Dinda

Dinda

Chapter 1

BANDARA JAKARTA

'Takk..'

Terdengar suara hentakan kaki seseorang, rupanya suara itu berasal dari seorang gadis yang baru saja melompat dari helikopter, yang belum mendarat dengan sempurna.

Dia sedikit berjongkok ketika mendarat, lalu kembali menegakkan tubuhnya setelah membenarkan kacamata yang terpasang.

Lalu dia menyibakkan rambut hitam yang panjangnya menyentuh pinggang. Kepalanya celingukan melihat sekitar seperti sedang mencari seseorang. Namun orang yang tengah dia cari tak terlihat disana, membuat dia menarik nafas dan membuangnya kasar.

Dia menoleh kearah bodyguard yang tengah memegang sebuah koper. Dia perlahan mendekati bodyguard itu, berhenti disana, dan tanpa bicara langsung mengambil kopernya dari tangan bodyguard itu. Kembali melanjutkan langkahnya menuju keluar Bandara berniat mencari taxi. Namun sayang, dia tak mendapatkan taxi itu, yang membuat dirinya harus pulang menuju rumahnya dengan berjalan kaki.

♡♡♡

Hari mulai sore, jam menunjukkan pukul 3.30. gadis cantik itu tengah berjalan di bawah terik matahari yang menyengat. Kulit putih miliknya memerah terbakar. Dia terus berjalan di atas trotroar dengan menyeret koper hitam berukuran sedang miliknya.

Tak terasa hari mulai gelap, matahari mulai tenggelam, menciptakan warna indah dengan perpaduan warna kuning dan jingga yang membuat dia menghentikan langkahnya melihat keadaan sekitar.

Dia menoleh ke arah kiri, melihat jalanan yang belum lenggang sedikitpun, refleks dia menarik nafasnya jengah. Tapi, saat dia menoleh ke arah kanan, dia terdiam. Seakan semua suara bising yang sendari tadi menganggu dirinya tak sedikitpun terdengar, nampaknya dia sedang melamun.

Di sisi kananya, terdapat sebuah sungai yang berada di bawah jalan raya, dilengkapi dengan senja yang membuatnya semakin indah.

Dia membuka kacamata yang dipakainya perlahan, mata coklat miliknya nampak layu, namun tetap indah tersorot cahaya merah itu. Dia hanya menatap itu sekejap, lalu menarik nafas dan membuangnya perlahan, seakan tengah menetralkan perasaan.

Jika ketika melihat pemandangan seindah itu orang lain akan merasa bahagia. Maka tidak dengan gadis itu, entah mengapa dirinya seakan sedih melihat pemandangan indah itu.

Dia menggigit bibirnya guna mengalihkan rasa sakit di dada. Nampaknya, dia mengingat hari paling terindah dihidupnya, ketika melihat senja dengan keluarganya yang masih utuh.

Namun kini semua tak akan pernah bisa terulang, semua yang pernah dihadapinya kini seakan mengelilingi kepala. Memori terindah sebelum semua itu terjadi. Sebelum saudari kembarnya hilang dalam perjalanan ke Busan. Awalnya mereka semua pergi untuk merayakan hari perpisahan kelasnya, namun ternyata, perpisahan itu bukan dibuat untuk temannya tapi untuk seluruh keluarganya.

Hari itu, dia sakit hingga tak bisa ikut serta. tapi saudari kembarnya memaksa ingin ikut pergi dalam acara itu. Semua penumpang bus ditemukan tewas, hanya saudari kebarnya lah yang tidak ada dalam basis data miliknya, hingga dinyatakan hilang.

Namun gadis itu tetap yakin jika saudari kembarnya masih hidup walau semua orang tak percaya dengannya. Bagaimana tak percaya? bus itu jatuh ke dalam jurang yang dalam, tentu saja itu tak masuk akal.

Tapi dia bilang jika dirinya menemukan gelang kembar milik saudarinya di dekat hutan, dan kemungkinan dia pergi ke hutan itu. Namun tetap tiada yang percaya padanya.

Tapi percayalah luka itu terlalu sakit hingga tak dapat mengeluarkan setetes air matapun.

Gadis itu menggelengkan kepala tak mau mengingat kenangan kelam itu lagi. Dia kembali menetralkan perasaannya dan kembali meneruskan langkahnya.

Hari sudah malam, senja itu pun telah hilang. dia hampir sampai di rumahnya, tapi..

"Aaaaa.."

Mendengar teriakan dan tangisan seorang gadis, dia refleks menghentikan langkahnya. Rasa penasaran yang teramat besar membuat dia mengikuti arah suara itu. Semakin dekat dengan suara, semakin dia dihantui rasa penasarannya.

Hingga akhirnya terdiam.

"Ehhem.."

Gadis itu berdehem, guna menghentikan tiga pria gerombolan yang hendak membunuh seorang gadis setelah puas menikmatinya.

"Wahh.. rupanya mangsa telah datang untuk mengantar nyawa ya?"

Ucap salah satu pria ketika melihat kaki putih gadis itu, yang saat itu menggunakan calana jeans pendek. Namun, gadis itu tak bergeming, hanya menatap ke arah tiga pria itu. Lalu melirik wanita yang masih bergetar ketakutan. Dia kembali menatap tiga pria itu. Dan perlahan satu pria mendekat ke arahnya, namun gadis itu tetap diam ditempat.

Matanya yang semula dingin memerah marah ketika pria itu mencengram pergelangan tangannya kasar, lalu tangan lainnya terangkat ingin membelai surai gadis itu. Namun kali ini si gadis tak tinggal diam, dengan kecepatan kilat, dia balik mecengkram pergelangan tangan pria itu, dan menancapkan kuku-kuku cantik miliknya, hingga keluar darah dari tangan pria itu.

"Aaarrkhh..."

Ringis pria itu, sembari melihat darah yang keluar dari tangannya. Namun gadis itu tak melepaskan kukunya yang menancap, malah menambahnya dengan menendang area terlarang yang seketika membuat pria itu tergiling-guling sambil terus meringis.

"Eeaaahrrhkkhhh..."

Gadis itu menatapnya, membulatkan mata juga bibirnya dengan tangan yang menutup mulutnya.

"Ooppsss... sorryyy~~

Gadis itu nampak menyunggingkan senyuman menyeringai setelah melakukannya, tentu saja membuat dua pria lainnya merasa diremahkan.

"Hehh.. jangan kurang ajar lo ya..!!!"

Sentak satu pria, sedangkan satu pria lainnya hanya mengeraskan rahang sembari menatap tajam ke arah gadis itu. Namun gadis itu hanya menoleh, melipat tangan di dada, dan tersenyum sinis.

Merasa ditantang satu pria maju perlahan, dan berada di hadapannya. Lalu mengangkat tangan berniat menonjok wajah gadis itu. Dia pikir, gadis itu adalah gadis yang tak mempunyai kemampuan dan kekuatan seperti gadis-gadis lain yang sudah menjadi korbannya.

Namun yang di pikirkannya salah, benar-benar salah. Dengan cepat dia mencengkram kepalan tangan pria itu, lalu memelintir tangan si pria dengan tangannya, dan memutar tangan pria itu hingga tangan si pria berada di punggungnya sendiri.

Dia memutar tubuh pria itu menghadap dinding di belakannya, dan dengan kejam membenturkan kepala pria itu ke dinding berbatu hingga tak bernyawa.

Ketika dirinya berbalik, dia cukup kaget dengan pisau belati yang melayang tepat di depan matanya, tapi kekagetan itu hanya sekejap, dengan cepat dia menahannya. Namun, pisau itu dikuasai si pria, hingga tangannya terluka, dia melirik luka di tangan kirinya yang terus mengeluarkan darah merah nan segar.

Lalu dia menatap pria yang tengah menyeringai jahat, kesempatan bagus. dia sedang merasa menang bukan? dan tanpa di duga, sangat cepat, bahkan lebih cepat dari kilat, pisau yang semula berada di tangan pria itu kini berada di tangannya.

Dia kembali mengulangi gerakannya hingga berada di belakan pria itu, dan menendang telinga si pria yang tengah kebingungan mencari dirinya, hingga pria itu sempoyongan.

Tak sampai di situ, dia kembali menendangkan kakinya ke punggung pria itu hingga dia bersujud. Lalu tanpa ampun gadis itu menusukkan pisau belati yang dipegangnya tepat di puncak kepala pria itu. Tentu saja kini dia tak bernyawa.

Sedangkan wanita tadi hanya bisa membulatkan mata dan menganga, tangisannya hilang. Hanya ada rasa takut dan syok yang terasa. Siapa yang tak akan kaget ataupun syok ketika menyaksikan secara langsung sebuah pembunuhan yang sadis itu?

Gadis itu bangkit dan berjalan ke arah kopernya, lalu pergi tanpa menghiraukan wanita yang masih menatap kepergiannya.

♡♡♡

"BRAAKKK..."

Pintu besar itu di buka dengan keras, nampaknya gadis cantik itu sudah tiba dirumahnya. Dia membaringkan tubuhnya di sofa panjang ruang tamu. Dia melihat sekililing ruang tamu, rumah besar nan megah bak istana itu tak sedikit pun membuatnya bahagia.

"Ma-maaf no-nona.."

Gugup seorang wanita sembari menundukkan kepala. Gadis itu menengadahkan kepalanya menatap wajah wanita itu.

"Kenapa kak Zee gak jemput Dinda.. ?"

Tanya gadis bernama Dinda dengan nada dingin, Dinda menarik nafas dan membuangnya kasar.

"Udahlah.. Dinda cape.. "

Ketus Dinda lalu beranjak pergi dari ruang tamu menuju kamarnya. Namun baru beberapa langkah dia berhenti dan menoleh ke arah Zee.

