"Gue.. boleh duduk di sini?"
Tanya Dinda lagi.
"Oh. boleh kok.."
Jawab gadis berambut pirang, dia bergeser ke sebelah kanannya memberi tempat untuk Dinda. Dinda duduk di sebelah gadis berambut pirang itu.
"Eh.. nama lo siapa?"
Tanya gadis berambut coklat sambil memutar badannya menghadap Dinda. Sedangkan gadis berambut pirang itu menatap Dinda ingin tau.
"Dan lo pasti tau kita kan?"
Tanya gadis berambut pirang. Dinda mengangguk lalu menjawab.
"Claudya Maggie Rieder.. siapa yang gak tau sama lo.. dan Kwon Jaera.. orang-orang juga gak ada yang gak tau sama lo.."
Jawab Dinda, menyebutkan nama-nama kedua gadis itu.
"Hehe.. terus nama lo siapa?"
Tanya Claudya lagi pada Dinda. Dinda tersenyum.
"Dinda.."
Jawabnya sembari menatap kedua gadis itu.
"Dinda Alexsa Putri!!??"
Tanya keduanya bersamaan.
"Emm.. nama gue Dinda.."
Jawab Dinda tak ingin identitasnya di ketahui. Claudya dan Jaera mengangguk. Tapi setelah itu..
"Woyy!.. tadi gara-gara lo sihh!.. hampir ketangkep kan kita..!??"
Jaera nyolot ketika baru sja mengingat kembali hal itu, membuat Claudya mengerutkan alisnya.
"Ehh!! kurang ajar lo!! lo tuh yang gak liat-liat!!.. udah tau gue berhenti!! ngapain lo terus lari!!??"
Teriak Claudya yang tersulut emosi, tentu saja semua siswa menoleh mendengarnya. Tapi sudah tak aneh, semua sudah tahu mereka sangat suka bertengkar, tapi anehnya kemana pun pasti bersama-sama.
Dinda menatap kedua gadis itu aneh, matanya melihat kanan kiri karna mereka terus bertengkar, bahkan hampir saling jambak, tapi untungnya guru datang lebih dulu.
"Sssstttttt!!!..."
Salah satu siswa memperingatkan.
"Apa lo hahh!!"
Teriak Claudya pada siswa itu, siswa itu memelotot lalu melirik ke arah guru yang tengah berjalan memasuki kelas. Claudya menoleh ke arah guru yang mendekat ke bangku nya.
"Claudya!! ingat ini!!.. saya mempunyai hak untuk menghukum kamu, saya bisa menghukum kamu sekarang!!"
"Dan kamu Jaera!! saya juga mempunyai hak atas itu!! jadi.. saya peringatkan kepada kalian agar tidak membuat onar lagi di sekolah!!"
Ucap guru itu galak, memperingatkan kedua gadis yang tengah mencibir guru itu ketika si guru berbalik.
♡♡♡
Istirahat tiba, semua siswa pergi ke kantin untuk makan siang mereka. Termasuk Claudya dan Jaera, mereka juga ingin pergi ke kantin dan mengajak Dinda.
"Dii.. ke kantin yokk.. lo pasti laper kan??"
Tanya Claudya mengajaknya ke kantin, sedangkan Jaera menatapnya menunggu jawaban dengan menganggukkan kepala. Jaera berdiri di sebelah Claudya dengan tangnnya yang menggandeng pundak Claudya.
"Em! gue gak pergi ke kantin.. kalian aja.."
Ucap Dinda, dia hanya melirik mereka. lalu mengambil earphone miliknya, dan mendengarkan musik.
"Ohh.. yaudah.. byee~~
"Byee~
Ucap kedua gadis itu lalu pergi bersama ke kantin. Entahlah, kadang baikan, kadang kayak musuh. Kedua gadis itu memang aneh.
Sedangkan Dinda hanya diam di kelas seorang diri, lagi-lagi dia melewatkan jam makan siangnya. Meski sudah ingin, dan berniat untuk berubah, tetap saja dirinya tidak bisa. Sebab, semua hal buruk itu telah menjadi sebuah kebiasaan untuknya. Entah itu melewatkan makan atau menaruh barangnya sembarangan.
♡♡♡
Claudya Maggie Rieder, pewaris keluarga Rieder yang menempati posisi ke empat dalam urutan. Gadis itu memiliki pipi cabi seperti bayi, bibirnya mungil, hidung mancung, manik mata berwarna abu-abu, dengan rambut pirang sepanjang pundak.
Kwon Jaera, pewaris keluarga Kwon yang nempati posisi ke lima dalam urutan. Dia memiliki warna rambut coklat sepanjang dada, sama seperti manik matanya, pipi tirus dan bibir ****, dan hidung mancung. Membuatnya bak model papan atas.
