Stasiun Solo.
Dua orang gadis tampak berlari terburu-buru keluar dari peron stasiun. Pengumuman yang ditujukan untuk mereka lewat pengeras suara petugas informasi tak mampu meredam rasa bahagia keduanya, seketika menulikan indera pendengar kala mereka kembali bertemu setelah terpisah untuk waktu yang lumayan lama.
Dan, pada akhirnya mereka harus tergesa meninggalkan tempat itu yang menyebabkan ponsel salah satunya tertinggal.
*
Awalnya Amir merasa sangat terganggu dengan percakapan kedua orang gadis yang duduk membelakangi nya di ruang tunggu eksekutif.
Ingin rasanya menegur, apakah panggilan via pengeras suara yang berkali terdengar itu ditujukan untuk mereka, melihat dari busana syar'i yang dikenakan diantara belasan calon penumpang diruangan itu, namun rasanya enggan. Bukan urusanku, batin nya.
" Eh, Al... Kita udah dipanggil... Yuk yuk... Duh keasikan ngobrol. " Gadis dengan kerudung hijau tua lengkap dengan niqobnya terburu bangkit dari duduknya.
" Maaf ya, gara-gara aku jadinya teledor. "
Keduanya sibuk mengemasi barang bawaan yang tidak sedikit. Gadis berkerudung hijau tadi melambaikan tangan meminta bantuan Porter yang tengah melintas didepan ruang tunggu eksekutif untuk membantu membawakan barang mereka.
" Al, aku duluan yaa.. Kamu sisanya aja, bisa kan? " tanyanya lembut sambil menyentuh bahu.
" Bisa Ka... Sisa ransel aja kan? kita langsung ke parkiran yaa. " Jawabnya sembari mengangkat ransel dan menyampirkan di bahu kanannya.
Begitulah percakapan keduanya yang sempat Amir dengar, sebelum Amir kembali berkutat membalas pesan dari Abahnya.
Tak lama berselang, keriuhan sesaat yang lumayan menghebohkan tadi mereda. Merasa tenggorokannya mengering, Amir berniat mengambil sebotol air mineral di showcase sudut ruangan itu namun matanya menangkap sebuah benda tergeletak di kursi tempat kedua gadis tadi bercengkrama.
" Eh, ponsel nya tertinggal. " Gumamnya.
" Kemana ya tadi arahnya? Oh ya, parkiran. "
Amir keluar dari ruang tunggu dan setengah berlari ke arah parkiran stasiun. Dari kejauhan matanya menangkap gadis yang berkerudung hijab toska tengah berlari menuju sebuah mobil penjemputan.
" Mba.. eh Nona... Mbaaa, ponselnya. " Teriak Amir.
Amir yakin gadis yang ia panggil tadi sempat berhenti dan menoleh ke arahnya namun karena mobil jemputan mereka yang telah perlahan bergerak maju, gadis itu pun memutuskan langsung menaikinya. Sedetik kemudian, minibus dengan tulisan pondok pesantren putri itu melesat meninggalkan parkiran stasiun.
" Yaah, ga kekejar. " Amir terengah.
" Semoga dia merasa kehilangan sebelum jaraknya terlalu jauh jadi aku bisa mengantar nya. " Lirihnya masih sambil menata hembusan nafas yang tersenggal.
Amir memilih kembali ke ruang tunggu, duduk disana menikmati udara sejuk ruangan yang ber-AC. Tangan kanannya menyeka keringat yang muncul di dahi akibat berlari tadi sembari menanti pesan balasan dari ka Abyan.
Klung, klung. Bunyi notifikasi batre low.
" Yaah, low batt pula... Mana chargenya beda dengan punya ku.. Gimana nih, aku bawa saja kerumah atau aku tunggu di sini yaa mungkin dia akan kembali. " Amir bergumam lirih bimbang.
Ting. Notifikasi pesan masuk ke ponselnya.
" Mir, Ka Abyan masih di luar... Kalau mau ke pondok ada Mba mu... Ka Abyan rencana pulang besok pagi, tunggu saja yaa. " Pesan dari Ka Abyan. Merasa harus segera membalas pesan tadi, Amir memutuskan untuk melakukan panggilan.
" Ka... Aku batal ke Semarang hari ini, balik ke Uyut aja deh biar sekalian pulang bareng Naya dan Mas Panji nanti. "
" Maafin kakak yaa Mir, belum takdir kita ketemu nieh... Hati-hati, salam buat Uyut dan semua yang disana, " Balas suara diujung sana.
" Beik.... Assalamu'alaikum. "
" Wa'alaikumussalam. "
Ka Abyan akhir-akhir ini sangat sibuk, terkadang pesannya pun lambat dia baca. Amir memaklumi karena kakaknya itu tengah disiapkan oleh mertuanya untuk menggantikan memimpin dan mengelola pondok pesantren yang saat ini masih beliau pimpin.
Siang itu, setelah mendapatkan kabar kepastian keberadaan sang kakak, Amir langsung keluar dari ruang tunggu. Berjalan pelan menyusuri lorong peron yang tidak begitu ramai menuju depan stasiun kemudian menaiki taxi untuk kembali ke Joglo Ageng. Kondisi rumah uyutnya yang megah khas nuansa Jawa itu terlihat lengang saat ia tiba dua puluh menit kemudian.
Mban bilang, sepasang pengantin baru itu baru saja masuk kamar untuk istirahat. Kakek buyut mereka masih menerima tamu di ruang bacanya.
" Den Mas, mau makan? Mban siapkan. "
" Ga usah Mba, aku mau istirahat saja, panggilkan aku saat makan malam dengan Mas Panji yaa. " Pesannya kemudian.
" Baik Den Mas. "
Siang yang membosankan, ingin muroja'ah pun rasanya ia malas. Setelah sholat dzuhur, Amir merebahkan badannya yang terasa lelah di atas tempat tidur sembari memejamkan mata.
Wajahnya lumayan cantik tapi sebagai wanita yang tengah berada di keramaian seharusnya dia menjaga sikapnya. Eh tapi Naya juga begitu, degh. Amir membuka mata.
" Astaghfirullah.... Kenapa aku ini, ko malah membayangkan wanita tadi. " Mengusap wajah dan menyugar rambut.
Amir bangkit dari rebahannya dan melangkah keluar kamar mencari keberadaan Kusno, untuk meminjam charger yang sesuai dengan ponsel yang ia temukan di stasiun.
Pucuk dicinta, orang yang ia cari sedang melangkah menuju arahnya.
" Pak, punya charger ini? aku mau pinjam. " Sapa Amir saat Kusno telah di hadapannya.
" Ponsel siapa Den Mas? " Kusno izin masuk ke dalam kamar, dia nampak mencari di salah satu laci meja kerjanya, dan beberapa saat kemudian ia kembali keluar kamar untuk menyerahkan charger yang Amir minta.
" Ada deeh... Nemu Pak Kusno, ini mau aku balikin tapi batrenya low. "
" Ini mau diapakan? " tanya nya lagi.
" Mau aku cari tahu atau menunggu dia menelpon nanti... Aku pinjam dulu chargernya yaa Pak. "
" Silakan dipakai Den. "
Amir balik arah kembali ke kamarnya. Hatinya lega, akhirnya ada juga jalan untuk mengetahui siapa gadis itu. Ada kegundahan hati yang menyelimuti setiap kali netranya menatap layar handphone yang sedang ia pegang.
" Semoga di dalam sini, tidak ada hal penting yang sedang ia tunggu. "
Setelah memastikan ponsel gadis itu teraliri listrik sempurna, Amir pun kembali merebahkan tubuhnya dan tak berapa lama kemudian, ia terlelap.
Dirinya tak akan pernah menduga, bahwa berawal dari menemukan ponsel seorang gadis diruang tunggu stasiun Solo Balapan akan membawanya pada konflik hati yang sulit ia pilih.
***
Didalam minibus yang sedang melaju menuju kota Semarang, gadis berkerudung toska mulai menyadari bahwa ia telah kehilangan sesuatu.
" Ka, ponsel ku ada sama kakak tidak? " Cemasnya.
" Ga ada Al, kamu taruh dimana? "
" Apa jangan-jangan pria yang tadi, yang menemukan ponsel ku yaa? " lirihnya sambil berpikir.
" Siapa Al? "
" Hmmm itu, di stasiun kayaknya ketinggalan, dibangku... Tapi ada pria yang memanggil sebelum aku naik tadi. "
" Coba kamu telpon Al, kalau masih menjadi rezeki mu, pasti akan kembali ke tangan mu, " gadis berkerudung hijau yang bernama Emilia memberikan ponselnya pada Almahyra.
Tut, Nomor yang Anda tuju sedang berada diluar jangkauan. Terdengar suara operator wanita.
" Ga aktif ka, atau batrenya habis, soalnya tadi subuh aku lupa charge. " Pandangnya pada ponsel sahabatnya itu.
" Semoga masih rezeki mu, dan dia pria baik yang menjaga isi didalam ponsel mu... Bila ponselmu isinya hal tak senonoh... Hahaha. "
" Iih, ka Emilia jahat... Cuma foto ku kak, banyak foto ku, dan beberapa naskah pidato yang akan kupakai saat presentasi magang pekan depan hiks. " Sesalnya.
" Bismillah aman, Al.... "
" Aamiin. " Lirih keduanya.
Meskipun bibirnya mengucapkan kata-kata menenangkan, tetap saja hatinya gamang. Belum ada seorang pria yang pernah melihat rambut indahnya tergerai tak tertutup hijab panjang yang menjulur, seperti yang ia kenakan saat ini.
Allah, jagalah aurat ku, jangan biarkan ia melihat satu foto ku tanpa hijab itu. Hatinya merapal doa yang sama, entah sudah yang keberapa ratus kali ia ulang.
.
__________________________
Ketauan ga yaaa foto nya Almahyra ga pake hijab? 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
Irkham Maulana
mulai tar kegalauan melanda Amir Zain zaidiy
2023-08-28
0
fa_zhra
seperti nya novel ini akan bny mpermainkan degup jantung ini
2022-12-24
1
@Ani Nur Meilan
Tenang aza Alma..Amir orang yg baik koq Hpnya pasti dibalikin..
2022-10-30
0