Masih Flashback.
Suci membuka matanya. "Sudah sadar kamu!" Suara pertama yang di dengarnya oleh Suci setelah dia sadar.
"Papah, aku kenapa?" tanya Suci bingung. Lalu kilasan memori kelam itu berkelebat layaknya potongan-potongan film.
"Seharusnya Papah yang bertanya pada kamu. Kamu kenapa? Mau jadi wanita murahan hah! Bikin malu keluarga!" Suci tak percaya kata-kata Papahnya. Dia bahkan belum menceritakan apa pun pada Papahnya. Apa yang Papahnya tahu?
"Kenapa Papah bicara seperti itu pada Suci. Salah Suci apa?" tanya Suci.
"Salah kamu apa? Lupa kamu sama kelakuanmu yang memalukan! Menggoda lelaki agar tidur denganmu!" Tuduhan papahnya semakin menyakiti perasaan Suci. Apa yang terjadi setelah dirinya ke kamar mandi. Apa yang di katakan Delon?
"Suci tidak menggoda siapa pun! Justru Suci di perlakukan kasar dan di paksa. Suci di perkosa oleh Delon!" Suci akhirnya bisa mengatakan hal yang sangat menyakitkan baginya, kemudian dia menangis.
"Diperkosa? Tetapi tidak terlihat seperti itu. Delon bilang kamu menggodanya. Papah tidak tahu harus percaya pada siapa? Yang pasti sekarang kamu tidak boleh keluar dari kamar ini!"
Alzam lalu pergi keluar dengan membanting pintu. Terdengar suara pintu yang dikunci. Suci dikurung dalam kamarnya.
Belum cukupkah penderitaannya, setelah di perkosa dia malah di tuduh wanita penggoda dan murahan. Bahkan, orang tuanya sendiri yang bilang seperti itu.
Tidak percayakah mereka pada anaknya? Mereka justru lebih percaya pelaku kejahatan dan adik angkatnya.
Tak ada pelukan hangat menenangkan, yang ada justru cacian dan tatapan jijik. Hari terus berlalu, Suci melewatinya di dalam kamar. Orang tuanya tidak mengizinkan dia keluar agar tidak ada yang tahu aib keluarga.
setelah satu minggu, Suci akhirnya boleh keluar kamar. Karena merasa bosan, Suci keluar hendak berjalan ke taman. Namun baru beberapa langkah dari rumah, dia mendengar mereka membicarakannya. Setiap orang yang dilewatinya memandang dia berbeda. Suci tidak suka tatapan seperti itu.
"Ih, gak tahu malu.Tunangan adik sendiri di goda. Dasar jablay!"
"Awas, bu jangan dekat-dekat sama dia nanti ketiban sial."
"Gak punya malu! Mungkin didikan orang tuanya yang terlalu memberi kebebasan."
"Harusnya dia ganti nama jangan Suci, dia kan gak Suci lagi. Tubuhnya kotor, ternoda."
Berbagai macam hinaan yang Suci dengar. Karena tak tahan Suci putuskan untuk kembali ke rumah. Saat dia melewati satu rumah terdengar siulan-siulan jail.
"Suci! Temenin Abang yuk, Abang kesepian nih malam."
"Jangan Ci! Sama Kakak aja, lebih hot!"
"Mending sama Mas Ci, kamu pasti puas!"
"Hahahaha ...."
Mereka tertawa terbahak-bahak tidak merasakan orang yang mereka buly terluka hatinya. Penghinaan mereka sangat sadis. Mereka telah salah menuduhnya dan menyebar fitnah.
Suci membalikkan tubuhnya dan berkata, "Tertawalah kalian di atas penderitaanku, semoga ibu dan saudara perempuan kalian tidak mengalami hal yang sama sepertiku. Hinalah aku, asal kalian tahu, kalianlah manusia yang tidak bermoral, tidak punya empati dan rasa kemanusiaan."
Suci meneteskan air mata dia lalu berlari menuju rumahnya. Suci langsung masuk ke kamarnya. Apa salah dia? Ini terjadi juga bukan karena maunya.
Semua orang menghukumnya tapi pelaku kejahatan bisa melenggang bebas tanpa hinaan. Orang tuanya masih membiarkan Delon berhubungan dengan Delisha, bahkan Delon sering berkunjung ke rumah.
Hebat sekali orang tuanya. Mereka bisa memaafkan Delon tapi tidak dengannya. Mereka kini bahkan tidak perduli.
Hari-hari yang dilewati Suci terasa dingin di rumah itu. Suci lebih banyak di kamar dan tidak keluar. Puncaknya setelah dua minggu kejadian itu Suci bahkan di usir dari rumahnya oleh orang tuanya sendiri.
Fayra merasa malu karena semua orang menggunjingkannya. Mereka juga menghina Fayra karena tidak becus mendidik anak. Dengan penuh emosi Fayra menampar dan mengusir Suci dari rumahnya.
