Janji Yang Berjalan

••♪••°°°••^•••••

Dunia malam yang tak seperti selayaknya. Hembusan angin seolah membawa sebuah awal malam petaka yang tak pernah di sangka sebelumnya.

Hal baru yang telah di mulai dan dia sangka akan memberikan sebuah kebahagiaan kekal akan harta tetapi itu sebenarnya adalah awal dari sebuah kehancuran.

Niatnya untuk memperbaiki keadaan yang sudah buruk tetapi ternyata itu adalah awal dari kehancuran yang benar-benar sampai di dasarnya setelah hanya sesaat bisa naik.

Di ruangan gelap yang berada di rumah besar yang terdapat banyak ukiran dari kayu, seorang ibu rumah tangga tengah duduk sendiri. Bersila dengan mata tertutup juga mulut terus berkecamuk melantunkan amalan yang dia dapatkan dari nenek moyang yang dia percayai akan membuat dia juga keluarga lebih baik dalam kehidupan juga masalah keuangan.

Sebuah janji yang sudah dia mulai dan kini hanya tinggal melanjutkan saja untuk lebih melancarkan semua yang sudah berjalan.

Tekat untuk mengubah kehidupannya begitu kuat, tanpa di ketahui oleh semua anggota keluarga dia melakukan sebuah perjanjian terlarang dengan makhluk gaib. Makhluk yang akan membantunya untuk membuat usahanya kembali lancar dan juga berjalan dengan meningkat seperti sebelumnya.

Ditemani lilin kecil juga kaca besar yang dapat memantulkan seluruh tubuhnya yang terduduk wanita itu terus membaca amalan tanpa henti. Sebenarnya juga bukan hanya itu saja yang harus dia lakukan untuk memenuhi syarat melainkan berupa puasa-puasa yang tidak wajar juga dengan syarat-syarat tertentu yang mengharuskan menggunakan bunga setamam atau bunga panca warna.

Lilin yang menyala terang tiba-tiba mati tertiup angin yang tiba-tiba berhembus. Wanita itu yang tidak lain adalah Bu Yun langsung panik setelah merasakan lilin itu telah padam.

"Tidak, ini tidak boleh terjadi," ucapnya begitu panik. Berusaha untuk kembali menyalakan tetapi nihil dia gagal dan lagi-lagi api itu mati.

Bu Yun mulai ketakutan, apa yang sudah menjadi perjanjiannya telah mulai di minta dan harus segera di penuhi.

Dengan langkah mundur juga sangat ketakutan Bu Yun meninggalkan ruangan itu. Menghindari sebuah mala petaka yang dia buat sendiri karena keinginannya.

"Tidak, ini tidak boleh terjadi," gumamnya. Keringat dingin sudah keluar begitu saja dari pori-pori wajahnya.

Dengan tubuh yang gemetar Bu Yun membuka pintu juga langsung menutup pintunya setelah dia keluar, mengusap wajahnya dengan frustasi.

"Ibu kenapa?" tanya Anton yang kebetulan lewat di depan ruangan itu. Ruangan yang selalu di kunci rapat dan tak ada satupun orang yang boleh masuk termasuk Koh Fei suaminya sendiri.

Bu Yun selalu saja mewanti-wanti siapapun untuk tidak masuk ke ruangan itu, ruangan yang hanya khusus untuk dirinya sendiri.

"Ti-tidak ada apa-apa. Ibu baru membersihkan ruangan ini dan tadi di buat terkejut karena ada tikus," jawabnya berbohong dan tentunya dengan kata-kata yang tersendat-sendat.

"Tikus? Apakah perlu Anton membantu Ibu untuk mengusirnya?" Anton menawarkan diri, siapa tau dengan itu dia bisa dibolehkan masuk dan mengetahui sebenarnya apa yang di sembunyikan di dalam. Anton juga sangat penasaran dengan isi juga seperti apa ruangan itu sekarang yang dulunya hanya gudang saja.

"Ti-tidak perlu. Ibu sudah mengusirnya, semua sudah bersih," seiring kata yang terucap tangan Bu Yun juga bergerak untuk mengunci ruangan itu dan cepat bergegas untuk pergi, menghindar dari Anton juga termasuk semua kata-katanya.

"Ini sudah malam, tidurlah. Ibu juga mau tidur," ucap Bu Yun. Bu Yun benar-benar bergegas setelah mengatakan itu, berjalan dengan tergesa-gesa pergi meninggalkan Anton yang terdiam mematung memandangi punggung Ibunya.

Sekali Anton menoleh, melihat pintu yang tertutup rapat. Anton tak mengerti, kenapa siapapun tidak boleh masuk ke ruangan itu sementara Ibunya bisa bebas keluar masuk, apakah ada sesuatu yang dia sembunyikan?

Diamnya Anton tak berangsur lama, dia kembali menoleh ke arah Ibunya pergi dan sudah tidak terlihat lagi. Ibunya sudah hilang di balik pintu di kamarnya sendiri.

"Semoga tidak ada yang Ibu sembunyikan."

Anton pergi dari tempat itu karena tak mau berpikir hal yang tidak-tidak akan ibunya sendiri. Dia selalu percaya dengan semua anggota keluarganya apalagi itu adalah ibunya sendiri yang telah melahirkan dan memberikannya berjuta-juta kasih sayang yang tak akan pernah bisa di balas meskipun dengan segenap usaha yang tanpa batas.

~```~~~~

Pagi menjelang, suasana indah seperti hari-hari biasanya. Tak ada apapun kejadian besar yang menyimpang di hari kemarin pada pada Salman, tetapi hanya ada sedikit saja hal mistis yang tak pernah terjadi sebelumnya dan itu telah terjadi kemarin.

Hari-hari seperti semestinya, Salman bekerja di usaha meubel dan terus merancang dan membuat furnitur yang akan melengkapi keindahan dan isi dari setiap rumah dari orag lain.

Sejenak tangan Salman terhenti memahat kayu yang kali ini akan menjadi almari pesanan dari toko meubel di kota sebelah. Salman termenung, mengingat sesuatu yang telah terjadi kemarin di rumah Koh Fei.

Meskipun tak mau curiga dalam urusan yang belum dia yakini tetapi kenapa pikirannya slalu mengatakan kalau memang ada sesuatu yang tidak benar.

Seandainya Salman bisa melihat dengan jelas apa yang telah terjadi pasti dia akan tau, tetapi dia sama sekali tak bisa melihatnya. Salman hanya bisa menerka-nerka tanpa berani berkata pada siapapun meski kepada temannya sendiri.

"Dorrrr...!"

Salman terperanjat saat tiba-tiba Febri mengejutkannya, hilang semua apa yang dia pikirkan dan kini berubah menjadi rasa dongkol.

Salman menoleh dengan cepat, matanya begitu tajam, wajahnya terlihat jelas kalau dia sedang kesal dengan Febri yang selalu saja terkekeh saat mengerjainya begitu juga dengan sekarang.

Ingin sekali rasanya Salman menggetok kepalanya supaya bisa benar sedikit, membenahinya yang kemungkinan geser dan butuh di palu untuk lebih kuat.

"Hahaha..., jangan melotot seperti itu lah. Aku hanya ingin membuat mu bangun saja, masak iya pagi-pagi gini sudah melamun saja. Makanya jangan serius mulu dengan pekerjaan, carilah hiburan dan dapatkan teman kencan yang mungkin bisa menjadi jodoh di masa depan," ucap Febri.

Kenapa selalu saja masalah itu yang menjadi perbincangan untuk Febri, Salman tau dia sendiri yang masih jomblo, jomblo akut malahan karena sampai usianya yang sekarang dia sama sekali belum pernah mencecap rasa manisnya berpacaran. Sungguh bahagianya perempuan yang akan menjadi jodohnya di masa depan karena dia akan menjadi yang pertama juga yang terakhir.

"Aku datang ke sini bukan untuk mencari pacar, tetapi mencari uang dan pengalaman. Siapa tau kelak aku bisa mendirikan usaha seperti ini juga di kampung halaman," Jawab Salman.

"Lagian ya, jodoh sudah ada yang ngatur. Mau sekarang atau besok pasti di pertemukan. Sementara kamu sendiri? apa sudah yakin dia adalah jodohmu di masa depan, belum kan?" Imbuhnya.

Kini tangan Salman kembali bergerak, melanjutkan memahat kayu jati yang baru saja dia mulai pengerjaan di hari ini.

"Ya kalau nggak jodoh ya tinggal cari aja yang benar-benar jodoh," celetuk Febri yang juga kembali dalam pekerjaannya.

"Buang-buang waktu saja kau ini. Gunakanlah waktumu untuk hal yang bermanfaat, bukan hanya melakukan hal yang belum pasti."

"Iya Pak Haji..."

"Resek luh!" kesal Salman melemparkan potongan kayu kecil ke arah Febri tetapi itu tak berhasil mengenainya karena Febri sudah lebih dulu menghindar.

"Nggak kena, wek.. "

"Kek bocah luh."

Pletak...

"Kerja-kerja, jangan ngoceh mulu. Besok harus segera di kirim." Satu jitakan mendarat dengan sempurna di kepala Febri dari Koh Atong. Bukan karena dia galak dengan pegawainya karena Koh Atong melakukannya juga di hiasi dengan kekehan.

"I-iya, Koh."

````~~

Bersambung. ..

Terpopuler

Comments

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

hehheee kk aq hadir

2023-10-22

0

Angga

Angga

Ternyata Bu Yun yang melakukan perjanjian itu toh

2022-05-22

5

Ketrin

Ketrin

Ternyata Bu Yun sedang bersemedi di ruangan itu. Itu lilin kenapa mati ya

2022-05-22

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!