Wajah Sam sudah sangat mengeras mendengar ucapan Tuan Anderson yang luluh-lantah mengucapkannya tanpa tahu putra semata wayangnya ini begitu menentang keputusan egois itu. ia memang tahu kalau Dadynya akan mencarikan seorang wanita untuk ia nikahi tapi hanya untuk mengurus Alfin, tapi ia belum memberi keputusan karna tak mungkin baginya menduakan Qyara.
"Kau pikir Pernikahanku itu permaianan?"
"Kau tak tahu apapun soal pernikahan. kau terima keputusanku atau aku akan membawa Alfin."
Sam mencengkram peggangan sofanya kuat sampai memberi bekas yang begitu meremukan menarik suasana dingin yang begitu tak beretikad baik.
"Dia putraku. dan dia tak akan kemanapun."
"Apa dia mau bersamamu?"
Sam terdiam dengan raut yang tak berubah. Alfin pasti memilih pergi bersama Dadynya karna memang bocah itu sudah lama ingin meninggalkan Kediaman ini.
Melihat kebungkaman Sam. Tuan Anderson menghela nafas halus menatap Minos yang mengangguk melangkah menuju kamar Alfin dihadapan mereka.
"Kau jangan menjadi egois. kau tak bisa membuat Qyara berhenti dari Karirnya dan itu adalah hal buruk bagi mental cucuku."
"Hanya beberapa bulan lagi. dan Istriku akan.."
"Lebih dulu putramu yang mereggang nyawa."
"Kauu!!!"
"Grandpa!"
Suara lengkingan itu meredam amarah Sam yang tadinya sudah naik pitam. pria itu menatap Alfin yang sudah keluar bersama Natalia yang memberi senyum hangat sopan berdiri didepan pintu.
"Grandpa! kapan datang?"
Alfin terlihat berbinar naik kepangkuan pria paruh baya itu sampai Natalia ikut bahagia. ternyata bocah ini hanya punya satu teman diantara ribuan di dunia ini.
"Sepertinya kau bahagia."
Alfin menoleh kearah Natalia saat Tuan Anderson bicara lugas.
"Hm. hari ini si Jelek itu membantuku menghancurkan kamar."
"A.. Apa???"
Natalia memekik hebat mendengarnya tapi ia segera menutup wajahnya karna sangat malu dan gugup dipandangi semua orang. bahkan para pria ini mempunyai wajah datar yang menyeramkan.
"Maksudmu?"
"Hm. dia menghancurkan semua barang sampai merobek tirai. Grandpa!"
"A.. Apa? aku..aku tak melakukannya. kau..kau yang tadi merobeknya." gugup Natalia menggeleng membuat Alfin menyeringai.
"Kau juga bilang. kalau kau menyukai pria ini."
"A.. T..Tidak, Tuan!"
Natalia menggerakan tangannya menolak semua itu pada Sam yang terlihat bungkam. baru satu hari Natalia disini sudah berhasil membuat putranya keluar dari kurungan kamar dan emosi. tapi apa dia bisa menikahi wanita lain?
"Mendekatlah!"
"T..Tapi saya.."
"Kemari!"
Dengan terpaksa Natalia mendekati sofa Tuan Anderson yang menatap Alfin tengah meledek Natalia yang dilanda ketakutan. bagaimana kalau ia dimarahi dan Maya jadi imbasnya? haizz .. bisa-bisa kehidupannya benar-benar hancur.
"T..Tuan. t..tadi saya hanya membantu melempar Vas."
"Vas itu harganya mahal. bahkan menjual ginjalpun kau tak akan mendapatkannya."
Ketus Alfin membuat Natalia menatapnya dengan permohonan agar melepasnya kali ini. tentu semua itu tak luput dari perhatian Sam yang masih menatap Natalia yang memucat.
"T...Tuan. jika anda .. anda memecat saya silahkan tapi jangan apa-apakan Maya dan.."
"Menikahlah dengan putraku!"
Duarr..
Natalia lansung tersambar petir dengan mata terbelalak begitu terkejut sampai Alfin mengulum senyum geli. ia mendengar semua percakapan Kakek dan Papanya dari pintu tadi dan ia tak masalah selagi wanita liar itu menjauh dari Papanya.
"T.,Tuan.. a..anda.."
"Kau melakukan banyak kesalahan. memecahkan Vas berharga Miliaran, datang tanpa diundang dan berani mendekati Cucuku."
"T..Tapi. s..saya bersumpah niat saya baik hanya ingin berteman dengan Tuan kecil. selebihnya tak ada rencana apapun."
Tapi sayangnya keputusan itu sudah bulat dengan Alfin yang menatap datar wajah Papanya. ia sudah muak dengan semua ini dan ia sendiri yang akan menghancurkan rumah tangga kedua orang tuanya dengan Natalia sebagai alatnya.
