Kedatangan Ibu

" Babe, besok jadi kita tidak jadi liburan? Padahal kau sudah sering mengundur waktu, janji di ulang tahunku kau juga akan mengesampingkannya? " Rebecca menjebikkan bibirnya karena sebal dengan Nick yang selalu saja berasalan dengan hal-hal yang menjurus kepada pekerjaan, juga Alenta yang takutnya akan mengadu kepada Ayahnya yang tidak-tidak.

" Maaf ya Rebecca ku yang cantik, tapi besok ada jadwal meeting yang tidak boleh absen. Lain kali tidak apa-apa kan? " Nick membelai rambut Alenta yang terurai pajang, lalu mengusap wajahnya dengan lembut.

" Padahal aku sudah bersiap-siap loh. "

Nick membawa Rebecca ke dalam pelukannya, lalu mencium pucuk kepalanya.

" Maaf, aku janji lain kali akan menepati janji-janjiku padamu. "

" Kalau begitu, kita masuk ke apartemenku yuk? Kita sudah lama loh. " Ajak Alenta dengan senyum menggodanya. Kalai sudah seperti itu siapa juga yang akan bisa tahan? Lagi pula sudah hampir dua minggu juga dia dan Rebecca tidak kikuk kikuk kan?

" Ayo, Babe. "

" Bos, jangan lupa hari ini Nyonya akan datang kerumah. "

Baru saja Nick membuka pintu mobilnya, sopir yang bernama Ferdi itu malah mengatakan hal yang membuatnya lagi-lagi harus menghadapi kekecewaan.

Nick tersenyum dengan mimik bersalah kepada Rebecca, sementara Rebecca sendiri sudah manyun karena tahu benar kalau lagi-lagi Nick akan meminta maaf dan segera pulang kerumahnya.

Sesampainya di rumah.

Nick menghembuskan nafas kasar yang menandakan bawa dia tengah merasa sebal dan kesal, sementara Alenta, wanita bermulut kobra itu tengah sibuk merapihkan rumah karena pembantu yang bekerja disana sedang memasak untuk menyambut kedatangan Ivi. Sebenarnya Alenta bukannya tidak ingin membantu memasak untuk mertuanya, hanya saja dia tidak pernah sekalipun memasak, bahkan memasak mie instan saja selalu lembek karena terlalu lama, atau keras karena kurang matang. Tapi kalau soal bersih-bersih, Alenta bisa melakukannya dengan sangat baik karena selama ini dia tinggal sendiri di rumah sewa yang sebelumnya sebelum pindah bersama Nick.

Glek!

Nick menelan salivanya melihat bagaimana penampilan Alenta yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Dress tidur yang agak longgar berbahan satin, berwana hitam, lengannya berbentuk tali mengekspos bagian punggung serta lengannya yang indah, bahkan bagian depannya juga terlihat menarik meski tak memiliki benjolan-benjolan indah seperti milik Rebecca. Maksudnya benjolan itu, dua benjolan di dada yang berukuran besar, juga benjolan di bagian belakang. Benar-brnar indah sih, tengkuknya juga terlihat jenjang dan mulus karena Alenta mengikat cepol tinggi rambutnya khas Ibu-Ibu rumah tangga.

" Seperti ini sudah kan? " Gumam Alenta, lalu saat akan berbalik dia melihat Bosnya, eh! Maksudnya suaminya sudah pulang dan malah berdiri saja tidak bergerak. Apa mau menggantikan patung Pancoran? batin Alenta.

" Bos? Sudah pulang? "

Nick berdehem karena tersadar dari lamunannya yang terus mengagumi Alenta tanpa dia sadari. Segera dia memalingkan wajah agar tak gerogi, lalu berpura-pura merasa kesal entah apa sih tujuannya. Eh, tapi ya mungkin dia pikir supaya tidak terlalu terlihat habis terpesona kali ya?

