penyesuaian diri sangat penting bagi kita di semua tempat yang baru.
Pagi itu kapal yang kami tumpangi tiba di pelabuhan, itu artinya aku dan Ida sudah tiba di tempat Kak Alen. Sebelum kami turun dari kapal, Ida sudah menelpon Kak Alen lebih dulu agar datang ke pelabuhan untuk jemput kami.
"Kak, kami sudah Tiba di pelabuhan, jemput kami ya." Kata Ida pada Kak Alen lewat telepon
"Ok. Aku berangkat sekarang." Jawab Kak Alen pada kami
Saat kami turun dari kapal, dan langsung berjalan menuju ruang tunggu, dermaga yang cukup panjang membuatku merasa capek, karena berjalan sambil membawa koper.
Saat kapal ada yang masuk di pelabuhan, banyak sekali orang di pelabuhan ada yang menjemput, ada tukang ojek, buruh, dan ada juga penumpang yang akan berangkat.
Kami tiba di ruang tunggu dan terlihat Kak Alen dan Anak perempuannya yang berusia 4 tahun saat itu, sudah menunggu kami.
Kak Alen memanggil salah satu tukang ojek agar mengantarku ke rumahnya, sedangkan Ida diboncengi oleh Kak Alen dan kami berangkat bersama menuju rumahnya.
"Ojek," teriak Kak Alen pada beberapa tukang ojek yang sedang parkir di parkiran
"Ojek Kak?" tanya tukang Ojek itu padaku
"Iya, Ikuti motor itu ya." Ucapku pada tukang ojek, sambil menunjuk ke arah motornya Kak Alen yang sudah melaju
"Iya Kak." Jawab tukang ojek itu, kemudian kami berlalu dan mengikuti motor Kak Alen sampai ke depan rumahnya
Aku tiba dirumah Kak Alen, dan Kak Alen memberitahu aku agar cepat mandi, biar terlihat segar dan tidak pusing. Aku mengikuti saran Kak Alen dan segera mandi.
Setelah mandi Kak Alen sudah menyiapkan sarapan untuk kami, dan kami makan bersama sambil bercerita keadaan orang tua kami di pulau Seram.
"El, kamu mandi biar rasa pusingnya hilang, setelah itu kita makan." Kata Kak Alen padaku
"Iya Kak." Jawabku pada Kak Alen, kemudian aku mengikuti saran Kak Alen dan bergegas untuk mandi, setelah itu makan.
Siang itu suami Kak Alen pulang kerja, dan aku berkenalan dengannya. karena memang aku belum mengenalnya samasekali.
"Halo Kak," ucapku pada suami Kak Alen, sambil tersenyum
"Iya Dek, semalam gelombang di laut ya?" jawab suami Kak Alen, kemudian balik bertanya padaku
"Lumayan Kak, gelombangnya." Jawabku padanya dengan suara pelan, kemudian aku melangkah ke kamar
Aku menghubungi Edi lewat telepon, dan memberitahu dia, jika kami sudah tiba di rumah Kak Alen.
"Halo Sayang, aku dan Ida sudah sampai." Kataku dengan suara pelan karena aku telepon sambil tiduran
"Iya Sayang, kamu hati- hati disana ya ini aku sudah di kantor." Jawab Edi padaku dengan suara lembut
Tidak terasa, sudah tiga hari berlalu dan sudah waktunya Ida untuk kembali ke Ambon. Ida hanya mengantarku saja, dan dia akan kembali untuk kuliah.
Pagi itu Kak Alen mengantar Ida ke pelabuhan dan menunggu sampai Ida naik ke dalam kapal barulah Kak Alen kembali ke rumah.
Aku mulai beradaptasi dengan lingkungan, tetangga-tetangga mulai mengenalku, saudara-saudara Kakak Ipar, juga orang tuanya sudah mulai mengenalku.
Aku belum bekerja, jadi tugas aku dirumah, membantu Kak Alen untuk menjaga Anak-anaknya saat dia sedang ke kantor
"Kamu bantu aku ya, menjaga Anakku, sambil menunggu panggilan untuk kerja." Pinta Kak Alen dengan wajah senang
"Iya Kak, aman." Jawabku sambil merapihkan meja makan
"Oh iya, kamu tidak perlu masak, nanti setelah apel pagi selesai aku akan kembali ke rumah dan masak, kamu fokus menjaga Bayiku jika dia menangis buatkan susu untuknya."
Kata Kak Alen sambil menyerahkan botol susu padaku, kemudian berlalu dariku.
Aku mulai terbiasa dengan kedua Anaknya, yang perempuan namanya Dhea dan Adik Laki-lakinya yang masih Bayi namanya Dani.
Baby Dani sangat gendut dan imut. Aku mulai dekat dengan kedua Anak Kak Alen. Dhea mulai mengikuti kemana saja aku pergi, aku juga tidak keberatan jika membawa Dhea bersamaku.
Sekarang sudah bulan februari, dan kata Kak Alen Ibuku akan datang dan tinggal bersama kami disini untuk menjaga Anaknya yang masih Bayi. Dan Ibuku setuju untuk datang.
"El, aku sudah meminta Ibu agar datang kesini untuk menjaga Bayiku." Kata Kak Alen padaku, sambil nonton tv
"Iya Kak." Jawabku singkat, karena sedang asyik nonton tv
Malam itu aku menghubungi Edi dan memberitahu dia jika uang saku yang dia berikan untukku sudah hampir habis.
"Halo Sayang, sudah di kantor ya?" tanyaku pada Edi sambil mengecek isi dompet aku
"Iya Sayang, sementara di kantor," jawab Edi.
