Amelia masuk ke ruangan Albi tanpa mengetuk pintu. Dia terkejut saat memegang handle pintu, tubuhnya tiba-tiba tertarik ke depan dan menabrak seseorang. Alhasil dia terjatuh bersama orang yang ditabraknya.
Bekal makanan yang di bawanya tumpah ruah di lantai, sebagian mengenai rambutnya.
"Hahahaha ...." Gelak tawa terdengar, Albi sungguh tidak dapat menahan tawanya saat melihat dua orang wanita yang terjatuh di lantai dengan makanan yang terjatuh berhamburan sebagian mengenai wajah sekretaris dan rambut Amel.
"Aduh malu banget gue! Jatuh di depan Kak Albi. Bukannya ditolong malah diketawain." batin Amel.
"Sialan nih cewek! Untung ipar bos, Kalau bukan udah gue kasih pelajaran! Aduh, sakit banget lagi kepala sama bokong gue." batin Sinta sang sekretaris.
Sinta kemudian berdehem. Amelia segera bangun dengan canggung dia merapikan pakaian dan rambutnya.
"Pak Udin, tolong bersihkan ruangan saya, terima kasih." Albi memanggil OB melalui telepon kantor.
"Sinta kamu bisa bangun?" tanya Albi pada Sinta yang masih saja rebahan di lantai. Albi mendekati Sinta. Amelia tidak suka karena, Albi hanya perhatian pada Sinta. Sedangkan Sinta dia berusaha bangun walau kepalanya pusing.
"Aduh Kak, kepalaku jadi pusing." Amelia berpura-pura ingin pingsan dan menjatuhkan tubuhnya di depan Albi. Reflek Albi pun, menangkap tubuh Amel.
"Sedang apa kalian?" tanya seorang wanita yang suaranya sangat Albi kenal. Albi lalu menghampiri wanitanya, istrinya.
Membuat dia urung menangkap Amel. Albi lupa kalau harus menangkap Amel. Sehingga Amel terjatuh untuk kedua kalinya dengan posisi terlentang.
"Permisi Tuan, saya mau membersihkan ruangan." Datang OB yang tadi dipanggil oleh Albi.
"Oh mang Udin. Iya sikahkan Pak."
"Mel, kamu gak bangun mau di bersihkan lantainya!" tegur Nabila.
Amelia lalu bangun walau masih terasa pusing, kali ini beneran pusingnya.
"Maaf, Tuan, Nyonya saya permisi." Sinta keluar dari ruangan sambil melirik kesal pada Amelia. Wajah Sinta terkena makanan yang dibawa oleh Amelia.
"Saya juga mau ke toilet." Amelia juga ingin membersihkan rambutnya.
"Ada apa kamu ke mari, sayang?" tanya Albi.
"Aku mau ngajak kamu makan siang," jawab
"Kebetulan aku lapar. Yuk kita makan siang sekarang." Albi dan Nabila pergi untuk makan siang.
Di lain tempat. "Pak maaf, ini ada titipan dari Ibu Nabila."
"Oh, oke makasih ya"
Pria itu membuka kotak bekalnya. " Hm ... wangi sekali, kelihatannya enak. Bismillah." Dia lalu memakannya dengan lahap.
***
Seminggu sudah berlalu, Suci sedang memasak untuk makan malam. Kegiatannya di rekam oleh kamera ponsel inem untuk tik-toknya.
Kinara meminta Suci memasak opor ayam, perkedel jagung dan telor balado.
Setelah masakan selesai Suci dan Inem menatanya di meja lalu memanggil semua untuk makan malam. Kebetulan semua sudah pulang.
Sementara mereka makan, Suci pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri. Kamarnya sekarang pindah di sebelah kamar inem.
Albi sebenarnya ingin mengobrol bersama Suci tetapi Suci selalu menghindar. Suci tidak mau membuat masalah dengan Nabila yang terlihat cemburu padanya.
Suci kadang bingung, apa yang harus di cemburui? Dia tidak cantik dan juga modis. Amelia juga sepertinya tidak suka padanya. Suci tidak memperdulikan mereka yang penting baginya dia bekerja dengan baik. Sebab Nyonya Kinara dan Tuan Aydan sangat baik padanya.
Selesai mandi Suci segera kembali ke ruang makan. Mereka semua sudah selesai. Suci membereskan meja makan bersama inem.
Lalu mereka berdua makan malam di dapur. Setelah itu mereka mencuci piring. Jam menunjukkan pukul 20.00 Suci membantu Inem mengunci semua pintu dan jendela mulai dari bawah sampai ruangan atas.