♡♡♡
Istirahat telah berakhir, kelas di mulai kembali dengan pelajaran yang berbeda. Dinda mengikutinya dengan rasa malas dan bosan. Keadan keluarganya yang berubah dalam sekejap mata itu, membuatnya yang semula sangat menyukai belajar di sekolah atau pun di tempat lain, kini menjadi seorang yang pemalas dimana pun itu.
Claudya dan Jaera tak terlihat di mana pun setelah bell sekolah berbunyi pertanda istirahat berakhir. Dinda sangat bosan sekarang, dia memutuskan izin kepada guru untuk pergi ke toilet.
♡♡♡
Ketika masuk ke dalam toilet, Dinda melihat kedua gadis yang tengah mengobrol di sana, entah mengobrolkan apa. Dinda berjalan menuju mereka yang duduk di lantai toilet itu.
"Lah?.. kalian ngapain di sini?.."
tanya Dinda mendekat ke arah Claudya dan Jaera.
"Kok lo di sini??"
Tanya balik Claudya yang tengah menyenderkan kepalanya dengan perasaan berat. Sama dengan Jaera, hanya menatap Dinda yang berdiri di depannya.
"Bosen gue.. sumpek!.."
Jawab Dinda sembari ikut duduk di depan mereka dengan expresi yang sama.
"Pergi yukk..??"
Ajak Jaera dengan semangat.
"Kemana..??"
Tanya Claudya dan Dinda bersamaan.
"Kemana ajalah.. gue bosen di sini mulu.."
"Yaudah.."
jawab Claudya, lalu keduanya menoleh ke arah Dinda.
"Yukk!.."
Ucap Dinda sembari beranjak bangun.
"Lewat mana nih?"
Tanya Claudya.
"Ke sana aja.."
Jawab Jaera sambil menunjuk ke arah belakang sekolah.
"Tapi kan motor gue ada di parkiran?"
Tanya Dinda.
"Nanti aja deh.. lo perginya di bonceng sama Iya aja.."
Jawab Jaera, lalu Claudya mengangguk. Dinda hanya menaikan pundaknya. Mereka pergi ke gerbang belakang sekolah yang di tutup.
"Eh.. lo dulu aja yang naik, kita ngawasin dari sini.. nanti lo bantuin kita turun.."
Ucap Jaera berbisik kepada Dinda, dan Dinda hanya mengangguk, lalu memanjat gerbang tinggi itu, bergantian dengan Jaera dan Claudya.
♡♡♡
"Ckk.. mau kemana sih..??"
Tanya Dinda yang tengah dibonceng Claudya. Claudya hanya menaikkan pundaknya tak tahu, karna Jaera yang memimpin jalanan. Mereka sudah jauh dari sekolahan.
Motornya berhenti di sebuah rumah, Dinda turun dari motor itu begitu juga dengan kedua temannya. Di halaman rumah itu banyak pria yanga tengah mengobrol dengan menyesap rokoknya.
"Rumah siapa nih??"
Tanya Dinda penasaran.
"Bukan rumah.. tapi markas.. ini markas kita.."
Jawab Jaera, Claudya hanya mengangguk membenarkan.
"Lah? emang markas buat apa?"
Tanya Dinda sembari mengikuti Claudya dan Jaera yang mulai memasuki markas itu.
"Markas Geng motor kita lah.."
jawab Claudya menoleh ke arah Dinda dan kembali melanjutkan langkahnya. Dinda menganggukkan kepala mengerti.
Mereka sampai di sebuah ruangan, ruangan itu terlihat sangat luas. Terdapat sofa di sana, pajangan-pajangan yang di pajang di dindingnya terlihat menyeramkan, tapi tak sedikit pun membuat Dinda takut. suasananya sedikit gelap, lampu itu lebih Terlihat seperti berwarna ungu. Semua axsesoris nya berwarna hitam. Mereka berjalan perlahan menuju sofa.
"Hahh.. akhirnya sampe juga.."
Ucap Jaera dengan menjatuhkan tubuhnya ke sofa.
"Apa nama Geng lo?"
Tanya Dinda sembari duduk di sofa.
"Emm.. namanya.. Unit Killer Savage.."
Jawab Claudya.
"Lo mau ikut ke Geng kita gak??"
Tanya Jaera antusias. Dinda menoleh.
"Boleh.."
Jawabnya tersenyum.
"Oke.. dan lo harus ikut kita malem ini!"
Sahut Claudya.
"Mau apa?"
"Balap liar.."
Jawab Jaera dan Dinda hanya tersenyum lalu mengangguk.
"Lah terus sekarang kita mau ngapain di sini?"
Tanya Claudya yang bingung mau apa di sana, membuat Jaera juga ikut bingung.
