CHAPTER 5

Rasanya kaki Rara berat melangkah, ketika menyadari pria itu adalah calon suaminya. berulang kali Rara melihat ke belakang, dimana disana Mamanya sedang berdiri dan ia juga terlihat meyakinkan Rara. Dan tiba-tiba Mama segera menyuruh Rara untuk masuk ke dalam mobil tersebut, Rara di bukakan pintu mobil oleh pria itu. Entah mengapa Rara merasa geli ketika melihat pria tua itu tersenyum kembali kepadanya.

Dan yang Rara herankan dia menyuruh Rara duduk di kursi belakang kemudi. Rara hanya mengikutinya sesekali ia menoleh ke arahnya

"Pak Saya ini sudah seperti anak Bapak bukan?" Tanya Rara ketika mereka sudah meninggalkan kawasan perumahan

"Iya!" jawab Pak Joko mengingat kejadian setahun yang lalu

"Lalu kenapa Bapak mau menerima perjodohan ini?" Mendengar keluhan Rara. Pak Joko kembali tersenyum lepas dan di sambut muka masam oleh Rara

Dan kamu tahu Rara juga di permainkan oleh Pak Joko

"Bawa santai saja ini perjodohan yang sudah kita terima" ucapnya melajukan mobil dengan kecepatan sedang

"Maksudnya?" tanya Rara

"Sebentar lagi kita akan menikah, suka tidak suka kau akan menjadi istriku" mendengar itu mata Rara terbelalak

Apa dia tidak waras gumam Rara masih bisa menahan diri untuk tidak memakinya

"Persiapkan diri mu menuju pernikahan kita" ucapnya ngawur ngidul

"Bapak tidak waras atau Bapak seorang psikopat?

Tidak ada yang namanya pernikahan!

Sorry saya tidak tertarik dengan anda!

Dan mari kita batalkan pernikahan ini" Ucap Rara yang tidak bisa menahannya lagi melihat ia yang selalu mengoceh tanpa jeda. Rara melihat kembali Pak Joko tertawa geli

"Saya sedang marah loh Pak, bukan sedang ngelawak!"

"Maaf non, tapi Bapak hanya sopir tuan muda!"

"APA?" Sahut Rara kaget bercampur senang, Rara tidak peduli siapa tuan muda itu asalkan Rara tidak menikahi orang tua bangka

"Calon suami non masih muda dan tampan" ucap Pak Joko menyanjung tuan mudanya

"Oh ya!" jawab Rara

Beberapa saat Rara terdiam dan ia kembali mengingat tujuan awalnya untuk membuat dia tidak jadi menikahi Rara "Tunggu, Apa yang dia benci Pak?" tanya Rara dan sangat berharap mendapatkan jawaban

"Dia hampir membenci semuanya non"

"Kenapa?"

"Nanti Non akan tahu sendiri"

Sedikit ada kelegaan di hati Rara. Ketika mengetahui apa yang di pikirkan tidak terjadi.

Rara kembali dalam keheningan menikmati perjalanan menuju tempat tersebut.

"Sudah sampai non" Ucap Pak Joko

"Bapak sudah menikah?" Tanya Rara hati-hati

"Belum non, kenapa?"

"Pas! Bapak temani saya menemui dia, nanti Bapak akan saya jodohkan dengan Bibi saya" ajaknya seraya memohon

"Terima kasih Non, tapi non sendiri aja yang kesana" Rara melihat wajah takutnya

"Pak Please!" Pinta Rara memohon kepada Pak Joko

"Pak tolong aku, sebenarnya aku baru pulang dari luar negeri jadi aku tidak tahu apa-apa"

"Tapi non"

"Nanti kalau bapak di marahi biar saya yang bela bapak"

Persekian menit akhirnya Pak Joko mengangguk setuju. Ia memasuki lift bersama Rara. Rara sedikit takut ketika Rendy mengajak bertemu di salah satu hotel terkenal di kota ini dan itu juga alasannya membawa Pak Joko masuk.

Dan ketika pelayan hotel itu mengantarkan Rara kepada Rendy. Rendy terdiam kesal, ketika melihat Pak Joko ikut masuk, itu terlihat dari wajahnya.

Rara tersenyum kecil ketika melihat raut kekesalan di wajah pria itu, rasanya Rara berhasil memberikan kesan pertama yang buruk.