"Uangku habis Sayang." Ucapku dengan suara berharap
"Iya sudah, nanti setelah jam strahat aku kirim ke rekening kamu ya." Jawab Edi dengan nada suara penuh semangat
Edi memang seperti itu, selalu membantuku saat susah.Tapi aku bingung, kenapa dia belum juga menikahi aku? Aku pernah menanyakan hal ini padanya tapi, katanya dia masih mengumpulkan uang buat nikah. Yah sudalah aku tidak mau berdebat dengannya.
Ibuku telah datang dan tinggal serumah bersama kami, Kak AleN meminta Ibu kesini untuk menjaga Baby Dani, karena dia merasa kerepotan jika harus mengurus Bayi dan Balita sebelum ke kantor.
Setelah Ibu datang aku mendapat pekerjaan, saat itu aku masuk kerja di salah satu Sekolah Dasar, atas rekomendasi Wakil kepala sekolah yang tidak lain adalah Ayah dari Kakak Ipar.
Mertua Kak Alen adalah Wakil kepala sekolah SD saat itu, namanya Pak Edy " (nama yang sama dengan pacarku").
Beliau mengenali aku saat berkunjung ke rumah Kak Alen, dan bertanya- tanya tentang latar belakang pendidikan aku, kemudian mengajakku untuk bekerja bersama membantunya di sekolah.
"Kakak, jika kamu mau, nanti ikut kerja di sekolah." Ucap Pak Edy padaku
"Iya Pak aku mau." Jawabku pada Pak Edi dengan wajah senang
Aku menerima tawaran kerja itu dengan sangat senang. Aku langsung menghubungi Edi dan memberitahu dia, tentang ini.
"Sayang aku sudah dapat kerja, dan besok aku mulai masuk kerja."
Kataku dengan senang sambil merapihkan pakaianku di lemari
"Iya Sayang, harus tetap semangat, dan jangan lupa berdoa." Jawab Edi dengan penuh semangat dan mengingatkan aku agar tidak lupa dengan Tuhan
" Iya Sayang. Aku tidak lupa." Jawabku pada Edi.
Edi memang begitu, walaupun kadang - kadang dia cemburu yang berlebihan, tapi aku sudah pahami itu, karena aku sudah lama mengenal dia, dan keluarganya.
Setiap akhir bulan Edi selalu mengirimkan uang untuk aku, walaupun tidak besar jumlahnya tapi itu sangat berarti bagiku, dia juga sangat senang membantuku. Kali ini Edi menelpon aku dan setelah kami bercerita banyak, Ibunya ingin bercerita dengan aku lewat video call.
"El, ini Ibu ingin bicara sama kamu." Kata Edi sambil menyerahkan hp untuk Ibunya.
"Halo, Bu. Ibu apa kabar?" tanyaku pada Ibunya.
"Baik El, sepertinya El mulai kurus ya?" tanya Ibunya Edi balik padaku
"Iya Ibu, terlalu gemuk capek Ibu jalannya. Disini aku jalan kaki saat berangkat kerja makanya berat badanku turun." Jawab aku sambil memutar balik badan untuk dilihat oleh Ibunya Edi
"El, sudah dulu ya Ibu sedang membungkus kacang." Kata Ibu padaku, sambil menyerahkan hp pada Edi
"El, sudah dulu ya, dah ... Miss you." Ucap Edi padaku, kemudian mengakhiri telepon videonya.
Aku membantu Tante Rita untuk mengupas kacang yang sudah direndam oleh tante Rita, juga membungkus kacang goreng.
Semua itu dilakukan sebelum aku berangkat ke kampus, karena kuliahku saat itu lebih banyak kuliah disiang hari, jadi paginya aku pakai waktu untuk membantu Tante Rita dirumah.
Kami sudah sangat dekat, tidak ada lagi perbedaan di antara kami, Tante Rita sering mengajakku untuk belanja ke toko pakaian bersama, Ibu menyayangiku seperti Anak sendiri.
"El, kita ke toko beli baju, atau ke salon buat creambath." Ucap Ibu padaku, saat Ibu ingin pergi.
"Iya Bu," jawabku pada Ibu dengan semangat, kemudian bersiap-siap untuk pergi.
Hanya saja aku belum bisa memahami kondisinya saat itu, karena aku masih belum berpikiran dewasa, aku masih fokus hanya untuk kuliahku agar bisa cepat selesai.
Hingga aku lupa juga jika Tante Rita itu butuh perhatian penuh dari Anak- anaknya. Karena Beliau hanya sendiri dengan Anak-anaknya dari dulu, makanya Beliau ingin mendapatkan perhatian dari Anak- anak bukan orang lain.
Aku baru mengerti hal itu setelah aku lulus kuliah dan merantau.Ternyata Tante Rita butuh perhatian dari Anak-anak, karena Beliau adalah Ibu tunggal yang sudah berjuang membesarkan Anak- anaknya seorang diri, hingga Anak- anaknya sukses seperti sekarang, makanya tidak jarang jika Tante Rita marah- marah dirumah.
Next.....
Mohon dukungannya.
Dengan tekan like, love/favorit, rate bintang lima, komentar dan vote nya untuk mendukung karya Ini, agar penulis lebih bersemangat.
Terimakasih atas dukungan kalian.❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Nenieedesu
favorit semangat terus kak
2024-02-16
1
Nenie desu
salken nenie desu kak 🤗🤗🙏
2022-08-14
1
Agustino Kurniawan
Mandi EL
2022-07-05
1