"Oh iya ya? ngapain pake ke sini segala?"
Tanya Jaera.
"Bego!! udahlah mending pulang yokk!!"
Ajak cantika, Dinda dan Jaera pun berdiri.
"Eh! tapi lo anter gue duluu.."
ucap Dinda setengah memaksa.
"Ya iya lah!.."
Jawab Claudya. Mereka kembali berjalan menuju ke luar.
♡♡♡
*R*umah Dinda
"Lo main dulu aja di sini.."
Ucap Dinda pada Jaera dan Claudya. Mereka saling menatap sesaat lalu mengangguk bersamaan dengan senyuman lebar.
"Kalian duduk dulu, gue mau ganti baju.."
"Emm.. bentar.. kak?.. kak Zee..??"
"Iya nona?? apa ada yang bisa saya bantu??"
"Bikinin menuman buat Jaera dan Claudya ya? Dinda mau ganti baju dulu.."
"Baik nona.."
Dinda mempersilahkan mereka duduk sedangkan dirinya akan mengganti baju terlebih dahulu, dia juga menyuruh Zee untuk membuatkan mereka minuman.
Sejak Jeara dan Claudya memasuki rumah Dinda, mereka hanya menengok kanan kiri melihat indahnya rumah Dinda.
Claudya mengerutkan alisnya ketika melihat foto besar yang di pajang di ruang keluarga, Dinda membawa mereka ke sana.
Foto besar itu adalah foto Dinda dan saudarinya. Saudari kembarnya, Diana, yang telah hilang dari tiga tahun lalu hingga sekarang.
Saat Claudya menatap foto itu, Dinda sudah kembali datang ke sana. Tapi Claudya hanya menoleh sekilas, lalu kembali menatap foto itu sembari bertanya.
"Lo punya sodara kembar Dii..??"
"Hm! yah.."
Dinda hanya menjawabnya singkat. Jaera yang mendengar pertanyaan Claudya ikut menoleh dan menatap foto itu.
"Anjirr.. kok sama persis ya?"
"Namanya juga kembar begoo!!"
Sahut Claudya sambil menoyor kepala Jaera, yang lefleks memekik.
"Ihh.. apaan sih lo!!.."
Pekik Jaera yang kesal pada Claudya, Dinda hanya tersenyum kecil.
"Ck.. udah deh.. lo dari tadi berantem mulu.."
Ucap Dinda menjadi penengah. Dan kedua gadis itu hanya saling mentap sinis, lalu mendelikkan matanya satu sama lain.
Ketika itu, Zee datang membawa minuman untuk Dinda, Jaera, dan Claudya. Lalu mereka melanjutkan obrolannya sambil meminum minuman itu.
"Lah terus kemana dong sodara kembar lo??"
Tanya Claudya penasaran.
"Bukannya orang kembar itu selalu bersama??"
Tanya Claudya lagi. Dinda tersenyum mendengar pertanyaan itu, jujur saja, dia juga bertanya-tanya akan keberadaan saudari kembarnya sepanjang waktu.
Melihat Claudya dan Jaera yang menunggu jawaban darinya dengan rasa penasaran, Dinda pun menjawab.
"Itu masalahnya.. gue juga gak tau dia ada di mana sekarang.."
Jawab Dinda. Tapi Claudya dan Jaera masih tidak mengerti, lalu kembali bertanya dengan mengerutkan alisnya.
"Kenapa?"
Tanya Claudya dan Jaera hampir bersamaan.
"Dia hilang sejak tiga tahun lalu.."
Jawab Dinda lagi. Claudya dan Jaera semakin mengerutkan alisnya, seperti sedang mencoba mengingat sesuatu.
"Bukannya tiga tahun lalu ada kecelakaan di daerah Busan??"
Tanya Jaera mencoba menebak.
"Iya!! kecelakaan bus perpisahan kelas!! dan cuma satu yang gak di temuin!..emm.. Diana.. dia sodara kembar lo??"
Tanya Claudya yang juga mencuba menebak. Sekali lagi Dinda hanya tersenyum.
"Yeah.."
Hanya itulah yang keluar dari bibit cantiknya. Apa yang bisa dia katakan? Claudya dan Jaera mengangguk mengerti mendengar itu, Dinda tak mau lebih dalam membahasnya. Rasa penasarannya terpaksa di kubur dalam-dalam di hati.
"Eh lo besok mau sekolah gak?"
Tanya Jaera mengalihkan pembicaraan.
"Em! bener tuh.. besok kan pelajaran matematika sama guru nyebelin itu!!"
Timpal Claudya, membuat Dinda bertanya.
"Emangnya siapa?"
"Pak Bowo.. guru paling galak di sekolah.. guru matematika.."
