CEO, MY HUSBAND

CEO, MY HUSBAND

CHAPTER 1

Rara tersenyum simpul tatkala melihat isi pesan yang ia dapati lagi, bukan sebuah pesan bahagia yang membuat Rara berteriak histeris, bukan juga sebuah pesan yang ia tunggu-tunggu, sebenarnya Rara tidak peduli dengan pesan itu tetapi ini semua sangat mengganggu.

Satu kali, dua kali, tiga kali. Tidak. Bahkan sudah ribuan kali ia mendapatkan pesan tersebut, jika kalian di posisi Rara apakah kalian akan memblokirnya? Tentu saja iya bukan?

Rara menghentakkan kaki sebagai bentuk kesal, meremas kertas putih yang ia genggam. Lagi dan lagi. Orang tuanya menyuruh Rara kembali untuk alasan yang sama, bukan ia tidak menghargai orang tuanya tetapi ada sesuatu hal yang membuat ia kecewa kepada mereka.

Tadi pagi, kulit putih pucat nyaa sedikit tergores. Tepatnya di sebelah lengan kiri. Meninggalkan bekas yang cukup membuat ia berteriak sial.

Gara-gara ponsel yang terus berbunyi, Rara berlari dari ruang tamu menuju kamar. Tanpa menyadari ada sebuah runcingan kayu yang menempel di sudut pintu kamar,  padahal beberapa hari ini Rara ada niat untuk memperbaikinya tetapi tetap saja lupa.

Rara Wijaya itu lah sepenggal nama yang di berikan orang tuanya, ia berusia 22 tahun, dan  wanita berpostur tinggi, rambut panjang dan memiliki kulit putih serta berhidung mancung, hehe. Baginya tidak ada yang spesial dari dirinya.

Rara hanya tinggal di salah satu apartemen sudut kota Los Angeles, Amerika Serikat.

Kota yang menjadi pusat perhatian dunia. Dan tak asing lagi jika para penduduk negara lain mengunjunginya.

Kota yang mengajari Rara banyak hal, terutama dalam menghargai waktu, kota yang begitu indah, kota yang tidak bisa di jabarkan dengan kata-kata, aaahh Rara benar-benar mencintai kota ini, kota yang membuat Rara betah hidup sendirian, bukan tidak ingin berkencan dengan warga kota ini tetapi Rara malas melakukan hal yang menurut ia belum ingin di lakukan.

Rara bukan asli keturun Amerika, ia hanya perantau yang bermetamorfosa menjadi bagian penduduk negara ini.

Rara sudah menamatkan sekolah dari SMA sampai kuliah di negara yang jarang di turuni salju tersebut.

Dan kini, Rara hanya seperti wanita lain. Menghabiskan waktu untuk bekerja, setelah tamat kuliah ia di terima bekerja di salah satu perusahaan swasta yang ada di Los Angeles, baginya semua sudah cukup dengan gaji yang ia dapat, Rara memiliki apartemen pribadi, Rara bisa membeli apa pun yang ia mau tanpa menyusahkan orang lain.

Kira-kira sudah delapan tahun Rara tidak mengunjungi keluarga yang jauh darinya, ada alasan Rara tidak mengunjunginya.

Sebut saja, Papa yang bernama Adit Wijaya. Beliau salah satu pengusaha sukses di kota metropolitan, Indonesia. Baginya uang adalah segalanya dan keluarga adalah nomor dua, itulah sedikit tentang papanya yang begitu menyukai uang.

Dan perkenalkan juga, Bu Shireen Wijaya. Wanita yang sudah menemani Pak Adit selama 26 tahun.

Seperti halnya suami, ia juga kerap kali membantu bisnis suaminya dan juga membantu menghabiskan uang suaminya, hehehe namanya juga perempuan ya.

Rara bukan anak tunggal dari keluarga Wijaya, ia memiliki dua kakak. Yang bertaut dua tahun dan tiga tahun darinya.

Si sulung dari keluarga itu bernama Reni Wijaya. Wanita berusia 25 tahun itu sudah memiliki tiga orang anak dan kamu tahu dia adalah anak kesayangan Papa dan Mama, apapun yang iya mau sangat mudah di dapatkannya bahkan ia juga tak perlu jauh-jauh sekolah ke negara orang karena orang tuanya tidak ingin jauh darinya,

Sehabis menikah Reni juga tidak boleh keluar dari rumah, ia dan suaminya menetap tinggal di rumah orang tuanya.

