Setelah berolahraga raga dan tubuh Richard sudah segar Richard pun masuk kerumah dan meminum jus jeruk yang sudah disiapkan Rumondang Mamak Richard.
" Kalau sudah kau habiskan jus itu kau langsung mandi karena kata tulang kau harus mengantar Tere ke kantornya. Kata Tulang mu hitung-hitung sebagai salah satu pendekatan dengan Tere. Menurut Mamak masuk akal itu biar bisa kau komunikasi dengan Pariban mu itu". Rumondang menjelaskan.
" Kau dandan yang keren biar jangan dibilang si Tere kau kampungan dan membuat dia malu di depan teman-temannya". Titah Rumondang.
" Beres Mak pasti itu, kalau itu mamak tidak perlu kuatirkan aku ini sudah ganteng dari lahir". Richard memuji dirinya sendiri.
Sebelum semua penghuni rumah itu beraktivitas mereka sarapan dulu karena pada saat makan itulah mereka bisa saling bicara secara intens.
Berbeda dengan makam malam saat sarapan Tere ikut serta dalam acara sarapan kali ini.
Gadis itu menyapa namborunya Rumondang " Pagi namboru , apa kabar maaf tadi malam aku pulang malam karena aku lembur Kuring". Kata Tere sambil mencium punggung tangan bou Rumondang.
" Iya sayang tidak apa-apa bou tahu kalau kau itu sibuk. Ohh iya sudah jumpa kau dengan Richard maen?" Tanya Rumondang pada keponakan nya itu.
" Belum bou " dusta Tere.
" Itu si Richard Pariban mu yang nantinya akan menjadi suami mu" Rumondang menunjuk ke arah Richard.
Richard melambaikan tangannya ke arah Tere dan Tere hanya tersenyum kaku.
Ketika semua sibuk dengan makanan yang ada didepannya Tulang Sanggam berkata " Tere hari ini biar Richard yang mengantarkan kamu ke kantor".
" Tapi Pa..." Protes Tere.
" Papa tidak mau dengar apa pun alasannya. Pokonya hari ini Richard yang antar kamu ke kantor titik". Titah Sanggam kepada anak perempuannya.
" Baik Pa " jawab Tere menundukkan kepalanya.
Rumondang yang mendengar Sanggam berkata agak keras pada Tere pun protes dan membela ponakannya itu " Ito aku tidak suka kau memarahi Tere seperti itu Ito, kalau memang dia tidak mau jangan dipaksakan" tegur Rumondang pada sang adik.
" Kak kalau tidak sekarang kapan lagi Tere dan Richard saling kenal?" Kata Sanggam lembut pada kakaknya.
" Iya eda biar saja ini adalah masa mereka saling mengenal dan dekat " Sorta mama Tere pun ikut membenarkan perkataan suaminya.
" Baiklah kalau begitu , bagaimana Tere apa kamu tidak keberatan sayang " kata Rumondang pada Tere.
" Tidak bou Tere tidak keberatan jika bang Richard juga tidak keberatan, karena pasti bang Richard masih capek" kata Tere lembut pada bou kesayangannya itu.
" Aku tidak keberatan kok dek , biar Abang antar kamu ngantor ya?" seru Richard.
" Kalau Richard mana mungkin keberatan apalagi jadi supir gadis cantik seperti kau Tere " puji namboru dengan senyuman.
Tere memang sangat dekat pada Rumondang karena Rumondang adalah bou satu-satunya dan selalu membela dirinya jika dia dimarahi oleh sang ayah. Itu sudah berlangsung sejak Tere kecil.
Rumondang dan Tere selalu berhubungan lewat telepon, cuma dia tidak mau menikah dengan Richard karena memang dia sudah punya pacar dan Rumondang mengetahui itu.
Tapi lagi-lagi karena permintaan Sanggam sang adik Rumondang harus tega pada Tere untuk memaksakan kehendak hatinya agar Tere mau menikah dengan Richard, toh itu semua demi kebaikan Tere.
Selesai sarapan Tere dan Richard pergi dengan menggunakan mobil Tere. Ini kali pertama Richard dan Tere jalan bersama setelah sekian lama baru bertemu lagi. Walaupun hanya sekedar mengantarkan Tere ke kantornya. Tapi Richard sangat senang karena memang selama ini Richard sudah sayang pada Tere.
Karena Tere dan Richard selalu kompak karena perbedaan usia mereka tujuh tahun.
Didalam perjalanan menuju kantor Tere menanyakan sesuatu pada Richard " Kenapa Abang mau dijodohkan dengan aku bang? Apa Abang tidak punya kekasih dan aku sudah menganggap Abang seperti Abang aku sendiri ?".
