Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat sehingga waktu seminggu yang telah mereka sepakati pun tiba.
Richard dan Rumondang sang ibu sampai dirumah Tulang Tere ( Sanggam) karena di adat Batak tidak boleh lagi memanggil nama jika si empunya nama sudah berkeluarga. Maka jika dia punya anak , nama anaknya itulah menjadi panggilan dari orang yang bersangkutan.
" Sudah sampai kalian Eda ( ipar perempuan) " sapa Sorta ibu Tere sekaligus calon ibu mertua Richard ramah.
" Sudah eda " jawab Rumondang ibu Richard juga ramah.
" Kau Richard kan? " Tanya Sorta pada keponakan atau berenya itu.
" Iya nantulang ( istri dari tulang Tere) " jawab Richard sambil mencium punggung tangan nantulang.
" Wih ... Ganteng kali kau persis kayak Amang Bao ( Suami dari kakak atau adik suami)". Puji Sorta.
" Terimakasih nantulang. Nantulang juga cantik " kata Richard.
" Masuklah ito ( adik atau kakak laki-laki dari ibu kita ) mu di dalam sudah dari tadi menunggu kalian" Sorta menjelaskan.
" Iya eda " ibu dan anak itu pun masuk kerumah tulang Tere yang sangat mewah dan besar.
Didalam rumah , tulang Tere sudah duduk di ruang keluarga yang cukup luas dan sangat elegan. Tulang Tere langsung menyambut kakak perempuan dan keponakannya dengan begitu hangat. Karena dari dulu walau pun Sanggam sudah hidup berkecukupan dan kaya raya dia tidak pernah sombong.
Karena kekayaan yang dia dapat saat ini ada andil Rumondang sebagai kakak yang mau mengalah untuk tidak kuliah demi Sanggam agar bisa kuliah. Karena dulu orang tua mereka hanya mampu menyekolahkan salah satu dari anak mereka.
Jadi Rumondang Mamak Richard yang mengalah untuk tidak melanjutkan pendidikan nya ke bangku kuliah. Maka dari itu Sanggam sangat menghormati kakak perempuannya itu.
" Duduk kak , pasti kalian sudah capek. Mah buatkan makan malam biar makan orang kakak sama bere ini" titah Sanggam pada sang istri.
Karena Ricard dan ibunya sampai di Medan jam sembilan belas karena dari Siborong-borong mereka sudah siang.
" Baik Pa " Sorta beranjak dari duduknya menuju dapur dibantu asisten rumah tangga Sorta menyiapkan semua.
Sementara Sorta dan asisten rumah tangga menyiapkan semua , Sanggam asyik bercerita dengan Richard dan Rumondang tentang bagaimana mereka dikampung. Hingga panggilan dari Sorta untuk makan datang.
" Pa... Eda...dan kamu Richard ayo kita makan semua sudah siap" kata Sorta.
" Ayok kita ke ruang makan. Biar kalian cicipi masak Eda dan Nantulang mu ini kak dan kau Richard" kata Sanggam pada kakak dan keponakannya itu.
Rumondang dan Richard pun mengikuti langkah Sanggam menuju ruang makan. Sampai diruang makan mereka disuguhkan dengan hidangan istimewa dan perasaan Rumondang sangat senang karena penyambutan ito serta Eda nya begitu hangat dan bersahaja.
Status sosial yang tinggi tidak membuat Sanggam dan Sorta menjadi angkuh dan sombong. Karena menurut mereka kekayaan dan nama baik adalah titipan.
Theresia sering di nasehati oleh kedua orang tuanya untuk tidak sombong tapi namanya anak muda yang sedari kecil dia sudah hidup senang. Berbeda dengan Sanggam Pardede yang memulainya dari nol dan kerja keras.
Makan malam itu tidak ada Tere karena Tere sedang keluar bersama teman-temannya. Lebih tepatnya Tere menghindari pertemuan ini.
Makan malam berlangsung dengan hikmat dan sangat akrab. Setelah makan malam usai mereka kembali duduk diruang keluarga sambil menonton televisi.
Rumondang pun mulai mengutarakan maksud kedatangan mereka " Ito maksud kami datang kesini adalah memenuhi undangan mu".
" Ohh iya aku sampai lupa aku ingin membicarakan apa sama kakak dan Richard. Begini kak, bagaimana kalau pesta pernikahan si Richard dan si Tere adat sitommbol saja ( pesta di adakan dirumah pihak perempuan". Kata Sanggam memulai pembicaraan.
" Tidak ito aku mau parumaen ku si Tere itu ku ambil dengan cara hormat jadi aku mau adat Tarohon Jual ( Pesta pernikahan di tempat pihak laki-laki". Tegas Rumondang.
" Bukan maksud aku untuk tidak menghormati kakak sebagai pihak laki-laki tapi kalau kita buat pesta pernikahan mereka di Medan ini, lebih praktis karena kita bisa langsung menyerahkan semua ke pihak event organizer pesta". Sanggam mencoba bernegosiasi dengan kakaknya.
" Kalau itu masalahnya kita suruh saja IO mu itu ke Siborong-borong itu bukan masalah besar. Aku masih sanggup membiayai pesta pernikahan anak dan parumaen ku". Kata Rumondang tegas. Karena dia tidak mau pernikahan anak satu-satunya itu dilaksanakan tidak di kampungnya.
" Baiklah kak aku setuju dan biarkan aku membiayai pestanya. Anggap saja itu sebagai ganti hadiah pernikahan mereka". Kata Sanggam.
" Tidak Tulang semua sudah aku siap kan mulai dari biaya pesta mau pun Sinamot untuk Ade Tere. Karena ingin pesta aku diadakan sesuai dengan kemampuan aku Tulang". Tegas Richard sambil menyesap kopi yang disiapkan oleh Sorta Nantulang nya.
" Aku memang tidak salah memilih kamu sebagi Hela (menantu laki-laki) selain kamu tampan, kamu juga sangat bertanggungjawab " puji Sanggam pada keponakannya itu.
Semua setuju dengan persyaratan dari keluarga Richard dan Rumondang. Pesta adat akan dilaksanakan di Siborong-borong sesuai dengan kesepakatan bersama. Hanya Tere yang belum mengetahui rencana ini karena Tere belum juga pulang hingga selarut ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Entah Apa
😍😍😍
2022-05-20
0