Dan si tengah dari keluarga wijaya, yang Rara dengar ia baru saja melamar kekasihnya.

Gerin Wijaya anak laki-laki satu-satunya di keluarga Wijaya, perihal kasih sayang ia juga mendapatkannya, bahkan kabar burung yang Rara dengar seluruh aset perusahaan akan jatuh ke tangannya, kakak Rara yang beruntung dalam segala hal.

Kini keluarga Wijaya tengah di hadapi kesulitan perihal keuangan. Bisnis Pak Adit tidak berjalan sesuai rencana. Papa yang kerap kali menghabiskan uang untuk bisnis yang tidak menguntungkannya. Terpaksa harus berhutang ke beberapa perusahaan besar yang selalu bergabung dengannya, Rara juga tidak mengerti hal lainnya.

Dan seperti rencana Papa dan Mama sebelumnya. Untuk menguatkan untung dari pinjaman. Ia harus mempunyai menantu dari anak konglomerat juga.

Rara yang belum menikah, maka ia lah yang akan mereka jadikan kambing hitamnya! Sungguh Rara tidak mengerti dengan jalan pikir orang tuanya, kadang kala Rara merasa sebagai tumbal mereka, banyak hal yang ia lalui sendiri dan ketika mereka lagi di bawah, mereka akan mencari Rara lagi.. Aaahh, sesekali Rara tidak ingin mempedulikannya tetapi mereka selalu mengusik hidup Rara. Kadang kala Rara berpikir Apa Rara di lahirkan untuk tumbal mereka? Rara tidak tahu!

"Bagaimana Rara sudah membalas pesannya?" Tanya Pak Adit kepada Reni ketika ia mencoba menghubungi Rara. Namun, lagi-lagi gadis itu tidak  mengangkat teleponnya.

Reni hanya menggelengkan kepala dan sedikit merasa geram kepada adik bungsunya, ya itu karena dari dulu Reni suka mencari masalah kepada adiknya

"Tidak ada cara lain, bilang Papa masuk rumah sakit!"

"Pa!" Sahut Bu Shireen yang merasa ide itu tidak baik

"Mama mau hidup di jalanan?" tanya Papa mulai emosi

"Tidak!"

"Yaudah, lakukan!" Suruh Pak Adit

Kau tahu, saat ini Papa sedang sekarat? Apa kau juga tidak akan pulang?

Kalian tahu ekspresi Rara ketika membaca pesan itu, Rara hanya tersenyum kecil, sekali lagi Rara tidak peduli karena ia akan melakukan apa yang membuat ia senang, bukannya Rara jahat tetapi sekali lagi ia memiliki alasan.

Rara melemparkan ponsel di atas ranjang tidur lalu ia membuka jendela kamar, tak lupa seraya menyeduh kopi hangat yang membuat ia sedikit tenang, matanya sibuk memandangi bintang-bintang menawan yang menggantung di langit hitam pekat di atas sana.

Entah kenapa, hati nyaa tidak tergerak untuk kembali ke kota kelahirannya. Bahkan perihal rindu, Rara juga tidak lagi merindukan keluarganya, Rara tidak tahu apa yang salah dari dirinya tetapi biarkan Rara mendeskripsikannya seorang diri, Rara terlalu nyaman hidup sendiri.. Oh ya untuk menikah tentu ada dalam pikirannya tetapi belum sekarang waktunya.

Tak lama kemudian Rara menghempaskan pantat di kursi kecil di kamarnya seraya menghela nafas berat ia meraih laptop. Jari-jari lentiknya kembali membuka beberapa file yang cukup mengingatkan Rara kepada masa lalu.

Rara terdiam tatkala melihat foto-foto dari masa lalunya. Menyakitkan, tetapi itu berhak untuk di kenang, dan ada beberapa foto manis yang menemani masa remajanya juga. 

Terpopuler

Comments

Renesme Kiky

Renesme Kiky

ok

2022-05-30

0

🌈 єνιʝυℓιє ♓ℹ️🅰🌴

🌈 єνιʝυℓιє ♓ℹ️🅰🌴

mampir.... penasaran

2022-04-27

0

Supartini

Supartini

hallo thor kenalkan aku penggemar baru mu di novel ini

2021-12-19

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!