Chapter 02

...Sebelum lanjut baca, beri apresiasi kepada penulis dengan cara Like, tambahkan ke rak Favorit, beri komentar, hadiah, serta Vote untuk cerita ini....

...Terima kasih....

...Happy Reading......

...•...

Jika ditanya ’pernah memperjuangkan seseorang atau tidak?’, jawaban Junot pasti tetap sama, ‘tentu saja, aku mengabdi pada kerajaan Geogini selama hidupku, jadi aku memperjuangkan seluruh isi Geogini.’

Tapi coba tanyakan, ‘Apa dia pernah memperjuangkan seorang wanita?’, Junot pasti akan diam seribu bahasa dan meninggalkan siapapun yang bertanya hal itu kepadanya.

Selama 35 tahun kehidupannya, seluruh isi otak Junot hanya tentang senjata, strategi perang, atau paling menyedihkan, ia ingin sekali pulang tapi tidak ada tempat untuk ia tuju, selain Geogini. Geogini terkadang sangat membosankan, karena harus selalu menjadi tempat tujuannya ketika kembali dari tugas jauh yang menguras tenaga, dan juga emosi.

Dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Junot ingin sekali pergi ke tempat lain, dimana orang dengan wajah-wajah berbeda yang menyambut kedatangannya, merangkulnya karena rindu, lalu menyiapkan makanan enak seperti yang didapat teman-temannya yang pernah mengajak dia berkunjung kerumah mereka.

Sebuah hembusan nafas terlalu keras ia denguskan. Mungkin memang sudah takdir hidupnya tidak memiliki keluarga. Tapi setidaknya, diusianya yang sudah hampir kepala empat, ada seseorang yang berdiri disampingnya, menjadi pendamping hidupnya, atau menyiapkannya makanan enak sebelum ia kembali pada pangkuan sang pencipta. Ya, dia tidak tau kapan kematian akan menjemputnya, oleh sebab itu, sebelum hal itu terjadi, Junot ingin merasakan sebuah arti dan makna kehangatan keluarga.

“Melamun? Kenapa? Apa ungkapan cintamu di tolak gadis desa?” kelakar Orlando, teman satu pekerjaan di Geogini.

Sialan.

Junot meninju lengan temannya hingga limbung, lalu membalas dengan sebuah tepukan di bahu yang sedikit mengejutkan bagi Junot.

“Jun,” panggil Orlando sembari menatap lekat pada wajah Junot yang datar tanpa ekspresi, seperti biasanya. “Sepertinya, putri raja Aruchi itu menyukaimu.”

Junot memutar arah pandang, ia menatap Orlando penuh intimidasi.

“Jangan bicara sembarangan. Kamu bisa menimbulkan fitnah yang tidak berdasar untuk gadis muda itu.”

“Lalu, kenapa? Bukankah sikapnya terlihat begitu mencolok? Hei, kawan. Seorang wanita tidak akan bertingkah seperti itu jika tidak memiliki rasa kepada seorang laki-laki.”

Orlando berdiri, menyesap batang rokoknya yang nyaris menyentuh bibir, melempar, kemudian menginjakkan kaki untuk mematikan bara api, lantas kembali berbicara pada Junot. “Bukankah dua hari lagi kita kembali ke Geogini? Kunjungi dia, siapa tau dia sedang merindukanmu.”

Oh astaga. Junot ingin sekali meremat bibir Orlando hingga menyerupai makanan militer yang selalu membuat perutnya mual, lalu memberikannya kepada segerombolan serigala liar agar dimakan habis. Orlando itu kadang sangat menyebalkan jika membahas tentang kisah percintaan dalam kehidupan Junot.

Dan juga, jangan salah menilai tentang Orlando yang baik hati, tampan dan manly itu. Dia adalah spesies laki-laki bermulut manis dan pandai merayu hingga wanita takhluk dan berakhir dalam dekapan hangatnya di atas ranjang. Untuk satu itu, sepertinya Junot perlu belajar dari temannya.

...***...

Matahari menyapa, menerpa fitur wajah Junot yang masih bergelung dibalik selimut tebal di atas Hammock yang ada diluar salah satu tenda prajurit. Junot lebih suka tidur dengan udara terbuka, angin sepoi-sepoi, dan menatap langit malam yang dihiasi kelip bintang. Atau sesekali tanpa sengaja melihat bintang jatuh yang bergerak cepat dan membuat permohonan agar segera dipertemukan dengan sosok yang setia berdiri disisinya sampai menua.

Sebenarnya, Junot sendiri tidak percaya dengan tahayyul seperti membuat permohonan ketika bintang itu bergerak menjauhi galaksi, itu merupakan hal wajar yang terjadi di alam semesta, dan bukan tempat yang cocok untuk dimintai sebuah do'a. Akan tetapi, suatu ketika dia pernah mendengar ada salah satu prajurit sedang bercerita kepada temannya tentang permohonannya yang terkabul ketika ia meminta di waktu bersamaan dengan bintang jatuh. Mendengar itu, satu keinginan terbesit dalam otak Junot.

Junot mencoba. Apa salahnya mencoba, bukan?