"Silahkan duduk Pak!" Suruh Rara menarik kursi mempersilakan Pak Joko duduk

Di meja itu hanya ada dua kursi. Dan ketika Pak Joko sudah duduk. Rara mengalihkan pandangannya kepada Rendy,  untuk sesaat Rara akui ia sedikit terdiam menatap pria itu. Tampan, kata yang keluar dari otak Rara saat ini, wajar bukan.

Begitu juga Rendy, ia yang tadi kesal ketika melihat Rara seperti ada sedikit rasa lega. Tidak seperti bayangannya mungkin. Ternyata Rara adalah wanita sempurna untuk penampilan.

"Ooo, kursinya hanya dua ya udah tidak apa" Ucap Rara memecahkan keheningan

Di saat itu Rara melihat Rendy tersenyum

"Saya wanita gila yang akan di nikahkan dengan anda" Sambung Rara tersenyum jahat

"Aku rasa pertemuan kali ini sudah cukup, permisi ya!" ucapnya dengan berani namun seketika Rendy menyilangkan kakinya kepada pelayan hotel yang sedang membawa minuman untuk mereka. Tanpa sengaja, pelayan itu terjatuh dan menyenggol Rara, minuman itu tumpah ke gaun Rara saat itu juga. Dan Rara juga ikut terjatuh bersama pelayan tersebut

Rendy berani sekali mempermainkan Rara saat ini, Rara merasakan kram di tangannya, hari itu juga Rara membencinya, Rara ingin berteriak namun sudah terlanjur malu, Rara merasa kalah dengan permainan yang ia buat sendiri,

Melihat itu Rendy tersenyum penuh kemenangan. Dan matanya menyuruh Pak Joko untuk segera kembali ke mobil.

Pak Joko yang mengerti itu, mengambil langkah cepat, sebelum tuan mudanya membentak dirinya.

"Maaf Non" Ucap pelayan itu ketakutan seraya membantu Rara untuk berdiri

"Pergi!" Suruh Rendy dan entah kenapa pelayan itu mengikuti perintahnya

Rara tersenyum sumbang ketika melihat permainan Rendy berjalan sempurna. Dan tak lama kemudian, Rara bangkit sendiri dan ia ingin meninggalkan pria berengsek itu, jujur Rara sudah malu walaupun di ruangan itu hanya ada mereka berdua.

"Wanita gila katamu, saya lebih gila" Ucap Rendy dan membuat Rara berhenti melangkah

"Seperti halnya keluarga kau bersikeras menginginkan perjodohan ini, maka seperti hal itu juga saya akan menghancurkan hidup anaknya" Rara menangkap keseriusan dari ucapannya

Namun Rara adalah Rara, Rara tidak takut dengan ancamannya, Rara berbalik badan mendekat ke arahnya

"Kenapa? Wah! Saya bakalan takut mendengar ancaman ini" Ucap Rara dan tangannya mulai bekerja menggeserkan gelas yang berisikan air putih di samping Rendy

Gelas itu tepat jatuh di paha dan membasahi celana Rendy. Rendy langsung bangkit dan menahan emosinya untuk perempuan yang akan menjadi istrinya nanti.

"Oppsst sorry!" Ucap Rara memberanikan diri mengelus dada Rendy, Rara tidak peduli dia akan mencekiknya saat itu yang penting Rara puas saat ini

"Ini di sengaja ya!" Sambung Rara menampakkan wajah juteknya

"Kau akan saya nikahi dan membuat hidupmu menderita!"

"Oh ya aku takut" balas Rara mempermainkannya

"Bagaimana kalau kita duduk dulu membicarakan balas dendam kau itu" ajak Rara

Rara melihat ia tersenyum jahat "Kita lihat saja nanti apa kau masih bisa tersenyum setelah menikahi ku?" mendengar ucapannya itu membuat Rara terdiam beberapa saat

"Apa nyali kau sudah ciut?" ia tertawa lebar

"Okey, kita lihat saja nanti" ucap Rara penuh amarah

"Seorang jaminan berani menentangku" kata Rendy lalu berdiri dari duduknya, ia tidak berniat lagi untuk melanjutkan makan malam yang sudah berantakan.

Terpopuler

Comments

Marhaban ya Nur17

Marhaban ya Nur17

logat apa se ini thor pake kau

2025-04-03

0

🟢Ney Maniez

🟢Ney Maniez

😔

2022-05-16

0

Supartini

Supartini

sama sama jutek

2021-12-19

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!