Ingin Melihat Langsung

Simpang siur berita tentang pocong bermata mereh semakin meraja lela. Dari mulut ke mulut semua juga sudah terus membicarakan, bahkan semua telinga juga di percaya sudah mendengar akan berita itu.

Bukan hanya di desa dimana makhluk itu berkeliaran tetapi di desa yang menjadi tempat Salman bekerja juga lambat laun mulai sepi setelah bakda Isya.

Jangankan bakda Isya, bakda maghrib saja semua orang juga sudah masuk ke kandang mereka masing-masing karena tidak mau melihat makhluk yang menurut mereka sangat menyeramkan padahal mereka semua juga belum melihat bagaimana wujud sebenarnya, semua hanya takut meskipun masih lewat cerita saja yang mereka dengar.

Bukannya rasa takut dalam diri Salman yang muncul acap kali mendengar berita itu tetapi dia malah semakin di buat penasaran. Dia ingin sekali bisa melihat makhluk yang begitu di takuti oleh semua orang.

Niat hati ingin melihat dan memastikan tetapi kerjaan selalu ada dan tanpa henti. Orderan yang begitu banyak membuat Salman CS selalu lembur.

Tekatnya sudah bulat, dia akan datang memastikan dan datang sendiri ke desa sebelah kalau pekerjaan rampung lebih awal.

"Salman, kenapa kamu jadi pendiam seharian ini?" Ilyas datang menghampiri karena sangat penasaran dengan apa yang terjadi kepada Salman.

"Kamu sakit?" imbuhnya lagi. Padahal pertanyaan yang tadi belum mendapatkan jawaban tetapi dia sudah bertanya lagi.

"Aku tidak apa-apa, hanya sedikit kepikiran dengan keluarga Koh Fei saja," jawabnya.

"Emangnya kenapa dengan keluarga angkat mu itu, mereka baik-baik saja kan?" Ilyas mengernyit, dia tak mengerti apa yang kini Salman pikirkan.

"Mereka tidak apa-apa, tapi hanya khawatir saja," tak mengatakan alasan yang sebenarnya karena Salman tidak mau orang berpikiran negatif dengan keluarga itu.

"Apa ada hubungannya dengan makhluk menyeramkan itu?" tanya Ilyas.

Salman hanya menaikan kedua bahunya acuh, dia sendiri juga tidak tau alasan sebenarnya kenapa dia sangat khawatir.

"Sudahlah, jangan pikirkan itu lagi. Kita selesaikan pekerjaan kita siapa tau kali ini kita bisa istirahat lebih awal," Salman kembali bergegas memulai pekerjaannya lagi.

Dengan palu juga alat pahat di tangannya Salman bergerak melangkah, berpindah dari tempat itu dan pergi ke tempat teman-temannya yang lain.

