jangan pernah berharap!

Mobil mewah berwarna putih bersih itu lansung masuk ke depan Gerbang Rumah besar yang tak bisa dikatakan sebagai tempat biasa, Kediaman yang begitu Casual tak begitu luas tapi sangat mewah.

Ia membuka pintu mobilnya kasar membanting benda itu keras sampai Mamanya yang melihat dari depan pintu sana terkejut akan perubahan sikap putranya dalam satu satu hari ini.

"Andra!"

Dokter Andra tersigap saat mendengar suara Mamanya. ia menghela nafas halus untuk meredakan emosi yang telah menggunung itu.

"Ma!"

"Kenapa? apa ada masalah dengan Lia?"

Dokter Andra lansung memeluk Mamanya yang tahu betul hanya wanita itu yang mampu menjungkir-balikan dunia putranya. ia tahu ini sejak lama dan cukup syok tapi ia hanya diam tak ingin memberi tahu suaminya yang pasti akan menentang hubungan putranya.

"Ma!" suara resah yang kelut.

"Ada apa? ceritakan sama Mama."

Nyonya Andini mengiring putranya untuk masuk ke dalam Kediaman karna malam ini suaminya Tuan Bamanda tengah ada di Laboratorium. ia tak sempat untuk pulang sedari siang hingga keduanya memiliki waktu membicarakan ini.

Setibanya didalam. Nyonya Andini merangkuh tubuh putranya untuk duduk didepan TV dekat sofa panjang yang empuk untuk diduduki.

"Katakanlah. ada apa?"

Dokter Andra benar-benar gelisah dan kecewa. ia memeluk Mamanya yang hanya bisa meredam kekhawatiran sang putra lewat belaian tangan yang sangat lembut.

"Ma!"

"Iya, Nak!"

"Lia sudah pergi!"

Seketika Nyonya Andini terkejut begitu kuat dengan kalimat yang memiliki arti yang sangat banyak.

"P...pergi! kemana?"

"Mereka mengirim Lia pada pria beristri dan memaksa menikahkannya. mereka memang Sialan!!!"

Geram Dokter Andra begitu panas. ia belum puas memaki Talita di Kediaman tadi atas tindakan tak masuk akalnya pada Lia yang pasti sangat tertekan, entah apa yang bisa diperbuat wanita lugu itu diluaran sana sekarang membuat Dokter Andra tak bisa bernafas tenang.

"Apa mereka tak punya hati??? sudah jelas Lia wanita yang polos dan tak tahu apapun soal dunia luar. tapi mereka malah mengirim wanita itu ketempat yang sampai saat ini tak ada yang tahu dimana dia!!!"

"Kenapa Tuan Hartono sampai setega itu?"

"Dia memang jahat. Ma! sedari kecil Lia selalu dianiaya, mereka memang brengsek!! dan.."

Nyonya Andini lansung menggenggam tangan Dokter Andra yang mulai kembali terbawa emosi dari raut wajah tampan yang merah membara. gejolak hati yang tak terima saat mendengar ucapan Talita kalau Lia sudah ia buang ketempat paling mengerikan dan ia takut.. bahkan sangat takut wanita itu akan semangkin menderita.

"Kau tenang saja. kita akan mencarinya, hm?"

"Kemana? semua tempat disini sudah ku kelilingi tapi tak juga ketemu, aku..aku tak tahu lagi harus apa, Ma!"

Gumam Dokter Andra frustasi. ia tak menyadari kalau sepasang mata penuh arti itu menatapnya dari arah belakang sana. seringaiannya tercipta mendengar ucapan Kakaknya Andra barusan. berarti wanita udik itu tak lagi menganggu kehidupan keluarganya lagi.

"Cih. kau memang pantas dibuang, toh kerjamu selalu mendekati laki-laki kaya!"

....

Ruangan luas dengan furniture mahal itu tengah menjadi saksi bisu antara dua manusia yang duduk bersebelahan dikelilingi beberapa orang yang menjadi saksi atas peristiwa malam ini. tak ada yang istimewa bahkan hal ini hanyalah sebuah kesalahan dan tak didasari atas apapun.

"Saya terima nikahnya Natalia Diajeng Pramudita binti Hartono dengan seperangkat alat sholat dan beberapa harta perhiasan dibayar. TUNAI!"

"Sah?"

"Sah!!"

Ucap Tuan Anderson dan 5 Saksi nikah beserta Majlis Ulama yang menikahkan Putranya malam ini. seiring dengan kata itu air mata Natalia yang sama sekali tak memakai Gaun pengantinpun menetes panas dengan kepala tertunduk meremas jari-jemari tangannya.

Wajah Sam tampak mendingin walau pengucapan katanya tak salah tapi ia sama sekali tak memiliki rasa atau keinginan untuk menikahi wanita ini. bahkan, ia sangat muak melihat wajah sok polos Natalia yang sangat berbisa menghancurkan semuanya.

"Tuan. silahkan pakaikan cincin pernikahannya!"

Sam diam tak bersuara dengan tatapan Tuan Anderson yang menekan. disini hanya ada pihak-pihak penting dan bisa dibilang pernikahan ini adalah pernikahan terdesak yang sama sekali tak diinginkan keduanya.

Natalia tetap diam mencengkram pinggiran Dasternya mencoba untuk meredam isakan. Majelis Ulama yang melihat itupun tak mampu berkutik menduga wanita ini terlihat terluka.

"Berikan tangan anda. Nona!"

