Rumah mewah berlantai 3 milik keluarga Hadinata ini selalu sepi setiap paginya,keluarga kaya raya ini memiliki dua anak,laki laki dan perempuan namum dari istri yang berbeda.
Arion Axelle Hadinata yang kini sedang menjabat menjadi CEO diperusahaan sang ayah adalah anak kedua dari istri kedua,sedangkan Anita Arcelia Hadinata adalah anak pertama dari istri pertama,Nyonya Mayara Arsanti.
Perbedaan usia mereka berdua cukup jauh yaitu 9 tahun,tidak hanya usia kebiasaan mereka juga sangat amat berbeda,jika Axel menghabiskan waktu untuk bekerja,berbeda dengan sang kakak,ia justru menghabiskan waktunya untuk bermain main hingga terkadang lupa akan waktu.
" Axel,apa kah tidak perlu kamu mengganti dokter pribadimu itu ? " tanya sang ayah.
Axel menatap sang ayah dan menghentikan makannya.Axel kecil pernah mengalami kejadian yang membuatnya mengalami trauma panjang,kejadian dimana ia harus kehilangan sang ibu juga seseorang yang selalu dalam ingatan nya namun samar.
Semenjak kejadian itu ia mengalami claustrophobia dan membuatnya menjadi orang yang sangat waspada walau itu orang orang terdekatnya,Claustrophobia adalah sindrom dimana penderitanya memliki kecemasan atau ke takutan pada ruangan gelap dan sempit.
Namun untuk kasus Axel sedikit berbeda,jika pada umumnya penderita ini hanya takut akan kondisi yang menjadi pokok utama,namun Axel tidak sindrom itu merambah ke hal lain yaitu Axel tak suka disentuh sembarangan walau itu keluarganya sendiri.
Dan semenjak ia SMA ia memiliki dokter pribadi untuk membuatnya agar tetap dalam kondisi emosi yang stabil dan bisa memimpin perusahaan ayahnya itu.
" Axel rasa tidak perlu,cukup ayah tekan saja gosip yang beredar di kantor dengan cara ayah,itu sudah cukup.
" Tapi,semua orang pasti lama lama akan tahu jika kamu mengidap sindrom itu Axel." Geram sang ayah.
" Itu urusan ayah,Axel sudah mengatakan jika dari awal semua hal yang ada pada diri Axel akan menjadi masalah,namun ayah masih kekeh menjadikan Axel sebagai CEO,bukankah aku sudah menyarankan untuk menjadikan putri ayah yang terkenal itu menjadi penerus." Axel menatap tajam sang ayah.
" Axel ! " Geram sang ayah.
" Aku sudah cukup,Farhan sudah menungguku di depan." Axel berdiri dari duduknya dan berlalu begitu saja.
" Sudah lah yah,biarkan ia dengan pendiriannya,dari kecil bukannya Axel tak pernah mau menurut aturanmu." Ujar Sang istri,nyonya besar Hadinata.
" Semenjak ibunya pergi,ia semakin dingin dengan ku." Ucapnya lesu.
Bagus ia pergi,karena dari awal hanya aku nyonya di rumah ini," benak Nyonya Maya.
Sang istri hanya bisa mengusap punggung sang suami untuk menenangkannya.walau sebenarnya ia tidak pernah sepaham namun demi rekeningnya yang terus update setiap bulannya ia hanya bisa diam dan menikmati jerih payah seorang anak piatu itu.
Karena memang hanya Axel yang bisa di andalkan semenjak tuan Erland jatuh sakit dan harus pasang ring di jantungnya.
.
.
.
Diperusahaan seperti biasa jika Axel datang para pegawai selalu menyambut kedatangannya dengan berjejer rapi sembari menundukkan kepala mereka hormat,hal ini di lakukan semenjak Axel menjadi CEO 5 tahun lalu di usianya yang terbilang sangat muda,17 tahun.
Jika para petinggi perusahaan akan berada di lantai paling atas,namun tidak dengan Axel,karena penyakitnya ia memilih lantai dua untuk ruangan pribadinya.jadi ia tak perlu naik lif,namun hanya naik tangga yang di desain khusus untuknya.
" Sebenarnya kenapa sih,dia enggak naik lift dan setiap ia datang kita harus berjejer begini,pegel tahu." Ujar salah satu karyawan.
