Part 4

Aditya begitu terkejut mendapati surat yang berisikan tentang peraturan-peraturan yang menurutnya tak masuk akal. Sepertinya Kakek nya benar-benar ingin membuat dirinya dan Adhisti menjadi suami istri sungguhan. Aditya sudah tak tahan lagi ia lalu menelpon sang Mamah.

"Assalammualaikum Mah ..." sapa Aditya sambungan telepon telah tersambung.

"Waalaikumsalam nak ..." jawab mamah Aditya.

"Mah ini ada surat maksudnya apa lagi si mah"

"Iya itu peraturan yang harus kalian jalankan nak, kakek Ricardo dan kakek Antonio ingin kalian bisa menjadi suami istri yang baik nak dan kalian harus menuruti semua peraturan itu sayang."

"Apa! ahhh kenapa ribet banget si Mah ayolah, come on udah cukup semua ini kenapa harus ditambah-tambah lagi si Mah."

"Maafin Mamah nak, bersabarlah sampai satu tahun ini sayang hem ..."

"Ya udah mah assalammualaikum ..."

"Iya sayang jaga dirimu waalaikumsalam ..."

Aditya mengerang kesal mendapati maksud dari sang kakek. Sementara Adhisti gadis itu hanya mengamati tindak tanduk Aditya.

"Udahlah kak percuma kalau kita ngelawan nggak akan bisa dan hanya buang-buang energi," ucapnya Adhisti legowo, ia sudah mulai terbiasa dengan permainan yang sedang dimainkan oleh sang kakek dan sekarang ia hanya bisa pasrah dan bersabar.

"Owh ... jadi lo mau ya ngikutin peraturan yang ada di surat itu hem ... ada peraturan dimana lo harus melayani suami lo ini hem ..." goda Aditya ia mendekatkan dirinya pada Adhisti dan berucap tepat di depan wajah Adhisti . Sontak membuat Adhisti melotot dan menginjak kaki Aditya.

"Awuuu Dhisti sakit ..." erang Aditya kesakitan. Adhisti yang mendapat panggilan berbeda dan terdengar manis pun merasa bersalah. ia mendekat dan melihat luka Aditya.

"Maaf kak coba sini gue liat " ucap lembut Adhisti pada Aditya yang membuat Aditya seketika menjadi salah tingkah. Ia hanya berniat mengerjai Adhisti tapi respon gadis yang biasanya ketus dan menjengkelkan itu kini malah berubah menjadi lembut.

Sikap Adhisti yang lembut inilah yang membuat Aditya salah tingkah pasalnya gadis jadi terlihat manis dan imut. membuat jantung Aditya berdegup kencang dan gugup.

"Udah nggak usah, dasar bar-bar cewek jadi-jadian, gue tunggu di mobil cepet nggak pake lama," ucapnya buru-buru menghindari Adhisti. Ia tak ingin terlihat bodoh dengan kegugupannya.

Adhisti melongo kesal baru saja ia akan bersikap baik. Namun, laki-laki yang sering ia sebut player itu malah bersikap kasar dan kembali mengeluarkan panggilan-panggilan yang membuat kupingnya menjadi panas.

Adhisti masuk kedalam mobil dengan wajah di tekuk. Mood nya kembali berantakan mendengar panggilan-panggilan yang menyebalkan dari Aditya si cowo player.

"Pulang sekolah, gue jemput inget tunggu gue di depan gerbang jangan dulu pulang apalagi sampai keluyuran, awas! Dan iya mana nomer hape lo sini biar gue save," ucap Aditya panjang lebar mulai dari menasehati hingga memberi peringatan.

Sementara Adhisti tak menjawab sepatah katapun ia hanya menyodorkan handphone nya pada Aditya. Aditya menaruh nomornya pada handphone Adhisti, begitu juga sebaliknya. "Kakak Tampan" carliing ... bunyi dering handphone Adhisti menandakan ada telfon masuk.

Namun, Adhisti seketika menyerengit heran dengan nama ID yang tertera di layar handphone nya. Adhisti terdiam dan bengong karena ia tak pernah merasa menyimpan nomor dengan nama ID se narsis itu.

"Itu no gue," ucap datar Aditya dengan wajah tanpa dosa. Adhisti melotot bisa-bisa nya cowo disampingnya ini mempunyai jiwa se PD dan se narsis ini. Oh ya ampun, tak ingin berdebat Adhisti hanya memasukan ponselnya kembali ke dalam tas ranselnya.

"Lo nggak mau tahu gue kasih nama apa kontak lo di hp gue?" tanya Aditya yang kembali mulai menggoda Adhisti. "Nggak penting serah mau Kakak kasih nama apa" ketus Adhisti, ia benar-benar sudah merasa jengah dengan situasi seperti ini.

"Ok bar-bar!" Aditya merasa kesal karna lagi-lagi Adhisti mengeluarkan sikap menyebalkan.

Selang 45 menit kemudian mobil yang dikendarai Aditya telah sampai di depan sekolah Tunas Harapan Bangsa. Adhisti bergegas turun dan berlalu begitu saja namun, baru beberapa langkah tangannya di cekal oleh Aditya.

"Eh istri nggak ada sopan- sopan nya ya sama suami, emangnya lo udah punya uang saku hah!" tanya Aditya mengejek.