Ketika dia akan ke balkon atas dia mendengar seseorang berbisik.
"Aku kangen sama kamu, kamu masih lama di luar kota?"
"...."
"Benarkah? Aku senang sekali. Aku jemput ya ke airport?"
"...."
"Oke, hati-hati. Bye."
Suci langsung bersembunyi setelah mendengar akhir percakapan. Kekuarlah seseorang dari balkon. "Nabila."
Setelah Nabila pergi Suci keluar dari persembunyian dan menutup pintu balkon lalu menguncinya. Suci tidak habis pikir, tingkahnya saja sok cemburu pada Suci, tidak tahunya dia sendiri yang selingkuh.
"Kasihan sekali Albi, kasih tahu gak, ya? Ah, lebih baik aku gak usah ikut campur." Suci bermonolog Sendiri, lalu dia pergi turun ke bawah.
***
Saat mau tidur Suci teringat dia belum mengisi minumnya, dia suka bangun tengah malam saat merasa haus. Suci pergi ke dapur membawa botol minumnya. Begitu sampai dapur, dia melihat Amelia sedang membuat minuman.
"Malam Nyonya." Sapa Suci.
"Mau apa kamu?"
"Saya mau ambil minum Nyonya, persediaan minum saya di kamar habis."
"Kalau begitu sekalian buatkan kopi yang enak." perintahnya pada Suci.
"Iya, Nyonya." Suci membuat kopi satu gelas.
"Ini sudah Nyonya."
"Akhirnya, Albi pasti suka." Amelia lalu beranjak pergi membawa secangkir kopi, tanpa mengucapkan terima kasih pada Suci.
"Albi? Tadi dia bilang Albi atau Abi? Sepertinya Albi. Kok ... aneh banget sih. Gak tahu ah. Orang kaya emang tingkahnya aneh-aneh." Suci mengambil minum dan segera pergi ke kamar.
Padahal Suci pun termasuk orang yang cukup kaya. Orang tuanya adalah pengusaha. Namun, mereka tega mengusirnya tanpa uang sepeser pun.
***
"Non, tahu gak tik-tok yang kemarin itu banyak yang nonton dan suka. Katanya mereka mau kita bikin siaran langsung." Inem mengajak ngobrol Suci yang sedang memasak sarapan.
"Aduh Nem, kamu aja yang masak ya nanti saya ajarin. Kamu juga pasti bisalah masak."
"Ya beda rasa dong Non."
"Ya kan yang nonton gak nyobain, yang penting caranya dan takarannya benar pasti sama rasanya."
"Masak apa nih?" tanya Albi membuat perdebatan antara Suci dan Inem berhenti.
"Tuan, ada apa? Perlu sesuatu?" tanya Inem.
"Tidak, aku cuma penasaran mencium wangi harum, jadi mau tahu kalian masak apa?"
"Non Suci masak Ayam kecap, sayur bayam juga tumis jamur."
"Sepertinya lezat."
"Tuan, mau saya buatkan minum?"
"Boleh deh, tolong bikinin susu coklat aja."
"Oke, Tuan."
"Suci, kamu betah di sini?"
"Alhamdulillah, betah."
"Syukurlah."
"Ini, Tuan."
"Terima kasih, Nem."
"Sama-sama, Tuan."
"Minggu pagi begini, kayaknya enak kalau jalan-jalan ke taman."
"Betul, Tuan,"
"Ya udah kita jalan-jalan yuk."
"Hah?"
Suci dan Inem bingung harus jawab apa? Tumben Tuan Albi mengajak jalan-jalan ke taman.
"Kalian mau kan, ajak juga yang lainnya."
"Nanti kita pergi habis sarapan ya. Aku ke atas dulu sebentar." Albi pergi meninggalkan dapur dan dua orang yang masih bingung menatap Albi.
"Orang kaya memang aneh," ucap Suci. Inem terkekeh.
"Iya Non, kadang saya suka bingung sama pola pikir mereka."
"Udah selesai Nem, kita tata di meja."
"Siap Non."
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Putri Cikal
wah keluarga gak neres,semua pasangnyah selingkuh😊
2023-07-17
0
Andi Fitri
Nabila dan Amelia dpt suami dan mertua baik tpi ko pada selingkuh bener kata suci orka emang pada tdk bener 🤭
2022-07-07
0
vhyra
wahhhh...
diselingkuhin istri
2022-05-18
0