Ilyas yang tak mau mengusik lagi masalah Salman dan lebih memilih diam dan mengikuti Salman untuk meneruskan pekerjaan mereka.

~~~||~~~

Alhamdulillah hari ini mereka semua benar-benar bisa istirahat lebih awal, bahkan belum sampai maghrib mereka semua juga sudah selesai bersih-bersih.

Salman terduduk di atas ranjangnya, memainkan ponsel melihat-lihat apapun yang ada, tentunya bukan seperti yang lain yang melihat foto mereka dengan kekasihnya, karena Salman hanya ada fotonya sendiri, itupun hanya beberapa saja.

Bosan dengan kegiatannya yang hanya itu saja membuat Salman lebih memilih keluar, berjalan sebentar seraya mencari angin sore. Siapa tau dia akan mendapatkan sesuatu yang akan membuatnya senang.

Di depan rumah masih banyak orang yang terus berlalu lalang, begitu juga dengan kendaraan yang melintas.

Telinga Salman harus mendengar lagi gosip yang tidak mengenakkan tapi membuatnya semakin penasaran.

Dua laki-laki tengah berjalan di seberang mereka berbincang mengenai pocong bermata merah yang katanya sempat do lihat oleh salah dari di antara mereka.

"Benarkah kamu melihatnya? Apakah sangat menyeramkan?" tanya salah satunya.

Temannya menoleh lalu menganggukkan kepalanya dengan sangat cepat di barengi dengan jawabannya yang terdengar sangat meyakinkan.

"Ya, semalam aku kemalaman waktu pulang dari rumah saudara. Dan aku melihat pocong itu terus berkeliaran di jalan."

"Benarkah?" pekik temannya. Keduanya terlihat menghentikan langkah dan saling menatap.

Perbincangan itu sangat jelas di dengar oleh Salman, membuatnya penasaran dan ingin sekali melihatnya sendiri.

Kata semua orang pocong itu akan berkeliaran setiap malam mungkinkah dia akan melihatnya juga jika dia datang ke desa itu saat malam hari?

Salman kembali masuk dan saat sampai di dalam dia bertemu dengan Febri. Melihat Salman yang begitu tergesa-gesa membuat Febri sangat penasaran.

"Kenapa, Sal?" tanya Febri seraya melangkah mendekati Salman.

"Ikut aku yuk!" Salman berniat untuk mengajak Febri, tak mungkin juga dia akan ke desa sebelah seorang diri. Ya! Meskipun dia berani sih tetapi kan supaya ada temannya saja.

"Kemana?" Febri mengernyit.

"Ke desa sebelah, ikut ya?" Salman begitu berharap kalau Febri akan ikut dengannya.

"Ini sudah mau maghrib loh, emang mau ngapain?" Febri terlihat sangat terkejut, dia merasa ketar-ketir kalau beneran mereka berangkat ke desa sebelah, mungkin mereka sampai pas waktu maghrib.

"Mau memastikan sendiri tentang berita yang telah beredar. Aku penasaran dan ingin sekali melihat pocong itu dengan mataku sendiri," jawab Salman.

Mata Febri terbelalak, bagaimana mungkin, Febri sangat takut. Seandainya benar-benar melihatnya lalu apa yang akan mereka lakukan?

"Nggak ah! Aku nggak mau ikut-ikutan kamu kalau begitu. Itu sangat konyol, Sal!" Febri hendak melangkah pergi. Dia tak ada minat untuk ikut dia ada takut di hatinya.

"Eh..., mau kemana? Kamu harus ikut pokoknya."

Belum juga genap tiga langkah Salman sudah menarik lengan Febri, Salman terus menarik Febri keluar dan tentunya membuat Febri kesal.

"Salman, aku nggak mau ikut. Bagaimana kalau kita benar-benar melihatnya? Aku takut." Seperti anak kecil Febri merengek meminta di lepaskan oleh Salman. Febri sudah bergidik lebih dulu sebelum dia melihat makhluk itu.

"Ya elah, penakut amat sih luh jadi laki. Yuk ikut! Pemberani sedikit ngapa sih," Salman kekeh.

"Siapa bilang aku penakut? Aku berani. Oke, aku akan buktikan kalau aku adalah laki-laki pemberani," Tak mau di bilang penakut Febri langsung ngotot, dia melepaskan tangan Salman dan berjalan lebih dulu.

Febri melupakan kalau tadi dia sendiri yang mengatakan kalau dia takut tetapi sekarang? Dia mengatakan kalau dia berani. Benarkah dia berani, atau hanya sekedar basa-basi? Entahlah.

"Gitu dong," Salman tersenyum melihat Febri yang begitu semangat.

Dengan motor Febri akhirnya mereka berdua berangkat ke desa sebelah, memastikan apa yang telah menjadi berita selama ini. Bukankah saat maghrib makhluk gaib akan selalu muncul? Dan Salman sangat yakin dia akan melihatnya.

~~~∆~∆~~~

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Angga

Angga

Kira-kira bisa melihat ap yang menjadi tujuan mereka tidak ya

2022-05-22

4

Ketrin

Ketrin

Lanjut Thor, masih penasaran

2022-05-22

5

Ketrin

Ketrin

Biasanya makhluk kayak gitu kalau di kejar malah nggak akan muncul deh

2022-05-22

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!