...Sebelum mulai baca, luangkan waktu untuk memberikan apresiasi kepada penulis dengan cara like, komentar, dan jangan lupa untuk menambahkan GREEN kedalam list favorit agar tidak ketinggalan jika cerita ini update chapter baru....
...Terima kasih....
...Happy Reading......
...•...
“Kau tau, raja Aruchi akan memancungku karena membawamu pergi dari istana.”
“Tidak. Itu tidak akan terjadi. Aku bisa memastikannya.”
Percakapan itu terjadi sepanjang perjalanan meninggalkan istana Amber sembari menunggangi kuda perang kesayangan Junot. Green duduk di depan laki-laki itu, menggunakan saddle yang sama, hingga membuat debaran jantung Green berdegup acak ketika punggungnya menabrak dada bidang milik Junot. Junot yang baru saja menyentuhkan kaki di Amber setelah sekian lama, cukup terkejut akan permintaan Green yang memaksa untuk pergi keluar istana. Junot juga sempat menolak, tapi Green tetap memaksa, hingga ia pun menuruti permintaan Green dan membawa gadis itu pergi melalui gerbang belakang yang tidak dijaga begitu ketat.
“Tapi, mengapa kamu meninggalkan istana tanpa izin?” tanya Junot penasaran. Sedangkan Green yang duduk tepat didepannya, memperhatikan dengan wajah ketus tanpa ampun.
“Aku di jodohkan. Pria yang hendak dijodohkan denganku datang ke istana hari ini. Untung saja kamu datang.”
Ah, Green baru ingat.
“Lima hari. Bukankah itu janjimu? Mengapa baru datang sekarang?” lanjut Green dengan nada kesal yang tidak bisa ia sembunyikan lebih lama.
“Aku mendapat tugas yang tempatnya cukup jauh. Oh, memangnya kapan aku pernah berjanji akan mengunjungimu? Aku tidak pernah membuat janji apapun untukmu. Aku datang padamu hari ini, murni hanya ingin memastikan jika kamu hidup dengan baik bersama ayahmu. Tapi, sepertinya kamu tidak bahagia?”
“Apa itu terlihat jelas?”
Junot hanya diam. Maksudnya, diam-diam menghirup aroma yang menguar dari Green yang sedari tadi membuatnya tidak bisa tenang meskipun ia mencoba setenang mungkin.
“Tidak juga. Aku hanya menebak asal.”
“Ish. Menyebalkan.” kata Green, menabrakkan punggungnya pada dada Junot dengan sengaja. “Bawa aku ke Geogini. Aku ingin bertemu Ivory.”
“Hey. Kita butuh dua hari perjalanan berangkat dan dua hari perjalanan kembali, belum termasuk bermalam di Geogini. Aku akan benar-benar mati ditangan ayahmu jika melakukan itu.”
Green terkekeh. Kalimat Junot benar-benar lucu seperti lawakan kakek-kakek yang sedang bermain catur sambil menikmati asap mengepul dari cerutu rokok yang mereka hisap.
Entah mengapa, bersama Junot seperti ini, membuat Green merasa aman dan nyaman. Dia ingin selalu bersama Junot dimana pun berada. Hingga tanpa sadar, ia menyandarkan punggung dan kepalanya tepat didada pria itu.
“Aku ingin hidup bebas seperti dulu. Menjadi bagian dari kerajaan sangat melelahkan.” keluh Green sesuai isi hati. Dia benar-benar ingin hidup lamanya kembali. Bebas tanpa syarat.
Junot menurunkan arah pandang, dan tanpa sengaja berhenti tepat di tulang selangka Green yang terlihat jelas karena gaun yang dikenakan memiliki bentuk leher persegi sedikit turun.
“Hidupmu lebih aman dan terjamin tanpa kekurangan apapun. Raja Aruchi juga akan melindunginya dengan segenap jiwa dan raganya.”
“Dia sudah memiliki ratu baru.”
Junot tidak terkejut akan itu, sebab cerita seperti itu seperti sudah menjadi hal biasa di berbagai kerajaan. Meskipun tidak semuanya, tapi kebanyakan raja akan mencari ratu pengganti yang ia rasa bisa menjadi pendamping sekaligus penasehat ketika sang raja dihadapkan pada sebuah pilihan.
“Memangnya kenapa? Bukankah itu bagus, jadi ayahmu tidak akan mengalami kesulitan karena ibu barumu menjadi penasehatnya.”
Green diam sejenak. Mungkin, sudut pandang yang diambil Junot berbeda dengan sudut pandang miliknya. Jujur, Green sama sekali tidak menyukai keadaan yang sekarang sedang dihadapkan padanya. Menjadi bagian dari kerajaan, memiliki ibu tiri, dan yang terakhir, sebuah perjodohan. Hidupnya benar-benar sudah kacau.
“Baiklah. Aku akan diam.”
Junot semakin penasaran. “Kenapa?”
“Karena apa yang sedang aku pikirkan, tidak sejalan dengan apa yang kamu pikirkan.”
...***...
