Zola memegang pipinya, tepat dimana Arrahma menampar dirinya.
Tamparan kali ini seolah membekas dalam ingatannya. Bahkan bisa dikatakan, ini kali pertama ia mendapatkan sebuah tamparan dari orang luar. Mengingat jika tak ada yang berani menamparnya, selain kakeknya. Nafasnya memburu terpancing emosi.
“Camkan ini Tuan! Jika tidak mau direndahkan atau dipermalukan. Maka kau jangan melakukan hal ini. Zola orang lain. Sadari tadi ...saya diam."
"Sebab saya tahu, dimana letak kesalahan saya. Tapi bukan berarti saya akan diam, jika harga diri saya direndahkan,” ucap Arrahma membalikkan badannya. Akan tetapi dengan langkah cepat. Zola mencekal pergelangan tangannya kasar. Membuat tubuh gadis itu berbalik.
“Banyak omong.” Zola menarik Arrahma, untuk mengikuti langkahnya.
“Lepasin ...saya mohon. Jangan sentuh saya!” ujarnya berusaha lepas dari cengkeraman Zola.
Percuma, nyatanya tangan Zola lebih kuat.
“Saya mohon Tuan, jangan lakukan sesuatu padaku hiks....” Setetes air mata mengalir dari balik cadar.
Namun lelaki yang menarik tangannya. Tetap berpegang teguh pada pendirian.
“Kunci ruangan saya.”
“Tolong saya, Mbak tolong saya hiks....” Arrahma berteriak minta bantuan. Kepada orang yang berlalu-lalang check out. Akan tetapi apa boleh dikata, mereka semua tampak tak peduli.
'Bagaimana saya bisa menolongmu. Jika saya juga bekerja dengan kakeknya Tuan Zo' batin Resepsionis, iba akan keadaan Arrahma.
“DIAM!” bentak Zola yang membuat nyali Arrahma menciut. Bahkan Resepsionis langsung menunduk ketakutan. Dan orang-orang di sekitarnya, lebih memilih menjauh. Tidak mau ikut dalam urusan orang lain.
Zola menarik tangan Arrahma masuk ke dalam lift. Lelaki itu merogoh sakunya, untuk mengambil ponselnya.
“Meeting malam ini kamu yang handle! Satu jam setengah saya akan datang.”
“Minta Adel untuk menggantikan saya, karena dia yang menyiapkan bahan.” Zola mematikan ponselnya.
Pintu terbuka, lelaki itu kembali menarik tangan Arrahma keluar dari lift. Menuju kamar VVIP, sesampainya didalam ruangan. Zola mendorong tubuh Arrahma, hingga terjatuh dikasur. Gadis itu meringis menahan sakit karena terhempas.
Lelaki berambut hitam itu membuka jas kerjanya dan membuang ke segala arah. Arrahma menggeleng ketakutan saat melihat lelaki yang tidak ia ketahui namanya. Mendekat kearahnya.
“Tu- tuan mau apa?” ujarnya seraya memundurkan badannya perlahan.
Akan tetapi hal ini justru membuat Zola menikmatinya. Lelaki itu merangkak keatas ranjang. Membuat Arrahma berteriak histeris yang diiringi oleh isakkan.
“APA YANG INGIN KAU LAKUKAN!” Gadis itu menutupi tubuhnya dengan selimut.
“Apa yang saya ingin lakukan? Coba tebak....” Tersenyum sinis seraya menarik selimut yang menutupi tubuh Arrahma.
“Jangan lakukan apapun ... jika tidak ...suami saya akan menghajarmu," teriaknya yang membuat Zola mendengus kesal.
Akan tetapi Zola bukanlah lelaki yang mudah dibohongi.
“Turun kau!” perintahnya dengan suara sangat berat. Arrahma pun langsung turun. Berusaha keluar akan tetapi pintunya dikunci.
Zola tersenyum menyeringai, lelaki itu mendekati Arrahma. Yang mencoba menarik gagang pintu.
Zola menarik bahu Arrahma keras, sehingga membuat perempuan itu berhadapan dengannya. Tubuh Arrahma bergetar hebat saat Zola mengungkung tubuhnya.
“Aku tidak peduli, bagaimana kalau kita menikah saja. Kau tinggalkan suamimu itu,” ucapan Zola membuat Arrahma lemas seketika. Hingga ia tak menyadari tangan Zola masuk kedalam tas selempangnya. Zola melirik kebawah, lelaki itu tersenyum puas. Karena mendapatkan informasi pribadi milik Arrahma.
“Menarik,” ujar Zola memperlihatkan kartu penduduk Arrahma.
Arrahma segera merebut kartu identitasnya dari tangan Zola.
“Membuat saya semakin ingin menjadikanmu, milikku seutuhnya hahahaha....”
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Uci
koq bisa lgsg di ajak nikah ya
2023-01-25
1
Puji Sri Lestari
sadis
2022-12-23
0
Agnez_('❛◡❛')
ikutan mewekk sih...
2022-07-12
2