"Dinda mau minum kak, Dinda lelah hari ini.. "

Ucapnya dan kembali melangkah, tapi kembali terhenti.

"Tapi nona.. anda..

"Ckk.. apa susahnya sih?"

Kesal Dinda yang langsung membuat Zee menunduk takut.

"Ba-baik no-nona.. "

Gugupnya, mendengar jawaban itu, Dinda pergi menuju kamarnya. Dia perlahan menaiki anak tangga satu per satu hingga sampai di hadapan pintu kamarnya, dia menempelkan ibu jarinya di bawah knop pintu guna membukanya dengan sidik jari.

Zee menatap kepergian Dinda sayu, 'perubahan ini hanya bisa diperbaki oleh seseorang yang mengerti akan dirinya dan sifat yang dia miliki.. sahabat atapun kekasih.. ' batin Zee.

Dia kemudian membuang nafasnya perlahan, dan menunduk. Matanya membulat ketika melihat darah yang menetes di sepanjang jalan yang dilewati Dinda.

"Astaga kenapa bisa sampai begini..!!??"

Gumamnya lalu dengan segera pergi ke kamar Dinda dengan membawa kotak obat dan pesanannya. Tak sulit untuk membuka pintu itu, karna selain Dinda, hanya Zee lah yang bisa membuka pintu kamarnya.

♡♡♡

KAMAR DINDA

Dinda duduk di tepi ranjang menghadap balkon, dia menatap bintang-bintang yang bertaburan di atas sana.

"Nona..

Panggil Zee khawatir, meski hanya seorang robot dia juga memiliki sebuah perasaan seperti manusia pada umumnya.

Dinda menoleh, lalu melihat Zee yang membawa kotak obat untuknya juga tiga botol anggur.

"Dinda gak papa.."

Ucap Dinda dingin, tau jika Zee ingin mengobati luka di tangan kirinya.

"Tapi nona.. darahnya terus keluar.. jika tidak diobati juga akan infeksi terkena debu.."

Ucap Zee sabar, Dinda membuang nafasnya kasar, lalu menarik mantel yang sobek terkena pisau belati itu. Entah apa yang dia lakukan tadi, Zee membelalakkan matanya melihat luka yang sudah menutup bahkan sudah kering.

"Ta-tapi.. ta-tadi..

"Dinda udah gak papa..

Ucap Dinda, mendengar itu Zee langsung keluar dari kamarnya, dan meninggalkan tiga botol anggur disana.

Dinda mengambil satu botol anggur dan membuka tutupnya, lalu meminum itu langsung dari mulut botol.

Selama ini dia hanya bisa membohongi hati, dan pikiran juga orang lain di sekitarnya. Dan hanya dengan cara inilah dirinya bisa jujur jika dia terluka.

Dinda pergi menuju kamar mandi dengan sempoyongan, dia merendam diri di air yang telah di siapkan oleh Zee untuknya.

Dia merendam tubuhnya, dengan botol yang tengah dicekik. Dia meneguk anggur terakhir. Dan...

"Ppyaaarrrrrr...

Dinda melempar botol itu ke arah kaca, yang membuat dua benda itu pecah satu sama lain. rasa frustasi selalu membuatnya gila.

♡♡♡

Dinda Alexsa Putri, semua orang tau akan nama itu, namun tidak sama sekali dengan parasnya. Meski dia seorang yang besar, yaitu pewaris harta keluarga Alexsa yang termasuk dalam urutan sepeluh keluarga terlegendaris, tak ada satu pun orang yang tau akan paras cantik yang dimilikinya, hanya orang terdekatlah yang mengetahuinya.

Keluarga Alexsa menempati urutan ke dua dari sepuluh keluarga itu. Dan Dinda lah yang menjadi pewaris keluarga, dalam keluarga Alexsa yang terunggullah yang menjadi pewaris. Jadi meski anak mereka kembar, dan yang terpilih adalah yang termuda, itu tidak masalah, yang terpenting adalah keunggulannya.

Namun, Dinda tak pernah menginginkan harta keluarganya juga sama dengan sang saudari.

Setelah kehilang seluruh keluarga, dia hanya bisa melampiaskannya dengan mabuk. Juga bersikap dingin pada siapa pun itu, jika kekejamannya semua orang pun sudah tahu, 'jika berani beurusan dengannya, maka nyawa lah taruhannya' itu yang dikatakan orang lain padanya.

Namun kebenarannya tak seperti itu, dia orang yang penyayang. Namun, sejak dia hilang selama dua tahun di hutan dan ditemukan di rumah seseorang, sikapnya menjadi kejam dan sadis.

♡♡♡

Makasih semua....♡♡♡♡

Terpopuler

Comments

Mella Soplantila Tentua Mella

Mella Soplantila Tentua Mella

lanjut

2022-09-01

0

Dina Fitria

Dina Fitria

~~~♡♡♡~~~

2022-04-17

1

Dina Fitria

Dina Fitria

semangat thorr... 🤗🤗

2022-04-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!