"T..tapi.. tapi Tuan.."
"Menikahlah dengan Putraku. atau semuanya akan ku hancurkan."
Natalia menelan ludahnya berat menatap wajah Tuan Anderson yang sudah berdiri meletakan Alfin di sofanya. pria paruh baya itu melangkah pergi bersama Alfin yang tampak senang akan kedatangan Kakeknya.
Dan sekarang hanya tinggal Natalia dan Sam diruangan sunyi ini. tak ada percakapan diantara keduanya bahkan ini terkesan rumah sunyi tak berpenghuni.
"Ini rencanamu!"
"A.. t.tuan.."
"Mendekati putraku hanya demi masuk ke keluarga ini! memanfaatkan kesepian bocah itu dan kau bisa menghancurkan apapun."
Geram Sam dengan suara tak bersahabat. Natalia tercekat diam mendengar semua itu. kenapa terdengar sangat menyakitkan baginya? apa ia terlihat serendah itu?
"A..Aku.."
"Aku sudah sering melihat wanita tak tahu diri sepertimu."
Degg..
Natalia tak mampu lagi berkata banyak selain membeku berdiri kaku tak mampu menatap wajah kelam Sam yang sama sekali tak mempunyai rasa kasihan untuk wanita sepertinya.
"K..kau..kau bisa menolaknya dan.."
"Selamat atas kerja kerasmu!"
Sam berdiri melemparkan uang kewajah Natalia yang menjatuhkan air bening itu lagi-lagi merasa sangat hina. bibirnya bergetar menatap Sam yang begitu terlihat membencinya.
"Sampai kapanpun aku hanya akan mencintai Istriku. hanya satu Istri!"
Sam melangkah pergi kembali kekamarnya sedangkan Natalia lansung menjatuhkan tubuhnya keatas sofa dengan isak tangis tertahan mertapi helaian uang yang berserakan dilantai tepat dibawah kakinya.
"K..kalian s..salah hiks. aku..aku tak ingin uangmu."
Natalia membekap wajah sembabnya sendiri takut jika isakan ini terdengar keberbagai tempat. seperti biasa ia hanya menangis tertahan cukup didengar telinganya.
"M..Maa, hiks! a..apa..apa dia yang dimaksud. K..Kakak? dan..dia..dia sangat jahat hiks."
"Lia!"
Maya yang tadi tengah mengintip dari kejahuan lansung mendekati Natalia yang bersicepat mengusap wajahnya dengan ujung Piyama yang ia pakai lalu kembali tersenyum walau hidung dan matanya sudah merah.
"Maya! kau.."
"Menangis saja. aku tak apa."
Natalia diam menunduk mencengkram ujung Piyamanya kuat meredam ke ulu hati lalu kembali memberi senyum hangat yang damai. ia memeluk lengan Lia yang berdiri dihadapannya.
"A..Aku tadi menonton Filim sedih jadi terbawa keluar." cengir Natalia baik-baik saja.
"Benarkah?"
"Hm. aa.., ayo kita memasak. aku sudah lapar. Maya!"
Maya hanya diam tak ingin mendesak Natalia mengatakannya. ia cukup terkejut mendengar keputusan Tuan Besar memilih Natalia sebagai Istri kedua putranya tapi tak ia sangka Tuan Sam akan mengatakan hal seperti itu.
"Kau benar baik-baik saja?" tanya Maya penuh selidik.
"Hm. Iya! aku hanya lapar jadi aku menangis."
Jawab Natalia memberi senyum hangat yang tak pernah lepas dari lengkungan indah itu. entahlah ia begitu tak tahu harus memulai dari mana.
Disela langkah kebawah sana. ia berpapasan dengan pria paruh baya dan itu adalah Minos yang menghentikan langkah Natalia.
"Nona!"
"A.. Itu.. tak usah panggil Nona. terkesan me.."
"Anda akan menikah dengan Tuan Muda malam ini."
Natalia terkejut mendengarnya bahkan kali ini Maya seakan tak bertulang bersandar ke dinding tangga yang megah ini.
"A..Apa? a..aku.."
"Itu keputusan Tuan Besar atau tidak anda akan mengalami hal yang paling terburuk di Dunia ini."
....
Vote and Like Sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
holla💦
coba bayangkan aku kita jadi natalia
pasti malunya sampe urat tembus tulanggg😭😭🤣🤣
2022-10-01
0
Rose_Ni
bocil anti mainstream neh,ingin ayah ibunya bercerai,sadisss
2022-09-03
0
Sumini Harrni
Alfin,Anderson aku ❤️♥️PD mu..Sam kau akan termakan dengan ucapan mu sendiri..
2022-08-29
0