Adhisti mengembuskan nafas kasar benar apa kata Aditya sekarang uang jajan dan keperluannya, Aditya lah yang menanggungnya.

"Ya udah mana" ucap nya sambil menadahkan tangan pada Aditya.

"Mana ada kayak gitu mintanya, pamit dong yang bener." Aditya menepis tangan Adhisti membuat gadis itu menggeram kesal. Namun, harus ia tahan demi uang jajannya.

"Kakakku tersayang aku pamit ya, mana uang jajan adek hem ..." Adhisti meraih telapak tangan Aditya kemudian mencium punggung tangan Aditya dengan takjim.

Seketika Aditya meras ada sesuatu yang mengalir seperti sengatan listrik yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Saat merasakan bibir Adhisti menyentuh punggung tangannya. Degub jantungnya kembali berdetak sangat kencang.

"Mana!" ucap Adhisti lagi dengan suara agak meninggi, karena Aditya hanya diam tak merespon permintaannya. "Iya ini ..." jawab Aditya sambil memberikan uang pecahan limapuluh ribu pada Adhisti.

Adhisti berbinar mendapat uang jajan yang lumayan besar baginya karena biasanya sang bunda hanya memberikannya uang jajan sebesar dua puluh ribu.

"Terimakasih player ..." girang Adhisti sambil mengelus pipi Aditya lembut. Adhisti kemudian berlari menuju kedalam gedung sekolah. Meninggalkan Aditya yang terdiam karena perlakuan Adhisti.

'Ya ampun apa ini ...' ucap nya lirih sambil memegangi pipinya.

Aditya memacu mobil Honda Civic putih dengan kecepatan sedang, menuju kampusnya. Sepanjang perjalanan Aditya terus tersenyum sumringah, ditemani lagu SMOKE milik penyanyi ternama Ferrell Nugraha. Membuat hatinya semakin bersemangat, entah kenapa perlakuan Adhisti tadi membuatnya tersenyum senyum salah tingkah.

"Ih ...kenapa sama gue, ahhh dasar cewe bar-bar jangan sampe gue jatuh cinta sama cewe jadi-jadian itu, bisa-bisa aduh harta gue pindah semua ke cewe bar-bar itu, nggak ini gak boleh terjadi." gumam Aditya resah.

Semetara disekolah Tunas Harapan Bangsa, Adhisti dan teman-temannya sedang berkumpul di lapangan basket untuk mengikuti pelajaran olahraga. " Dhisti ...cowo tadi siapa? tanya Rachel teman sekelas Adhisti. "Cowok?" beo Adhisti dengan raut wajah salah tingkah. la tak menyangka jika ada yang melihat Aditya.

"Iya cowok yang lo panggil kakak terus gue juga liat Lo minta duit ke dia." ujar Rachel menjelaskan apa yang ia lihat tadi pagi.

"Em ... oh itu kakak gue, hehe iya kakak gue Hel ..." ucap Adhisti berbohong.

"Ya ampun, lo punya kakak seganteng itu, ih tega lo nggak ngenalin gue ke dia."

"Ih buat apa Hel ... kakak gue dah punya pacar."

Rachel memanyunkan bibirnya kecewa jika ternyata kakak sahabatnya yang ganteng itu sudah punya pacar. Padahal ia baru saja ingin mendekati kakak dari sahabatnya itu. Adhisti merasa tidak nyaman dengan perkataan Rachel tentang ketertarikan nya pada Aditya.

"Hayo ngobrolin apaan? Gibahin aku ya, hayo ngaku," ucap Clara yang baru saja datang setelah mengganti seragamnya dengan seragam olahraga.

"Ini si Dhisti masa punya kakak cowo kece ganteng nggak mau di kenalin ke gue pelit banget dia," ucap Rachel.

"Kakak? Kakak yang mana setau gue dia anak tung—" Clara tak melanjutkan ucapannya kala melihat tatapan tajam Adhisti padanya. Meski Clara merasa bingung apa maksud dari perbincangan Rachel dan Adhisti, ia tetap menurut dan tak melanjutkan ucapannya.Clara dan Adhisti berteman sejak mereka kecil mereka selalu bersekolah bersama sejak di bangku TK hingga sekarang. Jadi Clara tahu betul segalanya tentang Adhisti begitu juga sebaliknya. "Eh tuh pak Andra udah dateng," ucap Adhisti mengalihkan Rachel yang sepertinya masih ingin bertanya.

Adhisti langusng menggandeng tangan Clara meninggalkan Rachel yang masih penasaran. "Gue jelasin nanti pulang sekolah," bisik Adhisti pada Clara. Adhisti tahu jika saat ini pasti sahabatnya itu merasa ada yang aneh dengannya. Clara hanya mengangguk, ia menjadi semakin penasaran ada apa dengan sahabatnya ini. pelajaran olahraga yang diisi dengan kegiatan bermain bola basket, dan diakhir pelajaran olahraga siswa putra mengadakan pertandingan bola basket. Seperti biasa Bayu selalu menjadi idola setiap siswi.

🌻 To be continued ....🌻

Hai renders tercinta 🥰 Minta dukungannya ya like komen hadiah dan vote nya jangan lupa terimakasih 🤗 Happy reading and love you all my renders 🥰

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!