Setelah semua urusan selesai, aku bergegas kembali ke rumah ayah. Ingin memgambil Adam Dan membawanya pulang. Aku akan kembali sebelum Mas Dimas pulang, karena sepertinya ia akan pulang cepat perihal masalah atm, ah tak sabar melihat ekspresi mukanya, aku akan pura-pura bodoh dan tak tahu menahu soal atm tersebut. Sepertinya jika aku meminta bantuan Haris untuk membuat atm palsu akan lebih seru. Zaman sekarang sudah canggih, apa yang tidak bisa. Nanti akan ku tanyakan pada Haris apakah dia bisa memalsukan kartu atm.
Sampai di rumah ayah, aku langsung mengambil alih Adam, Dan langsung berpamitan untuk pulang. Tadinya ayah melarang, dan memintaku untuk menginap disana. Tapi ku tolak dengan halus, dengan alasan belum mendapat izin dari Mas Dimas. Padahal tak izin pun pasti dia mengizinkan, toh kami tak berarti lagi bagi dia.
Tepat pukul setengah dua siang, aku sudah kembali ke rumah. Gegas melaksanakan dahulu sholat dzuhur karena tadi belum sempat, ya Allah maafkan hamba jika menunda waktu sholat. Ku lihat Adam masih tertidur nyeyak di dalam box bayi, ku putuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Agar nanti Adam bangun aku tinggal mengurusnya saja, mengASIhi lalu memandikan Adam.
Selesai ritual mandi, ku kenakan baju terbaikku. Memoles make up tipis-tipis. Lihatlah mas, walaupun sekarang badanku agak berisi tapi wajahku tak kalah cantik. Mungkin, aku akan mulai melakukan olahraga ringan agar berat badanku turun. Dan akan melakukan diet, tapi tidak ketat, karena aku masih harus menyusui Adam. Ku searching pola diet yang bagus untuk ibu menyusui, setelah ku dapatkan info-info mengenai diet. Ku simpan beberapa menu diet sehat dan akan mempraktekannya.
Puas berselancar, aku berencana akan membersihkan rumah saja. Mumpung Adam tidur, kalau sudah bangun nanti akan lain ceritanya. Setelah berkutat dengan pekerjaan rumah, ku hampiri Adam yang menangis. Segera ku gendok tubuh bayi gempal itu, memberikan ASI lalu setelahnya memandikan Adam.
Waktu ashar telah tiba, gegas aku mengerjakan sholat ashar. Tak berselang Lama, terdengar deru mesin mobil memasuki pelataran rumah, ku intip dari jendela kamar. Benar saja itu adalah Mas Dimas, oke mas kita mulai sandiwara ini.
Sengaja aku duduk di sofa bersama Adam, bermain dengan bayi gembul tersebut. Tak Lama pintu kamar terbuka menampilkan sosok Mas Dimas disana dengan muka semrawut. Ingin aku tertawa tapi segera ku tahan, bisa gagal rencanaku nanti.
"Tumben Mas udah pulang" ucapku pada Mas Dimas
"I-iya dek, kerjaan hari ini gak banyak. Jadi mas bisa pulang cepat" jawab Mas Dimas tergagap
"Mandilah mah, agar segar"
"Iya nanti dek, em dek mas mau nanya"
"Nanya apa?" Jawabku acuh
"Adek liat atm mas nggak?" Tanya Mas Dimas dengan ragu
"Lah mana adek tau, kan atm selalu ada di dompet mas. Mana ada adek suka buka-buka dompet mas. Dari awal menikah adek gak pernah lancang ya buka-buka dompet mas" jawabku dengan sedikit kesal. Rasakan kau mas!
"Emmm, i-iya sih dek. Mas hanya bertanya saja. Takutnya terjatuh dan adek liat gitu" ucap Mas Dimas dengan gugup
"Ngga, ngga ada adek liat mas. Ya sudah nanti adek bantu nyari takutnya keselip atau apa. Atm yang biasa untuk gajikan"
"Iya dek, tapi ada lagi atm...." belum sempat Mas Dimas menyelesaikan ucapnya, sudah ku potong dahulu
"Kenapa mas? Emang ada atm lainnya? Emang kamu punya berapa atm?" cecarku
"Eeeh, ng-ngga kok de cuman satu. Ya atm yang biasa untuk gaji. Ya sudah mas mandi dulu ya dek. Gerah"
Skakmat!
Dasar b*d*h, kau telah salah memilih musuh Mas. Lihat saja nanti apa yang akan aku lakukan dengan semua atm-atm mu itu.
Tring!
Gawaiku berdering, kulihat pesan yang dikirm oleh Radit.
[Tari, ternyata benar suamimu dan Maya memang sedang berbuat curang. Sudah ku selidiki. Sekarang mereka sedang berencana mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya dari proyek pembangunan sekolah. Tadi bagian keuangan sudah memberikan rincian pengeluaran terhadap sekretaris suamimu dan sudah di acc. Aku sengaja meminta data tersebut kepada sekretaris suamimu sebelum dikembalikan lagi pada bagian keuangan. Kau tau Tari, untuk sekarang. Mereka tak segan-segan akan menggelapkan dana sebesar 1,5 M! Sengaja tadi aku meminta data dan mencocokan dengan data pengajuan di lapangan, ternyata jumlah yang di ajukan oleh tim lapangan berbanding jauh dengan yang di ajukan oleh Maya]
Tring
Kembali Radit mengirim pesan
[Untuk saat ini akan ku alihkan wewenang persetujuan pengeluaran proyek padaku. Akan aku usut sampai tuntas, adakah pihak lain yang terkait. Untuk data Maya yang kau minta. Akan segera aku kirimkan]
Tring
[File data karyawan bagian keuangan]
Pesan dari Radit di akhiri dengan file berisi data karyawan divisi keuangan
[Terima kasih Radit, untuk urusan perusahaan aku serahkan dulu padamu. Aku akan fokus mencari seluk beluk wanita murahan itu]
Send!
Tak ada lagi balasan dari Radit.
Sungguh keterlaluan kau Mas, lihat saja. Satu persatu kebusukkan mu akan ku ungkap. Tunggu saja waktunya kau dan gundikmu itu akan mendekam dengan waktu yang lama di dalam penjara.
Baiklah aku akan bergerak cepat, akan ku selesaikan dulu urusan saldo dalam atm Mas Dimas. Ku kirim pesan pada Haris lagi, meminta untuk kembali bertemu esok hari, dan Haris menyanggupi itu.
Awas kau mas, akan ku ambil lagi hak perusahaan yang kau ambil. Tak akan ku sisakan walau seperakpun untukmu!
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Mesri Sihaloho
jangan awas awas melulu langsung gercep tari jangan sampe mereka ada celah masuk
2025-03-15
0
YuWie
owas awas owas awas wae sih..bukti sdh banyak lhoo..sikat langsung aja napa
2024-12-01
0
🔵🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅢🅦🅔🅔🅣ᵃⁿᵍᵍᶦ
semangat Tari dan Radit.. segera bongkar kebusukan Dimas dan Maya
2024-05-28
2