Natalia dengan gemetar mengulurkan tangannya kehadapan Sam yang sangat terlihat mengeraskan wajahnya. pria itu mengambil cincin dikotak atas meja dan menarik tangan Natalia dari genggaman yang begitu kuat membuat tangan wanita itu hampir mau patah.

"T..Tuan!"

Natalia menggeram sakit saat Sam sengaja memasangkan cincin emas ini kasar bahkan begitu menggores kulitnya yang berdarah. tatapan mata menerkam itu tak mampu Natalia redupkan selain hanya menunduk menerima semua yang telah terjadi padanya.

"Sam!!"

Tuan Anderson menekan katakanya melihat jari manis Natalia hampir putus ditekan kuat seperti itu, bahkan cincin yang dipasangkanpun sudah tak bisa dikatakan baik.

Mereka semua hanya diam tak mampu berkata banyak melihat kekejaman pria ini untuk yang kesekian kalinya.

"Sekarang giliran anda. Nona!"

"Hey!"

Alfin menyentak Natalia dengan tangannya hingga Natalia terpaksa mengambil cincin satunya didalam kotak merah itu dan dengan gemetar ia memasangkannya ke jari manis kekar Sam yang ternyata masih memakai cincin pernikahan pertamanya membuat hati Natalia mencolos.

"Baiklah. kalian tanda tangani buku nikah ini dan setelah itu kalian resmi menjadi sepasang suami istri baik dalam aggama dan negara."

Sam cepat menandatanganinya dengan Natalia yang juga menggoreskan penanya membuat senyuman sinmark Alfin menekan naik. permainannya akan dimulai, ia akan melihat sejauh mana Papanya akan mempertahankan rumah tangga dengan Wanita liar itu.

"Sam. bawa Istrimu kekamarnya diatas!"

Sam berdiri lansung menarik tangan Natalia kasar sampai wanita itu tergesa-gesa mengikuti langkah besar Sam yang tak mampu ia imbangi. Maya yang melihat dari kejahuan sangat kasihan bahkan ia tak mampu menjadi Natalia yang malah terseret dalam lembah kematian ini.

Fagan pun sama. ia tahu Natalia tak seperti yang Tuannya pikirkan tapi Sam sangat mencintai Istrinya Qyara tentu dia tak ingin kehadiran Natalia merusak rumah tangganya yang memang sudah retak didalam.

Sesampainya diatas lantai atas tepat tak jauh dari kamar Alfin disebelah Kanan dekat tangga. kamar tamu yang disiapkan menjadi kamar khusus bagi Natalia sendiri.

Brugh..

Sam dengan sengaja mendorong tubuh Natalia masuk kedalam kamar besar ini dengan menutup pintu ruangan itu kasar membuat suara keras menarik rasa takut diseluruh tubuh Natalia yang mengigil.

"T..Tuan.."

Gemetar Natalia bringsut mundur saat langkah Sam mendekatinya penuh dengan pandangan jijik dan kebencian. ia hanya bisa menunduk tanpa berani melihat wajah kelam Sam yang benar-benar muak padanya.

"Kau senang bukan?"

"T..Tuan.."

Sam lansung menarik rambut Natalia kuat sampai wanita itu mendongak menatapnya. wajah yang lugu tapi begitu bersandiwara dan tatapan hangat tapi menyimpan racun, semua ini ditata begitu pas menyempurnakan Drama yang dijalankan.

"Kau senang masuk ke Keluargaku, hm?"

"T..Tuan. s..saya.. saya.."

"Sampai kapanpun. kau tak akan bisa menjadi Nyonya disini!!!"

Natalia tersentak dengan semua itu bahkan bentakan Sam mampu mengalirkan listrik ditubuhnya yang meneggang kaku. amarah pria ini terlihat nyata dari pada awal ia datang kesini.

Tetesan air mata Natalia mengenai lengan kekar Sam yang lansung melepas jambakannya dengan kasar membuat isak tangis tertahan itu lolos. Natalia mencengkram jari manisnya yang sakit dengan sekujur tubuhnya remuk.

"Jangan pernah bermimpi untuk masuk kedalam kehidupanku. aku hanya mencintai satu orang dan itu adalah ISTRIKU!"

Sam melempar cincin pernikahan keduanya ke wajah Natalia yang hanya bisa menunduk melihat benda itu terpental jauh ke dekat ranjang sana dengan pintu yang kembali ditutup rapat hingga tangis Natalia pecah.

"M..Mama hiks! Mama!!!"

Isak Natalia menekuk lututnya mengigil. kenapa semua orang selalu menganggapnya musuh padahal ia tak pernah berniat merusak apapun?

"A.. Aku tak ingin menikah denganmu!!!! aku..aku tak pernah berniat melakukannya!!!"

Teriak Natalia memecah kerongkongannya sampai membuat Maya yang tadi tak tega meninggalkan Natalia sendiri lansung dibuat sakit. ia diam berdiri dibelakang pintu kamar mendengar jeritan kepiluan itu sampai mengoyak hatinya sebagai seorang wanita.

"A..Aku tak ingin hiks, aku..aku tak mau!!"

Tubuh Natalia bergetar dan ia menatap cincin pernikahan di jari manisnya yang sudah berlumuran darah. walau ia ingin melepas ini tapi ia memang sudah menikah. tak mungkin baginya untuk mempermainkan ikatan kepercayaan yang telah membelenggunya.

.....

Vote and Like Sayang..

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***