Suci membereskan pakaian dan memasukkannya ke dalam tas, dia lalu ingin salim pada orang tuanya namun, tangannya ditepis. Dengan berlinang air mata Suci pergi dari rumah itu. Dia berjalan tak tentu arah.
Sampailah Suci di atas jembatan, karena putus asa dan merasa tertekan Suci berniat mengakhiri hidupnya. Lalu datang Albi menyelamatkan hidupnya.
Masa sekarang.
"Suci, ini orang tuaku." Suara Albi mengejutkan Suci yang sedang melamun.
"Assalamu'alaikum Tante, Om." Suci berdiri dan mencium tangan orang tua Albi.
"Wa'alaikumsalam, silahkan duduk," ucap Aydan Atthallah ayah Albi. Suci lalu duduk.
"Albi sudah menceritakan sekilas tentang nak Suci," ucap Kinara Nafasya Ibu dari Albi. Suci melirik Albi, "apa yang Albi ceritakan pada ibunya?" tanya Suci dalam hati.
"Maaf, Tante kalau kedatangan saya di sini, membuat Anda tidak nyaman. Saya akan pergi." Suci menunduk.
"Tidak, siapa bilang tidak nyaman? Kamu boleh tinggal di sini. Banyak kamar kosong di rumah ini."
"Mas, kamu sudah pulang. Makan dulu yuk! Kamu pasti belum makan." Datang seorang wanita cantik tinggi dan berambut hitam lurus sepanjang pinggang.
"Iya, Mi, Pi, aku makan dulu, Suci ayo kita makan, kamu juga belum makan."
"Iya nak Suci makan dulu dengan Albi dan Nabila."
"Terima kasih Tante, tapi saya masih kenyang."
"Ya sudah, aku makan dulu ya." Albi lalu bangkit dan pergi bersama wanita itu. Wanita itu melirik Suci.
Suci melihat kepergian Albi yang merangkul pinggang seorang wanita. "Dia Nabila Amanda, istri Albifardzan. Mereka sudah menikah selama satu tahun." Suci mengalihkan pandangannya pada Kinara.
"Albi juga punya adik namanya Abizar Atthallah. Umurnya 25 tahun dia juga sudah menikah dengan Amelia Laveni. Kalau mereka baru menikah empat bulan."
"Sepertinya ada yang menyebut namaku." Datang seorang pria yang sama tampannya namun, yang ini terlihat lebih ceria. Dia datang dengan menggandeng seorang wanita cantik berambut bob sebahu.
"Sini sayang kenalan dulu," panggil Kinara.
"Abizar Atthalla panggil saja Thalla karena Abi khusus untuk istri saya." Abizar mengajak salaman. Suci tidak langsung menerimanya, dia melihat tangan Abizar lalu akhirnya di menyalaminya.
"Suci Kirana."
"Nama yang cantik. Ini istriku yang cantik namanya Amelia Laveni."
"Suci Kirana." Suci menyodorkan tangannya untuk berkenalan. Namun tidak du sambut oleh Amelia. Suci menurunkan kembali tangannya dan tersenyum.
"Albi ke mana Mi?" tanya Abizar.
"Sedang makan dengan Nabila."
"Oh, Kalau gitu aku mau ke kamar ya Mi, udah ngantuk ayo sayang." Abizar pamit pada Mami Papinya.
"Iya."
"Suci kamu juga lebih baik beristirahat ya. Inem!" Kinara memanggil pembantunya yang bernama inem.
Inem datang dengan wajah yang aneh. Sebelah sedang di make up, sebelahnya lagi polos tanpa make up. Suci hampir tertawa tapi ditahannya.
"Kamu kenapa? Lagi dandan? Emang mau ke mana?" tanya Kinara pada Inem.
Inem hanya cengengesan. "Bukan begitu Nyonya saya sedang main tik-tok."
"Ya ampun Inem, kamu tuh hobby banget main gituan. Tolong antar Suci ke kamar tamu."
"Iya Nya, ayo Mba!"
"Tante, sebelumnya terima kasih. Maaf merepotkan, saya permisi."
"Tidak merepotkan Suci."
"Terima kasih Tante, permisi."
"Permisi Nyonya." Inem tersenyum membuat Kinara tertawa.
"Sudah sana Nem, saya gak kuat lihat kamu."
"Iya Nya, wajah saya memang cantik sampai yang lihat gak kuat. Ayo Non, kita pergi." Inem dan Suci berlalu.
...----------------...
Terima kasih readers sudah baca cerita saya. Terima kasih juga dukungannya. jangan lupa klik bintang 5 nya ya juga like dan komennya. Love you ❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
martina melati
knp gk dpidanakn aja... dilapoekkn kkantor polisi
2025-02-18
1
martina melati
ganti nama jd noda y
2025-02-18
1
Putri Cikal
wah para istri nyah cemburu tuh hihi takut pr suaminyh tergida sm suci
2023-07-17
0