" Yang pertama aku ingin membahagiakan Mamak dan Tulang yang kedua aku tidak punya kekasih atau pacar karena aku tidak suka pacaran karena itu hanya membuang - buang waktu dan memupuk dosa saja". Jawab Richard santai.
" Tapi aku punya kekasih namanya Thomas dan bou tahu itu ".
" Ya sudah putuskan kekasih mu itu dan menikahlah dengan aku kan beres. Jika kau mau menjadi anak yang berbakti pada orang tua. Seperti yang aku lakukan ". Kata Richard santai.
" Tapi bang..." Tere mencoba lagi membujuk Richard.
" Sudah, tidak ada tapi-tapian ikuti saja permintaan orang tua kita. Jadilah anak yang baik dan berbakti". Kata Richard tegas dan kalimatnya itu membuat Tere yang sebenarnya ingin melawan hanya mampu diam.
Tere hanya diam tanpa berani melawan apa pun yang dikatakan Richard, karena Tere tahu betul bagaimana Richard kalau untuk membahagiakan ibunya.
" Sudah sampai kita turun " seru Richard.
" Kita? " Tere tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Richard.
" Iya kita. Emang kenapa kok kamu kaget begitu?".
" Kenapa Abang ikut turun?" .
" Karena kata tulang selama aku disini aku akan terus bersama mu ". Tegas Richard.
" Maksudnya abang duduk di ruang kerja aku?" Kata Tere tidak percaya.
" Ooh tidak, aku mau keruangan Tigor".
" Abang kenal pak Tigor? " Tere tidak percaya.
" Kenallah emang kenapa kok kamu seperti tidak percaya seperti itu?".
" Pak Tigor itu orang kepercayaan Papa. Kalau sudah orang kepercayaan Papa berarti orang itu bukan sembarang dia orang hebat ". Tere masih tidak percaya kalau Richard mengenal Tigor.
" Kalau dia orang kepercayaan Tulang dan orang hebat kenapa? Sudah ayo turun!" Titah Richard.
Akhirnya Tere keluar dan berjalan beriringan menuju kantor yang bertuliskan " SANGGAM COMPANY".
Sesampainya di lobi kantor megah itu seorang yang Tere bilang hebat dan kepercayaan Papanya itu menghampiri Richard. Karena memang Tigor dan Richard sudah saling mengabari sebelum ke kantor Tulangnya itu.
" Hey Richard apa kabar ada apa gerangan seorang Richard main ke Medan. Biasanya bertapa saja di Siborong-borong bersama kerbau dan kuda " kata Tigor bercanda.
Tere yang melihat itu sampai melongo melihat keakraban antara Richard dan Tigor. Tigor dan Richard seperti tidak berjarak.
" Bisa saja kau emang aku dukun harus bertapa segala " balas Richard bercanda.
Sakin asyiknya mereka berbicara sampai mereka tidak sadar ada Tere di antara mereka.
" Bang... Pak ...aku ke ruangan aku dulu ya" kata Tere.
Kedua pemuda itu menoleh ke sumber suara.
" Aduh Tere saya sampai tidak menyadari keberadaan kamu sakin asyiknya ngobrol sama teman saya ini.. Maaf ya ... Ohh ya kalian kok bisa sama ke sini?". Tigor heran karena kenapa Richard yang dikenal sebagai pria kaku bisa jalan dengan Tere.
" Ooh ya Gor Tere ini adalah Pariban aku dan kami berniat mau melangsungkan pernikahan bulan depan" kata Richard santai.
" Apa??? Bukanya Tere menjalani hubungan dengan Thomas? Kok bisa?" Tanya Tigor heran.
" Ya bisalah kalau sudah Tulang Sanggam yang mengatur dan menginginkannya ".
Tigor hanya tersenyum dan mengangguk dan melihat ke arah Tere.
" Kamu tidak salah pilih jika menjadikan Richard sebagai suami kamu Tere. Karena Richard ini bukan seorang yang sembarangan. Pak Sanggam memang paling tahu yang mana bibit unggul" puji Tigor.
" Apanya yang bibit unggul pria biasa begitu saja apanya yang hebat " gumam Tere namun masih bisa didengar oleh ke dua pria itu.
" Tere... Richard ini sebenarnya adalah....." Kalimat Tigor terhenti karena Richard memberikan kode agar Tigor menghentikan kalimatnya.
" Sudah kamu langsung ruangan kamu saja Tere, aku mau keruangan Tigor orang kepercayaan Tulang ini " Sindir Richard dan menyunggingkan senyum pada Tere karena sempat tidak percaya kalau Richard mengenal Tigor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments