BAB 20

Akhirnya, aku sampai juga di kantor. Setelah memarkirkan mobil gegas aku menuju ruangan Radit.

"Assalamualaikum" ucapku

"Waalaikumsalam, bagaimana sudah selesai?"

"Alhamdulillah sudah beres Dit"

"Jadi, selanjutnya apa yang akan kau lakukan?" Tanya Radit padaku

"Kita kumpulkan para manager dari seluruh divisi di ruangan Mas Dimas. Aku ingin sedikit memberi kejutan untuknya dan juga Maya"

"Baiklah, tunggu sebentar"

Ku lihat Radit dengan sigap memberitahukan kepada seluruh Manager disini agar segera berkumpul di ruangan Direktur operasional yang tak lain adalah ruangan suamiku sendiri, mungkin lebih tepatnya adalah calon mantan suami.

Setelah mendapatkan kabar jika seluruh Manager sudah berada di ruangan Mas Dimas. Aku dan Radit bergegas menuju ruangan Mas Dimas. Disana sudah terlihat seluruh Manager berdiri menunggu kedatanganku, ku tatap wajah Mas Dimas yang penuh dengan kebingungan. Mungkin dia bertanya-tanya untuk apa para Manager dikumpulkan disini.

Tanpa basa basi langsung saja aku utarakan tujuanku mengumpulkan mereka semua.

"Selamat siang semuanya, maaf jika saya mengganggu waktu bekerja kalian. Disini, saya hanya ingin menyampaikan, mulai hari ini dan seterusnya untuk masalah penanda tanganan berkas dan persetujuan berkas harus melalui saya. Berkas boleh di proses jika saya sudah menandatangani berkas tersebut. Dan sekarang, tanda tangan dari direktur operasional sudah tidak berguna lagi. Jika kalian masih memproses berkas tanpa ada tanda tangan dari saya, bisa saya pastikan kalian akan dipecat! Saya pun tidak akan langsung mengacc berkas yang diajukan, jika data lapangan dan data yang diberikan sudah valid, pasti saya akan langsung acc. Tapi, jika data lapangan dan data pengajuan tidak sesuai, akan saya usut dahulu. Saya tidak mau disini banyak tikus-tikus berdasi! Paham? " ku ucapkan kalimat Demi kalimat dengan penuh tekanan. Dapat ku lihat, disana wajah Maya merah padam. Sudah ku pastikan dia sedang menahan amarah. Sedangkan di sudut lain, Mas Dimas terlihat dengan muka pucatnya. Rasakan kalian!

Setelah menyampaikan semua tujuanku, aku mempersilahkan mereka semua untuk kembali bekerja. Terkecuali Maya.

"Kau Maya kan? Manager keuangan?" Tanyaku pada Maya

"I-iya bu" jawab Maya gugup

Melihat di ruangan Mas Dimas sudah tak kondusif, Radit pamit undur diri. Sepertinya dia tahu bahwa aku membutuhkan privasi bersama dua cecunguk ini. Ku lemparkan semua berkas kecurangan mereka.

"Kau lihat itu Maya, semua berkas itu tak ada yang sama satu pun dengan data lapangan. Kau ingin bermain-main denganku gundik?" Tanyaku penuh penekanan.

"Siapa yang kau sebut gundik hah? Jangan mentang-mentang kau pemilik perusahaan, jadi bisa seenaknya kau menghinaku" teriak Maya padaku.

Dengan penuh emosi ku lemparkan semua foto kebersamaan dia dan Mas Dimas, ada juga beberapa foto pernikahan mereka.

"Kalau kau bukan gundik terus sebutan Yang pantas untukmu apa? Pe*a*ur?"

"Tari, tutup mulutmu! Jangan kau hina lagi Maya seperti itu" bentak Mas Dimas padaku

"Wah, wah hebat sekali dirimu Mas membela wanita sialan ini. Asal kalian tahu, aku sudah mengetahui pengkhianatan kalian. Dan kau Mas, kau juga sudah menikah siri dengan dia kan. Dasar laki-laki tak tahu diri kau ini Mas" cibirku kepada mereka

"Baguslah jika kau sudah mengetahuinya Tari, memang aku dan Maya sudah menikah. Dia segalanya bagiku, dibandingan dirimu, kau beda jauh dengan Maya"

Deg!

Meski sudah mengetahui hal itu, tetap saja. Mendengar langsung dari mulut Mas Dimas membuat hati ini kembali tercabik-cabik.

"Wow, kalau begitu selamat atas pernikahan kalian. Dan sekarang, jangan lupa membayar semua uang perusahaan yang kalian sudah gelapkan. Ku beri waktu dalam 3 bulan, jika kalian tak bisa mengembalikan uang tersebut, bersiaplah membusuk di dalam penjara. Ingat itu baik-baik, aku sedang tak main-main" ucapku penuh penekanan.

"Kau harusnya sadar diri Tari, kalau bukan karena Mas Dimas perusahaan ini tak akan maju. Jadi wajar aku dan Mas Dimas memakai uang perusahaan, toh disitu juga ada hak Mas Dimas, dan karena sekarang aku juga istri Mas Dimas, otomatis aku juga berhak memakai uang tersebut" ucap Maya dengan pongahnya. Ya Allah, ingin rasanya ku bunuh kedua orang tak tahu diri ini.

"Kau bilang apa? Hak? Hak mana yang kau maksud May? Ini tuh mangkannga punya otak dipake mikir, bukan hanya mikir ************ doang bego!" jawabku sambil menoyor kepala Maya

"Asal kau tahu May, perusahaan ini maju bukan karena orang seperti Mas Dimas. Yang ada perusahaan ini akan colaps karena ulah bangsat kalian. Dan kau May, harusnya kau sadar diri. Di perusahaan ini tak ada hak kalian sedikitpun! Ingat, camkan baik-baik lagi perkataanku. Jika dalam waktu satu bulan kalian tak mengembalikan uang perusahaan, akan ku pastikan hidup kalian akan membusuk di dalam penjara! Waktu 3 bulan ku rasa terlalu lama untuk kalian wahai para pengkhianat" ucapku dengan penuh penekanan.

Gegas ku tinggalkan ruangan terkutuk tersebut. Sebelum benar-benar pergi, masih bisa kulihat wajah Mas Dimas dan Maya merah padam. Nikmatilah waktu kehancuran kalian. Ini belum seberapa, akan ada lagi kejutan untuk kalian nantinya.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Sampai di ruangan Radit, ku pijat pelipis yang berdenyut ini. Gegas Radit memberikanku sebotol air mineral. Ku teguk hingga menyisakan setengah air lagi. Ah, lega rasanya menikmati air ini, kerongkongan yang tadinya kering kini sudah kembali segar.

"Haus bu?" tanya Radit sambil terkekeh

"Maklum Dit, abis ngomong sama demit jadi gini" jawabku.

Radit hanya geleng-geleng kepala mendengar jawabanku.

"Dit, mulai besok gantikan Mas Dimas sebagai direktur operasional. Jangan menolak karena keputusanku sudah bulat!"

"Baiklah, baiklah. Terus si Dimas mau kemana kan jika aku yang jadi Direktur operasional?"

"Akan ku kembalikan dia sementara menjadi staff pemasaran. Sebelum benar-benar ku kembalikan dia ke tempat asalnya yaitu menjadi office boy"

"Waduh, sadis juga bu bos satu ini"

"Biarin, siapa suruh bermain-main denganku. Membangunkan singa yang sedang tidur adalah suatu kesalahan besar dalam hidup Mas Dimas dan Maya. Jadi terima saja balasannya dariku" ucapku dengan santai.

Tak ada lagi obrolan antara aku dan Radit, kami sama-sama fokus pada pekerjaan masing-masing. Sampai waktu istirahat tiba, aku dan Radit memilih untuk makan di ruangan saja, dan menyuruh seorang OB untuk membelikan makanan untukku dan Radit.

Ting.

Pesan dari Darto masuk ke dalam gawaiku. Ku lihat Mas Dimas sedang menunggu di dalam Bank, tentu saja ditemani oleh gundik tercintanya.

Ku harap jantungmu sehat Mas, aku takut kau mengalami serangan jantung mendadak jika tau saldo dalam atm mu sudah ku kuras habis.

Darto memberitahuku jika kemarin Mas Dimas sudah membuat laporan kehilangan pada polisi. Dan hari ini berencana akan membuat atm baru. Buatlah Mas seberapa banyak kartu atm yang kau mau, karena semua itu akan percuma saja, uangmu sudah tak akan bisa kembali lagi padamu.

Gegas ku beritahu Bayu atas kedatangan Mas Dimas ke bank. Bayu pun membalas agar tak usah khawatir, karena semua sudah dia siapkan serapih mungkin. Termasuk rekening koran palsu dan mutasi rekening palsu.

Ah, tak sabar rasanya melihat ekspresi Mas Dimas dan Maya. Tak lupa, ku suruh Darto untuk merekamnya nanti. Selamat menikmati kesengsaranmu Mas!

Bersambung......

Terpopuler

Comments

the we

the we

walaupun aku telat bacanya
tapi aku mau bilang
love bangetttt sama karakter cewek kayak gini, dalam keadaan sakit hatipun dia tetep tegar dan bisa melawan

2025-03-15

0

Yati Syahira

Yati Syahira

tari cerdas

2024-05-27

3

luho uroe

luho uroe

bravo tari...👍👍

2022-06-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!