Bab 2

Sementara di Medan disebuah kamar tidur yang besar dan mewah Theresia sedang menatap langit-langit kamarnya dan membayangkan menikah dengan seorang laki-laki yang berasal dari kampung.

" Ihh masa gadis secantik aku harus menikah dengan lelaki miskin pengembala pulak. Apa kata teman- teman aku nanti jika mereka tahu aku menikah dengan laki-laki kampung itu. Memang sih dia keturunan Jerman tapi pasti dia jelek karena dikampanyekan dan bergaul sama kerbau". Tere berbicara pada dirinya sendiri.

Tere dan Richard memang tidak pernah saling bertemu karena selama ini Tere sekolah di Jakarta dan jarang pulang ke Medan. Begitu juga dengan Richard juga sekolah di Semarang jadi jika ada pesta dikeluarga mereka, Tere dan Richard tidak pernah ikut.

Tidak berbeda dengan Tere, Richard juga membayangkan menikah dengan Tere. Kalau Tere tidak senang Richard malah kebalikannya. Richard menerima pernikahan ini karena dia ingin melihat ibunya bahagia karena mamak Richard adalah alasan mengapa dia menerima pernikahan itu. Karena bagi Richard kebahagiaan mamaknya adalah paling penting. Richard tidak perduli bagaimana nanti kedepannya. Karena menurut Richard cinta bisa tumbuh dengan sendirinya dan dia sangat percaya itu.

" Bagaimana ya wajah si Tere sekarang? Apa dia masih cerewet seperti waktu kami bertemu sewaktu kecil?". Richard membayangkan wajah Tere waktu kecil itu.

******

Saat di peternakan Richard sedang melakukan transaksi bersama tengkulak kerbau.

Namun tiba-tiba dia mendapat telepon dari tulang Sanggam Pardede yang tidak lain adalah ayah dari Tere calon istrinya.

📞" Horas tulang! Bagaimana kabar tulang? Sehatnya kan?"

📞" Horas bere. Sehat ... Sehat bere. Oh iya bagaimana kabar mamak?"

📞" Sehat tulang".

📞 " Begini bere bisa kalian datang Minggu depan kerumah tulang? Sekalian kita bicarakan tentang rencana pernikahan kalian itu. Bagaimana kira-kira bisanya kan kalian datang biar bisa kalian pesta bulan depan".

📞 "Ok tulang nanti aku sampai kan ke mamak dan kami akan ke rumah tulang Minggu depan".

📞" Ok kalau begitu tulang tunggu kedatangan kalian karena bagaimanapun harus mamak yang minta si Tere untuk mu. Ya sudah ya bere salam sama mamak".

📞 " Iya tulang tahunya kami itu, cuma kan tulang orang sibuk mana mungkin kamu ganggu tulang. Tapi karena sudah tulang yang bilang datang pun kami tulang".

📞" Ok "

Panggilan pun berakhir dan Richard melajukan pekerjaan yang tadi sempat tertunda karena telepon dari tulangnya.

Tidak terasa senja pun diba diiringi dengan langit jingga Richard pulang dari peternakan menuju rumah.

Tidak membutuhkan waktu lama Richard sampai dan dia langsung melihat sosok mamak yang lagi sibuk dengan tanaman dan bunga-bunga koleksinya.

" Sore Mak! Sudah pulang Mamak rupanya dari pesta pernikahan si Gomgom itu?" Sapa Richard pada Rumondang sang ibu.

" Sudah nak. Ehh ...teringatnya tadi tulang mu si Tere telepon Mamak. Tapi tadi Mamak tidak dengar jadi tidak terangkat mama teleponnya. Mau bilang apa ya sebenarnya Tulang mu itu. Coba dulu kau telepon Tulang mu itu bang".

" Ooh iya Mak tadi Tulang Tere memang menelepon. Katanya kita Minggu depan harus ke Medan. Tulang ingin membicarakan soal pernikahan aku sama Tere. Katanya walau pun Tulang yang menginginkan aku jadi Hela ( menantu laki-laki) nya tapi Mamak yang harus minta si Tere ke Tulang untuk aku. Biar sangap ( berwibawa ) katanya".

" Ohh kalau itu sudah pasti lah Hula-hula ( kelompok marga istri, mulai dari istri kita, kelompok marga ibu (istri bapak), kelompok marga istri ompung, dan beberapa generasi kelompok marga istri anak, kelompok marga istri cucu, kelompok marga istri saudara dan seterusnya ) Mamak Tulang mu itu memang harus hormat Mamak. Kalau begitu kita ke Medan Minggu depan".

" Iya Mak kita ke Medan Minggu depan" kata Richard.

" Ayoklah masuk kita ke dalam rumah dingin diluar dan pasti belum mandikan? ".

" Iya Mak ". Jawab Richard sambil tersenyum.

" Masih bau horbo ( kerbau ) kau ku cium. Kalau kayak gini baru mamak yakin si Tere tidak mau sama mu bang" goda Mamak ke Richard.

' Mamak ini tidak mau si Tere sama aku masih banyak yang mau si Uli , si Sondang , si Tiur dan masih banyak lagi".

" Iya juga ya bang kok lupa Mamak kau idola di kampung kita ini ".

Ibu dan anak itu pun tertawa bahagia dan memang seperti itulah mereka, selalu terbuka dalam segala hal.

Jangan lupa like dan komentar dan baca cerita aku yang lain

Terpopuler

Comments

Ritha Sitanggang

Ritha Sitanggang

loh..di bab 1 si sanggam ny nama bapak s Tere thor..kok lgsg gantii...

2022-09-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!