" Sudah tahu aku ada disini, kenapa masih tanya sudah pulang apa belum? Atau jangan-jangan matamu katarak dan menganggap ku makhluk halus yang sedang melakukan penampakan, begitu? " Nick bicara dengan begitu santai, tapi tentu saja dia masih tidak berani menunjukkan wajahnya kepada Alenta yang kini sudah. berdiri tak jauh dari dirinya.

Alenta memaksakan senyumnya, dia juga menggerakkan bibirnya komat kamit karena tak tahan dengan mulut Nick yamg selalu saja tak berakhlak.

Gatal sekali tanganku ingin menjambak gigimu!

" Bos kesal begini saat pulang, apa gagal ehem dengan nona Rebecca? "

Nick kini tak ingat lagi kalau dia sempat terpesona oleh Alenta. Dia melotot kesal meski tak bisa melakukan tindakan apapun kepada wanita yang kini malah menjadi istrinya sendiri.

" Oh, ekspresi Bos sudah menjelaskan semuanya. Tidak apa-apa lah Bos sesekali saja menghemat cairan benih, kalau terlalu sering di buang nantinya keburu habis, dan nanti saat ingin punya anak sudah tidak punya lagi benih. "

Nick terperangah heran dengan mulut Alenta yang semakin berani dengannya. Tapi segera setelah itu dia tersenyum miring dengan tatapan aneh yang entah mengapa tatapan itu mampu membuat Alenta merasa gugup seolah terancam hanya dengan tatapan dari Nick.

" Benar juga aku tidak boleh membuang cairan, kalau begitu aku berikan saja padamu supaya tidak sia-sia, bagaimana? " Nick kembali tersenyum miring karena bisa melihat Alenta benar-benar merasa gugup dan juga terlihat takut.

" Maaf sekali Bos, aku tidak bisa menampung cairan milikmu. A aku, punya jantan yang memiliki cairan lebih unggul darimu. Maaf aku buru-buru untuk merapihkan kamar agar Nyonya bisa istirahat dengan nyaman, permisi! " Dengan langkah cepat Alenta meninggalkan Nick tanpa mau menoleh sedetikpun kebelakang. Memang dasar otak mesum! Berani-beraninya menawarkan cairan miliknya, sudah gila ya?!

" Jantan? Maksudmu Arkan yang hanya karyawan biasa itu? Cih bibit unggul apaan? Cuma karena dia tampan saja? Aku kan lebih tampan. " Gumam Nick seraya berjalan menuju kamarnya untuk segera mandi, dan menyambut Ibunya kalau sudah datang nanti.

" Dasar otak biji lada! Bisa-bianya bicara seperti itu?! " Gumam Alenta seraya menepuk-nepuk pelan pipinya yang memanas dan memerah.

Tak lama setelah itu, Ivi datang dan dengan segera Alenta menyambutnya meski masih lah dia merasa kaku dan gugup karena belum terbiasa. Alenta menyuguhkan teh, lalu menemani Ivi berbincang sebisa mungkin agar obrolan itu terasa nyambung.

" Ngomong-ngomong, kapan kalian berencana untuk memiliki anak? "

Alenta dan Nick duduk berdampingan hanya bisa saling menatap bingung. Anak?! Yang benar saja sih?! Mereka saja berniat cerai beberapa saat lagi.

" Anu, Ibu, nanti saja deh punya anaknya. Sekarang ini kan kami masih baru, jadi biarkan kami menghabiskan banyak waktu untuk berdua dulu. " Nick beralasan, lalu mencubit pelan pingganh Alenta agar segera mengiyakan ucapannya tadi.

Sakit! Sialan!

Alenta memaksakan senyumnya meski ingin sekali mengumpat kesal Nick yang mencubitnya lumayan perih rasanya.

" Ah, iya Ibu mertua. Selama ini kami kan hanya memiliki hubungan antara atasan dan bawahan, jadi kami butuh waktu untuk saling mendekatkan diri satu sama lain. "

" Dan lagi, aku sedang senang-senangnya berpacaran setelah menikah dengan Alenta, Ibu lihat sendiri kan? Alenta itu sangat manis dan menggemaskan seperti ini? Nick mencubit pipi Alenta kuat meski mimiknya seperti sedang merasakan gemas kepada Alenta.

Berani-beraninya!

" Hahaha.... Benar bu, aku juga sedang di mabuk kepayang dengan Bos, Eh! Maksudnya Nick yang selalu saja manis dan memperlakukan ku dengan baik. " Alenta kini juga mencubit kuat pipi Nick dengan sangat kuat hingga bibirnya gemetar bergerundel kesal.

Ivi menaikkan sebelah sisi bibirnya.

Akting mereka buruk sekali!

Bersambung

Terpopuler

Comments

Shyfa Andira Rahmi

Shyfa Andira Rahmi

😭😭😭

2025-01-13

0

meE😊😊

meE😊😊

ykin bgd ini mh emg krjaan emak y ya yg jbak mrk😁😁

2023-02-22

0

Elisa Nursanti Nursanti

Elisa Nursanti Nursanti

ibu ivi yg tak tertipu

2023-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Kenapa Kau?
2 Suami Istri
3 Sibuk pacaran
4 Kedatangan Ibu
5 Iblis pengganggu
6 Gosip
7 Si Bunga Raflesia
8 Tolong aku!
9 Bau mawar berduri
10 Berbeda Tanggapan
11 Satu Tujuan
12 Aku Ikut!
13 Enak?
14 Alenta, Si Terkutuk!
15 Nyonya Muda Chloe
16 Nick Sudah Menikah?
17 Kecurigaan
18 Bodoh Dan Pengecut
19 Tingkah Suami Dan Istri
20 Kaos Kaki
21 Ibu, Tolong!
22 Mimpi Buruk
23 Cincin Pasangan
24 Cincin
25 Tidur Bersama?
26 Patah Hati
27 Gara-Gara Tanda Tangan
28 Jangan Panggil Kakak!
29 Kantin Kantor
30 Kakak!
31 Pembatalan Janji
32 Wakil Bicara
33 Sabar
34 Putus!
35 Aku Lebih Membutuhkanmu!
36 Tidak Membutuhkan Pria
37 Ciuman Ajaib
38 Camping 1
39 Camping 2
40 Peluk Aku!
41 Harus Menang!
42 Menang, Sebuah Ciuman!
43 Hutang ciuman
44 Sebab Benci Camping
45 Sibuk
46 Tidak Sengaja!
47 Berkunjung Ke Rumah Ayah
48 Benci Level Atas
49 Jaminan
50 Waktu Itu
51 Memutuskan
52 Bersabar Sebentar
53 Terimakasih, Pembuat Takdir
54 Ada Apa?
55 Tidak Akan Memafkan
56 Bos, Idola
57 Perasaan Cemburu
58 Mencurigai Hubungan
59 Aku Akan Pergi
60 Berpisah
61 Gangguan
62 Tidak Ada Kabar
63 Hello, Wife?
64 Godaan Tak Bisa Ditolak
65 Ragu Tapi Mau
66 Dilarang Buka Bab Ini!
67 Good Night, Wife.
68 Libur Lagi
69 Hari Libur Berakhir
70 Permohonan Talita
71 Menemui Ayah Mertua
72 Luka Saat Itu
73 Ayo Bulan Madu!
74 Membeli Kebebasan
75 Kekecewaan Talita
76 Gosip
77 Mendatangi Tuan Baskoro
78 Penyesalan Terdalam
79 Tiket Liburan
80 Gunjingan
81 Sebuah Ketakutan
82 Menantu Chloe
83 Hilangnya Gunjingan
84 Ingin Memanfaatkan Alenta
85 Korban
86 Mirip Seperti Alenta
87 Alenta kenapa?
88 Tiga Anak, Cukup!
89 Permintaan Yang Terkabul
90 Maaf, Tuhan!
91 Air Mata Seorang Ayah
92 Tidak Terlihat Lagi
93 Rasa Kehilangan Dalam
94 Perubahan Kehidupan
95 Menantu Yang Selalu Salah
96 Karma Itu Ada
97 Sabar, Itu Ngidam!
98 Ngidam Masih Berlanjut
99 Mimpi Buruk
100 Anak Mau Keluar!
101 Dia Sudah Lahir
102 Final Episode
103 Promo Novel Terbaru
104 Pengumuman!
105 Promo Novel Terbaru
106 promo novel terbaru! banget!!! kepoin yuk....
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Kenapa Kau?
2
Suami Istri
3
Sibuk pacaran
4
Kedatangan Ibu
5
Iblis pengganggu
6
Gosip
7
Si Bunga Raflesia
8
Tolong aku!
9
Bau mawar berduri
10
Berbeda Tanggapan
11
Satu Tujuan
12
Aku Ikut!
13
Enak?
14
Alenta, Si Terkutuk!
15
Nyonya Muda Chloe
16
Nick Sudah Menikah?
17
Kecurigaan
18
Bodoh Dan Pengecut
19
Tingkah Suami Dan Istri
20
Kaos Kaki
21
Ibu, Tolong!
22
Mimpi Buruk
23
Cincin Pasangan
24
Cincin
25
Tidur Bersama?
26
Patah Hati
27
Gara-Gara Tanda Tangan
28
Jangan Panggil Kakak!
29
Kantin Kantor
30
Kakak!
31
Pembatalan Janji
32
Wakil Bicara
33
Sabar
34
Putus!
35
Aku Lebih Membutuhkanmu!
36
Tidak Membutuhkan Pria
37
Ciuman Ajaib
38
Camping 1
39
Camping 2
40
Peluk Aku!
41
Harus Menang!
42
Menang, Sebuah Ciuman!
43
Hutang ciuman
44
Sebab Benci Camping
45
Sibuk
46
Tidak Sengaja!
47
Berkunjung Ke Rumah Ayah
48
Benci Level Atas
49
Jaminan
50
Waktu Itu
51
Memutuskan
52
Bersabar Sebentar
53
Terimakasih, Pembuat Takdir
54
Ada Apa?
55
Tidak Akan Memafkan
56
Bos, Idola
57
Perasaan Cemburu
58
Mencurigai Hubungan
59
Aku Akan Pergi
60
Berpisah
61
Gangguan
62
Tidak Ada Kabar
63
Hello, Wife?
64
Godaan Tak Bisa Ditolak
65
Ragu Tapi Mau
66
Dilarang Buka Bab Ini!
67
Good Night, Wife.
68
Libur Lagi
69
Hari Libur Berakhir
70
Permohonan Talita
71
Menemui Ayah Mertua
72
Luka Saat Itu
73
Ayo Bulan Madu!
74
Membeli Kebebasan
75
Kekecewaan Talita
76
Gosip
77
Mendatangi Tuan Baskoro
78
Penyesalan Terdalam
79
Tiket Liburan
80
Gunjingan
81
Sebuah Ketakutan
82
Menantu Chloe
83
Hilangnya Gunjingan
84
Ingin Memanfaatkan Alenta
85
Korban
86
Mirip Seperti Alenta
87
Alenta kenapa?
88
Tiga Anak, Cukup!
89
Permintaan Yang Terkabul
90
Maaf, Tuhan!
91
Air Mata Seorang Ayah
92
Tidak Terlihat Lagi
93
Rasa Kehilangan Dalam
94
Perubahan Kehidupan
95
Menantu Yang Selalu Salah
96
Karma Itu Ada
97
Sabar, Itu Ngidam!
98
Ngidam Masih Berlanjut
99
Mimpi Buruk
100
Anak Mau Keluar!
101
Dia Sudah Lahir
102
Final Episode
103
Promo Novel Terbaru
104
Pengumuman!
105
Promo Novel Terbaru
106
promo novel terbaru! banget!!! kepoin yuk....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!