu sementara sudah punya bunga mawar. "
Dasar bajingan! Raflesia?! Bunga yang bau bangkai kan? Alenta memaksakan senyumnya, dia melirik kesal sebentar di saat Nick tidak melihatnya. Astaga, ingin sekali rasanya dia menginjak mulut sialan yang mengatainya tadi. Sudahlah, sabar, memang akan lebih baik kalau tidak usah membantah omongan pria busuk itu. Tapi maaf saja sih, dia tidak akan membiarkan bibir Nick tersenyum lama seperti itu setelah menghinanya.
" Bos, bunga mawar berduri loh. Memang terlihat cantik, tapi kan akan lebih baik tidak disentuh, sudah begitu harganya murah. Kalau bunga raflesia, memang bau bangkai, tapi dia langka dan mahal. Tumbuh tidak di sembarang tempat, dan juga terjaga dengan baik dimana bunga itu tumbuh. "
Benar saja! Senyum puas setelah mencela Alenta tadi sirna dari bibir Nick berganti dengan wajah kesal karena tak terimanya.
" Kau sedang menghina pacarku ya?! "
Alenta memaksakan senyumnya.
" Kita kan sedang membicarakan bunga, Bos? "
Nick tak lagi bisa berbicara, dia memilih untuk diam karena tidak mau bicara dengan Alenta yang selalu saja pintar membuatnya tak bisa bicara banyak.
" Jadi bagaimana untuk selanjutnya? " Tanya Alenta, matanya sebentar menatap Nick, lalu segera kembali menatap datar dinding yang ada di hadapannya.
Nick menghela nafas panjangnya, aneh sekali rasanya karena sekretaris yang selalu tegas padanya malah menjadi istrinya sendiri. Aduh, kalau saja Alenta bukan pegawai yang di rekrut langsung oleh Ayahnya sendiri, mana mau juga dia memiliki sekretaris yang suka mengatur dan lebih tegas dari dia yang padahal adalah Bosnya.
" Bagaimana? Ya tentu saja seperti biasanya saja. di kantor kau tetap sekretarisku, dirumah baru kau istriku. " Eh? Ini keceplosan kenapa bisa selancar itu sih? Padahal tidak usah menyebut kata istriku kan bisa ya? Jadi bagiamana dong kalau sudah terlanjur begini? Semoga saja Alenta tidak terbang melayang-layang karena ucapannya barusan.
" Oke, dikantor aku sekretarisnya Bos, dirumah aku adalah istri bohong-bohongan. Jadi, mengenai pacarku dan pacarnya Bos, kita masih bisa lanjut kan? "
" Iya lah! Nanti kalau sudah reda, baru kita bercerai agar bisa bersama dengan pasangan yang kita cintai. "
" Iya. " Alenta terdiam setelah itu, lalu menuju kamar mandi untuk mengganti pakaian setelah mandi. Sejenak dia mematung dengan tubuh polos tanpa satu helai pun kain di tubuhnya. Sebenarnya di merasa ada yang aneh, bagaimana mungkin bagian bawahnya tidak merasakan apapun, bahkan seperti biasanya seolah tidak pernah tersentuh. Mau mengingat dengan jelas, tapi dia masih belum bisa sama sekali mengingat kejadian malam itu.
" Apa jangan-jangan, malam itu tidak terjadi apapun? Tapi kenapa aku dan Bos tidak memakai baju saat sekali saat bangun? Sebenarnya apa yang terjadi ya malam itu? " Gumam Alenta bertanya kepada dirinya sendiri.
" Apa aku harus pergi ke dokter untuk memeriksakan diri ya? Tapi, bagaimana kalau dokter bertanya kenapa aku memeriksa keperawanan ku sendiri? Ck! Sialan aku pusing sekali memikirkan semua ini. " Alenta menghembuskan nafas kasarnya, lalu segera memakai pakaian gantinya.
Di luar sana Nick kini tengah kebingungan membalas pesan Rebecca yang sudah menumpuk hingga puluhan di ponselnya.
" Rebecca apa punya firasat yang kuat ya? Apa-apaan juga segala minta aku mengirim photo sedang melakukan apa. "
Klek!
Nick menelan salivanya melihat Alenta dengan baju tidur yang melekat di tubuhnya. Gila sih, baju tidur dengan lengan pendek, panjang hampir selutut ternyata begitu indah dipandang mata saat Alenta yang memakainya. Apakah ini hanya karena sudah terbiasa melihat Alenta memakai pakaian resmi setiap hari?
Nick semakin tak bisa menahan keinginannya untuk terus minat ke arah Alenta yang kini tengah mengeringkan rambutnya, indah juga!
Coba saja kalau dia mau mengurai rambutnya seperti sekarang ini, pasti lebih enak di pandang mata kan?
Alenta sebenarnya sedari tadi tahu kalau Nick terus memperhatikannya, meskipun sudah mencoba untuk bersikap biasa saja, tapi kalau di tatap terus-terusan ya tentu saja akan merasa risih.
Orang ini apa sedang memperhatikan tubuhku? Sialan! Aku jadi ingin mencongkel matanya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Shyfa Andira Rahmi
wahhh dijebak MERTUA kayanya ini🤣🤣
2025-01-13
0
Henny Aprilaz
ulah ibu mu nick...biar segera menikah...dan ibu mu tak setuju ...ibu tak menyukai si Rebecca itu....😅
2024-03-15
1
Yati Rosmiyati
kok aku curiga kalau itu semua rencana mamah Nick biar Nick bisa menikah dengan alenta😁
2023-08-14
0