" Mungkin kalau rumor yang mengatakan ia punya penyakit aneh itu bener,dia enggak bisa masuk kedalam lift." Ujar yang lain setengah berbisik.
Axel yang selalu mendapat gunjingan bahkan cibiran tentang kebiasaan anehnya ini tak pernah ambil pusing,karena baginya itu sama sekali tidak penting.
" Apa agenda saya hari ini Sania ? "
Sania,sekretaris yang ia pilih khusus dengan melalui banyak penilaian seperti halnya Farhan sang asisten,mereka berdua adalah orang orang kepercayaannya,serta masih ada beberapa di setiap jajaran yang menjadi orang kepercayaan Axel.
Karena di perusahaan ini ada beberapa dari keluarga ibu tirinya yang selalu menjadi musuh bagi Axel,maka dari itu syarat utama ia menyetujui perintah sang ayah adalah,ia akan memilih jajaran nya sendiri dan ternyata ayahnya setuju asal Axel mau menggantikan dirinya.
" Hari ini ada beberapa pertemuan pak seperti biasa akan di lakukan di ruangan anda." Ujar Sania.
" Oke,lalu ? "
" Pukul 3 anda ada temu janji dengan Nona Jihan pak." Ucap sania sedikit pelan.
" Apa aku sudah menyetujui nya ? " Sania mengangguk.
" Oke,jadwalkan saja,dan ingatkan saya." Baik pak." Jawab Sania.
***
Jika Axel sudah berada di kantor nya untuk bekerja,tetapi tidak dengan wanita berusia 27 tahun sang janda kembang ini.
Kakak ipar rasa ibu tiri itu,sedang mondar mandir tak jelas di depan kamar adik iparnya dengan mulutnya yang komat kamit.
" Tok tok "
" Ya ampun,jam berapa ini.masih belum bangun juga,kebiasaan lagi kamar pasti di kunci.
" Dor dor "
Wanita berhijab syari itu bukan lagi mengetuk namun ia mengendor pintu berwarna coklat yang terdapat adik dari suami tercintanya itu.
Klek
Pintu terbuka pelan,dan tampaklah wanita yang berstatuskan janda itu dalam kondisi acak acakkan khas bangun tidur.
" Ya Allah anak perawan tapi janda,jam berapa ini Salwa ? " Pekiknya.
" Apaan sih kak." Ucapnya lemas,sambil menggaruk garuk pipinya.kebiasaan Salwa setiap bangun dari tidurnya.
" Tidak bisakah kami bangun pagi dikit saja."
" Setiap hari Salwa bangun pagi loh kak,jam 3 udah bangun tahajud lanjut subuh,habis itu Salwa baru tidur lagi.masa iya masih aja salah sih." Hoaammm".Salwa menguap lebar.
" Gimana mau punya suami lagi kalau begini hidupmu Salwa." Mulaialah kultum pagi kakak iparnya,ini lah salah satu alasan Salwa selalu mengunci pintu setelah ia solat subuh.
Ceramah tujuh menit kali tujuh menit ini selalu Salwa dengar hampir setiap pagi,namun Salwa tak pernah kesal ataupun marah,justru ia senang karena kakak iparnya ini selalu memeperhatikannya walau dengan omelan.
" Bangun sarapan,dan jalan jalan aja sana.jangan kerja terus ! kamu sudah banyak membantu keluarga itu Salwa.mau sampai kapan kamu akan mengabdikan diri kepada keluarga yang tak pernah menghormatimu." Seru nya.
Salwa hanya bisa diam dan tak bisa bersuara," Lalu bagaimana aku bisa menebus kesalahan itu."batinnya.
" Jangan terus menyalahkan dirimu sendiri,sudah jalannya begitu,umur Satya enggak panjang." Sang kakak ipar duduk dihadapan Salwa dan berhenti merapikan tempat tidur itu.
" Sayangi dirimu Salwa,kakak dan abangmu sedih jika kamu terus seperti ini." Ujarnya sendu.
Karena hanya ia yang tahu persis bagaimana ia hidup dalam penyesalan selama ini,walau pada kenyataannya bukan ia yang menyebabkan Satya meninggal namun karena memang sudah takdir dari Allah.
...🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Ira Wati
next
2022-04-29
1