Matahari sudah turun di ufuk barat. Junot mengantar Green kembali ke Amber setelah hampir seharian membawanya 'lari'. Ya meskipun kata 'lari' disini bukanlah Junot yang menginginkannya. Lagi pula, tidak ada salahnya membantu sesama yang sedang membutuhkan bantuan.
Kuda itu sudah memasuki area belakang istana Amber. Junot turun, kemudian menangkap tubuh Green untuk turun dari punggung gagah si kuda.
Belum sempat melangkahkan kaki menuju pintu gerbang istana, Green dan Junot harus dihentikan oleh kehadiran Aruchi dan panglima barunya, Abeyy. Tatapan tajam tidak suka terhunus untuk Junot yang memang sedari awal tidak pernah mendapat tempat di hati Aruchi. Apalagi sekarang, dengan keadaan Green yang hendak bertemu dengan pria yang hendak di jodohkan, Aruchi mendapati putrinya pergi bersama laki-laki itu tanpa sedikitpun itikad baik dengan meminta izin kepadanya—menurut Aruchi.
“Cepat masuk ke dalam istana.” titahnya untuk Green. Namun gadis itu tidak menggubris dan memilih berdiri didepan Junot sebagai tameng.
“Aku yang memintanya membawaku pergi dari sini.” ucapnya, mencoba memberikan penjelasan yang semakin mematik rasa marah dalam benak Aruchi. “Lagi pula, aku sudah mengatakan kepada anda jika tidak ingin menikah dalam waktu dekat, bukan?”
“Masuk. Aku ingin bicara dengannya.” titah Aruchi sekali lagi. Sudah kepalang emosi dan juga malu, karena Havier memilih pergi dan memberitahu akan datang kembali sampai Green mau menemuinya. Kalimat tersebut seolah menjadi sindiran yang membuat harga diri Aruchi diinjak keras hingga kewibawaannya jatuh begitu saja.
“Ayah, aku—”
“MASUK!!” teriaknya, tegas penuh penekanan yang tidak ingin dibantah.
Junot menjulurkan telapak tangannya didepan Green, mempersilahkan gadis itu meninggalkan dirinya bersama Aruchi setelah memastikan jika dia akan baik-baik saja dengan sebuah senyuman.
Dengan berat hati Green melangkah meninggalkan Junot disana bersama Aruchi dan Abeyy. Lalu, saat Green sudah menghilang dibalik pintu belakang istana yang kini ramai dijaga prajurit, Aruchi kembali merotasikan tatapan tajamnya kepada Junot. Rahangnya mengerat sarat marah, dan telapaknya terkepal sempurna.
“Jika bukan karena Honey, aku sudah menebas kepalamu hingga terlepas dari tubuh.”
Junot tersenyum sinis. Aruchi tetaplah Aruchi. Laki-laki itu tidak akan pernah berubah dan tetap menjadi sosok yang kejam di mata Junot.
“Lalu, mengapa tidak mengabaikan dan melakukan hal itu kepadaku?” kata Junot, tidak berniat memprovokasi, akan tetapi lebih menunjukkan pada sebuah realita sebenarnya tentang seorang Aruchi.
“Jika terlahir kembali setelah dunia hancur nanti, aku harap dilahirkan menjadi seorang panglima. Dan aku bersumpah akan mencarinya kemanapun kamu berada.”
Bukankah itu lucu? Selagi ada waktu, mengapa Aruchi memilih kehidupan selanjutnya?
“Yang mulia raja Aruchi yang terhormat. Aku akan lahir menjadi panglima yang lebih hebat dari saat ini, mengapa tidak melakukannya sekarang saja?”
Kali ini, Abbey tidak tinggal diam. Dia menarik pegangan pedang dan menunjuk Junot dengan bilah mematikan tersebut. “Jaga sikap dan kata-katamu, panglima Junot! Kamu sedang berbicara dengan raja kami.”
Aruchi menahan Abeyy dan menurunkan mata pedang mengkilat tersebut. Lantas Aruchi memilih mendekat, memangkas jarak agar bisa melihat wajah laki-laki yang membuat putrinya harus rela mempermalukan harga diri dan wibawanya.
“Honey, meminta syarat konyol untuk dirimu. Jadi, apa kalian memiliki hubungan khusus?”
Junot memicing, dia mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar dari kalimat Aruchi tentang syarat yang dibuat Honey. Dirinya? Mana mungkin Honey membuat syarat atas nama dirinya?
“Apa maksud anda?”
Aruchi tertawa lantang, kemudian menghentikan tawa itu secara tiba-tiba, dan tatapannya berubah semakin mengerikan.
“Jauhi putriku. Dia tidak pantas untuk orang seperti dirimu.”[]
^^^to be continued.^^^
...🌼🌼🌼...
...Semoga feel-nya dapat ya....
...Kalian tim mana? Junot—Green, atau Havier—Green?...
...Sampai jumpa Chapter selanjutnya....
...See You....
...___________...
Honey Green Amber, 20 tahun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
yumin kwan
junot green donk
2022-12-05
2
Nurwana
cantik....
2022-07-28
1