Jawab Jaera. Claudya mengangguk membenarkan. lalu bercerita.
"Bener tuh.. lo tau gak sih?.. guru nyebelin itu pernah hukum kita!!.. dan sialnya waktu itu, gue sama Jeje di hukum di lapangan, mana di suruh hormat ke bendera lagi!.."
Ucap Claudya kesal.
"Oh ya?.. eh! tapi tadi pagi kalian di kejar siapa?"
Tanya Dinda yang tiba-tiba teringat dengan kejadian tadi pagi.
"Ohh.. itu musuh bebuyutan kita!! osis yang gak ada kerjaan, tiap pagi kejar kita mulu!"
Jawab Claudya yang langsung di solot Jaera.
"Ya itu gara-gara lo sendiri!! kalo lo gak terlambat, ngapain juga tu osis kejar kita.. sorry ya? dia emang agak bego soalnya.."
Ucap Jaera yang langsung di pelototi Claudya karna menyebutnya bego.
"Eh.. kalo gue terlambat ya lo juga terlambat lah!!"
Balas Claudya tak terima.
"Gue terlambat juga karna lo.. kalo gue gak nungguin lo.. gue juga gak bakalan di kejar tu osis.."
Balas Jaera yang tak mau kalah.
"Lah?? gue kan gak nyuruh lo nunggu??"
"Ehh!! kalo emak lo gak nyuruh gue buat selalu berangkat bareng sama lo!! gue juga gak akan pergi ke rumah lo dulu kali!!"
Balas Jaera lagi yang membuat Dinda pusing sendiri.
"Ssstttt.. berisik banget sih!! kayanya kalian gak bisa tenang deh kalo gak berantem.."
Ucap Dinda yang lagi-lagi menjadi penengah antara mereka. Sedangkan yang dari tadi sibuk berdebat satu sama lain hanya nyengir ke arah Dinda.
Mualai bosan, mereka hanya diam menonton acara Tv yang membuatnya semakin membosankan.
"Uhh.. bosen banget sih.. mana masih jam tiga sore lagi.."
Keluh Claudya. Dinda juga Jaera hanya meliriknya, mereka juga sangat bosan berada di sana.
"Huftt.."
Ketiga gadis itu menghela nafas bersamaan, lalu saling menoleh satu sama lain.
"Eh mending kita diam di rooftop aja.. pasti seru!!"
Ucap Dinda yang baru mendapat ide. Claudya dan Jaera menoleh bersamaan, dan mengangguk setuju.
"Bener tuh!!"
Ucap Claudya sedangkan Jaera hanya menganggukkan kepala.
♡♡♡
Rooftop
Mereka sedang mengobrol disana, menunggu tengah malam tiba. Waktu yang telah di putuskan semua Geng motor yang akan mengikuti balap liar di jalan raya yang di jadikan arena balap liar tersebut.
"Hehh!! gue gak sabar pengen buru-buru kalahin si jal*ng sialan itu!!"
Ucap Claudya gemas sendiri. Dinda menoleh, dia tidak tahu apa pun di Geng motornya.
"Siapa jal*ng itu?"
Tanya Dinda.
"Namanya Sinta.. dia juga satu sekolah sama kita.. dia tuh tukang buat gara-gara di sekolah.. dan kalo ada murid baru kaya lo.. dia pasti biang kerok yang gosipin lo.. "
Jawab Claudya. dan Dinda hanya menjawabnya dengan kata 'ohhh'.
♡♡♡
Dinda menjalankan motor Claudya dengan kecepatan sangat tinggi, yang tadi di pakainya untuk balap dengan anggota Geng lain.
Dia tengah dikejar polisi sekarang, semua berhasil membebaskan diri. Namun sayangnya Dinda tidak sempat untuk melarikan diri.
Dinda melebarkan mata ketika melihat sebuah truk besar yang berada di depannya, dia hendak menabrak truk besar itu, namun dengan cepat dia membelokkan motornya ke jalanan sempit di belakang truk itu, entah mengapa posisi truk itu menjepat di tengah jalan.
Dinda berhasil selamat, namun tidak dengan para polisi yang mengejarnya menggunakan mobil, mereka menabrak truk itu, dan terjadilah kecelakaan beruntun di sana.
Dinda menoleh ke arah belakang saat sedang mengendarai motornya. Dia pikir dia sudah bebas, tapi ternyata tidak, ketika dia menoleh, mobil polisi lain tengah berjalan berpapasan di hadapannya. Refleks dia membanting motor dan mengakibatkan dia terjatuh.
"Arrggghhhkkk.."
Ringis Dinda, kepalanya terasa pusing, walau dia memakai helm tapi benturan itu sangat kuat, bahkan helm nya pun pecah.
♡♡♡
Makasih semua♡♡♡♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments