Menggoda Om Om
Selesai mengikuti mata kuliah di jam terakhirnya. Syafira membuka ponsel ada pesan dari seseorang yang paling penting dalam hidupnya yaitu Victor Erlangga. Seorang pria, berusia 32 tahun seorang duda yang merupakan pria yang paling peduli pada hidupnya.
[ Syafira datang ke apartemenku sore ini. Kamu harus mengambil uang bulananmu ]
Membaca pesan itu, Syafira merasa riang gembira. Satu hari dalam, satu bulan adalah waktu yang sangat ditunggu-tunggu. Di mana ia bisa bertemu dengan Viktor Erlangga. Ya, pria yang diam-diam ia kagumi, pria yang diam-diam ingin ia miliki, pria yang diam-diam mencuri hatinya.
"Yes!"
Teriakan Syafira mencuri perhatian Aleta yang merupakan teman sekaligus sahabat Syafira sejak SMA. Ia menoleh ke sumber suara.
"Ada apa? Kamu menang lotre atau mendapat tiket eksklusif konser BTS?" tanya Aleta, menutup layar ponselnya beralih melihat ke arah Syafira.
"Aku mau ketemu Om Viktor!" bisiknya di indra pendengar Aleta.
"Okay, sekarang?"
"Iya, hari ini." Syafira tidak ingin langsung ke apartemen Viktor. Tidak mungkin menemuinya di saat penampilannya lusuh sepulang kuliah.
"Aku akan mengantarmu!" usul Aleta, rumahnya satu arah dengan apartemen si Om.
"Tidak, aku mau mandi dulu, dandan, dan nanti baru ke apartemen Om Viktor!" ungkap Syafira ia tidak peduli dengan sepasang mata yang selama dua tahun belakangan ini menatapnya dengan tak biasa. Ada Arsyan, sosok sahabat dan teman laki-laki yang diam-diam mengagumi Syafira.
"Dasar genit!" canda Aleta menimpuk pundak sahabatnya dengan buku.
"Biar! Hanya dia yang membuatku seperti ini!" Syafira memejamkan mata menghadirkan Viktor dalam ingatannya.
Sejak SMA kelas XI banyak cowok yang menyukai Syafira. Dia cantik, pintar, wakil ketua osis, dan juga mudah bergaul. Hampir semua mata pelajaran ia kuasai. Banyak yang mengaguminya, mulai dari kakak kelas yang super keren, adik kelas yang imut, kapten tim basket, banyak yang berusaha mendapatkannya. Sampai saat ini saat ia kuliah, ia tetap menjadi primadona. Banyak yang menyukai dan ingin mendapatkan hatinya. Namun, hanya Viktor Erlangga-lah yang menjadi tambatan hatinya. Satu-satunya nama pria yang terpatri di dalam relung hatinya yang terdalam.
...****************...
Aleta pulang ke rumahnya, sementara Syafira berada di asrama mahasiswa yang letaknya tak jauh dari kampus. Semua mahasiswa dan mahasiswi semester awal, diberi kesempatan untuk tinggal di saba. Baru kemudian, di semester genap mereka bisa mencari tempat tinggal lain.
Seusai mandi Syafira mematut di depan cermin. Memperhatikan pantulan wajahnya tidak di sana. Memilih mengenakan celana jeans warna hitam dan sweater warna hijau lumut yang serasi. Mau bagaimana pun, sweater yang pemberian Viktor tiga tahun lalu di ulang tahunnya yabg ke-15 menjadi baju favoritnya. Sling bag warna putih dan sepatu flat warna senada, ia kenakan untuk menemui pujaan hatinya sore ini.
Terakhir sebelum melangkahkan kaki keluar dari asramanya, Syafira mengoleskan lip tint warna pink dan membiarkan rambutnya yang panjang terurai begitu saja.
Syafira memesan ojek online. Ia menunggu di depan asrama, untuk mengurangi rasa groginya yang sebentar lagi akan menemui Om Viktor. Gadis itu menyempatkan untuk membalas pesan dari pria pujaan hati. Sangking bahagianya, ia sampai lupa belum membalas pesan dari si Om.
[ Baik Om. Aku akan segera ke sana ]
Tak berapa lama ojek online yang Syafira pesan datang. Ia membonceng, lalu kendaraan roda dua itu mulai berjalan menuju ke tempat tujuan. Sebenarnya akan lebih efisien jika Om Victor mengirim uang bulanan untuk Syafira melalui ATM. Namun, ia tidak bisa protes Viktor selalu berdalih meski hanya sebulan sekali ia ingin bertemu dengan Syafira untuk mengetahui keadaannya. Menyempatkan bertemu meski hanya satu jam di tengah kesibukannya memimpin perusahaan.
Syafira tidak keberatan memang itu yang ia nantikan. Kalau Om Viktor memutuskan memberi uang sakunya hanya transfer lewat ATM, dia sudah tidak bisa menunggu satu hari dalam sebulan yang terpenting dalam hidupnya yaitu bertemu dengan si Om Tampan yang membuat hatinya bergetar.
Lima belas menit kemudian, sampailah Syafira di tempat tujuan. Apartemen mewah di Jakarta Barat. Shafira turun dari motor, lalu memberikan ongkos. Sebelum memasuki apartemen ia merapikan rambutnya. Lantas, berjalan masuk menuju lift.
Pintu lift terbuka, bersama dua orang lainnya ia masuk. Alat transportasi dalam gedung itu akan mengantarkannya sampai ke lantai 19, dimana unit apartemen Viktor berada. Tak lupa, ia membuka catatan di ponsel untuk mengingat sandi pintu tempat tinggal si Om. Bukan karena lupa, Syafira hanya memastikan.
Ting.
Pintu lift terbuka. Perlahan Syafira melangkahkan kakinya menuju unit apartemen milik Om Viktor. Kini ia berdiri di depan pintu, diam sejenak menenangkan hatinya yang berdebar. Setelah berhasil menguasainya. Gadis itu menekan sandi pintu apartemen.
Pintu terbuka, melepas alas kaki. Sejenak melirik sekilas ke rak sepatu, ada sepatu high heels milik wanita di sana. Mungkin itu milik Nyonya Hani, Mama dari Viktor yang kemungkinan sedang berkunjung.
Tanpa rasa ragu Syafira terus melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Ia semakin curiga jika pemilik sepatu hak tinggi, yang limited edition yang ia lihat tadi, bukanlah milik Nyonya Hani.
Ia melihat baju wanita dewasa yang teronggok sembarang, bukan hanya itu. Ada kemeja dan sepatu hitam milik Viktor yang juga terlempar sembarang. Ada underwear berwarna merah, menjuntai tepat berada di depan pintu.
Degh.
Syafira menghentikan langkah kakinya. Berdiri mematung melihat ke celah pintu kamar utama yang sedikit terbuka.
Jantungnya terpacu, semakin berdebar. Tak seharusnya ia berada di sini. Tak seharusnya ia berdiri di sini. Tak seharusnya ia melihat ini. Syafira datang di waktu yang tidak tepat.
Sayup-sayup dia mendengar suara seorang wanita mendesah. Bayangan dua orang yang sedang memadu kasih di kamar utama. Tidak jelas, wanita itu siapa karena lampu di matikan. Cahaya dari celah tirai pun tidak membantu penglihatan Syafira mencari tahu siapa wanita yang sedang berpacu kuda. Terdengar ******* panas dari dua orang yang bergumul penuh hasrat.
"Ahh, ahh," suara ******* wanita di dalam sana, semakin terdengar keras dan cepat membuat Syafira menutup mulut takut bersuara. Ia merasa tak menapakkan kaki. Ada luka, ada cemburu, ada rasa tidak terima melihat pria yang ia kagumi mendapat kepuasan dari wanita lain.
Dengan perlahan Syafira melangkah mundur. Diam dan gemetar, takut entah kenapa baru pertama menyaksikan sepasang pria dan wanita yang sedang bercinta. Lebih parahnya pria itu adalah Viktor Erlangga, pujaan hatinya. Disela-sela nafasnya yang tedengar keras, dan detikan jam yang terasa menggema Syafira memutuskan keluar dari unit apartemen.
Pintu lift menutup.
Syafira berdiri terpaku. Masih gemetar, ia tidak bisanmenelaah apa yang dirasakan hatinya saat ini.
Terluka?
Jelas!!
Memangnya ia berhak terluka?
Tidak!! Memangnya dia siapa!
...****************...
...Mohon beri dukungannya dengan Vote...
...Komen dan tap love....
...Terima kasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Apa om nya sengaja ya melaku kan semua itu,Sedangkan dia sendiri kan yg nyuruh Syafira dtg,tapi dia malah enakan iya2 dgn ceweknya diranjang,,
mampir thor🙋🏻♀️🙋🏻♀️
2023-03-03
0
Manoy Cagar Roibafi
manpir
2022-06-10
0
Susi Lawati
mampir, kaya nya ceritanya menarik... nyimak dulu dech
2022-06-07
0