Junot menggeliat, menegakkan tubuh dengan tangan dan kaki yang berada dalam posisi lurus. Dan...ya, hormon testosteron pagi hari Junot masih bekerja dengan sangat baik. Apalagi semalam, dia memimpikan seseorang yang pada malam itu juga mengganggu pikirannya. Honey Green yang ketus dan tidak kalah dingin seperti dirinya kala bicara. Gadis itu lagi-lagi muncul dalam mimpinya. Haruskah dia menyetujui usulan dari Orlando yang menyarankan agar dia mengunjungi Green?

Junot bangkit, menyembunyikan bukti gairah yang sedang menyiksanya. Lalu turun dan bergegas menyelesaikan misi pribadi didalam kamar mandi darurat yang tidak jauh dari Hammock tempatnya tidur.

Setelah selesai dengan urusan kamar mandi, Junot bergegas menuju tenda milik Orlando. Temannya itu sedang bersiap-siap, mengenakan atribut seorang panglima, dan akan kembali ke Geogini.

“Ada apa, Jun?“ sapanya ketika melihat Junot hanya berdiri tanpa suara.

Junot meraba dan mengusap tengkuk lehernya karena dia juga tidak tau mengapa dia malah menuju tenda milik Orlando, bukannya masuk kedalam tenda miliknya sendiri dan bersiap untuk kembali Ke Geogini.

“Ada sesuatu yang ingin kamu bicarakan denganku?” lanjut Orlando sembari memakai sepatu boots, mendongak untuk mendapatkan kembali fitur Junot yang masih tetap datar tanpa ekspresi.

“Ya. Ada.”

Orlando menggelengkan kepala. Ia tertawa kecil mendengar jawaban singkat dari Junot.

“Apa?”

“Tolong sampaikan pada raja Grey, aku ada urusan penting. Jadi, aku tidak bisa ikut kembali ke Geogini.”

Orlando tampak memicing penuh tanda tanya. Sejak kapan Junot memiliki urusan penting diluar pekerjaannya sebagai panglima Geogini? Atau mungkin....

Wah, ada kemajuan.

“Baiklah. Aku yang akan memimpin dan membawa kembali pasukan ke Geogini. Selesaikan urusan penting itu dengan baik.” jawab Orlando dengan gelak tawa yang menurut Junot begitu dan sangat menyebalkan sekali.

Junot kembali meninggalkan Orlando menuju tendanya sendiri. Mengganti pakaian dengan pakaian biasa, lalu bersiap untuk meninggalkan dan mempercayakan pasukan pada tangan Orlando.

“Apa aku kembali ke Geogini saja, ya? Akan sangat memalukan jika tiba-tiba datang tanpa —”

Ah, bukankah dia juga sudah berjanji akan ke sana setelah menyelesaikan tugasnya? Waktu lima hari pernah ia janjikan, dan sekarang, sudah lebih dari masa tenggang janjinya. Ini sudah hari ke delapan, dan mungkin sangat terlambat jika tiba-tiba muncul disana. Tapi, apa salahnya mencoba.

Junot merapikan pakaian dan celana panjangnya, kemudian celana, mengenakan sepatu. Seperti mau kencan saja? Padahal dia hanya ingin menepati janji untuk menemui Green dan memastikan jika gadis itu betah tinggal diistana bersama sang ayah.

Tapi, mengapa masih saja ada perasaan yang mengganjal didalam hati Junot.

Apa? Apa yang membuatnya gelisah?

Terbesit kembali ucapan yang sering Orlando katakan, didalam kepalanya.

Kamu perlu belajar menaklukkan hati wanita kepadaku. Agar wajah tampan mu itu tidak sia-sia.

Ya. Sepertinya dia memerlukan itu. Sejak melihat Green, mimpinya selalu di dominasi oleh gadis itu. Dan Junot merasakan ada sesuatu yang sangat ia rindukan ketika sedang bertugas jauh, dalam kata lain, Junot merindukan Green.

Ia pun memutar tungkai. Kembali berlari menuju tenda Orlando dan mendapati temannya itu sudah siap untuk memimpin pasukan yang sedang berkemas demi melanjutkan perjalanan kembali ke Geogini.

“Ada apa lagi?” tanya Orlando. Memutar malas bola mata, dan mendengus sebal.

“Aku, aku...”

“Jun. Aku tebak, kamu sedang jatuh cinta.”

Seketika Junot melebarkan mata. Bagaimana bisa Orlando menyimpulkan seperti itu, padahal dia hanya ingin bertanya bagaimana cara menaklukkan hati seorang wanita.

Ah, ya. Sepertinya Orlando tidak salah.

Junot hanya mengatakan berbagai alasan, jawaban, dan pertanyaan dalam gumaman di hati saja. Ia tidak mau mengambil resiko jika Orlando akan mengejek dan menertawakan dirinya karena—

“Beritahu aku, bagaimana cara menaklukkan hati wanita.”

Sialan. Mengapa bibirnya tidak bisa sejalan dengan hatinya? []

^^^to be continued.^^^

Terpopuler

Comments

mery harwati

mery harwati

Cinta datang dari Illahi, jadi terserah cinta mau berlabuh di hati siapa, kau tak perlu memusingkannya Junot, tapi kau perlu merealisasikan cinta mu itu pada wanita yang kau cintai 💪 Junot

2023-06-16

0

reedha

reedha

Saat bibir dan hati sedang tidak kompak.... bersiap saja hadapi apapun...😂

2022-10-21

2

Hesti Ariani

Hesti Ariani

kenapa seorang panglima jadi menggemaskan kalau jatuh cinta🤭🤭

2022-10-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!