luka hati kami

Meskipun hidup yang kami jalani begitu berat, namun kami menjalani semuanya dengan penuh keikhlasan, agar hati lebih bisa mendominasi rasa syukur, ketimbang keluhan.

waktu terus saja bergulir, tak ada yang berubah di kehidupan kami, kesulitan demi kesulitan kami lalui bersama, meskipun aku sudah berusaha sekuat tenaga dan sebisa yang aku bisa dalam membantu perekonomian keluarga, tetap saja masih belum mampu menutupi semua kebutuhan kami.

saat kelulusan sudah dekat, yang saat itu aku duduk di kelas enam SD, pikiran was was, hati yang selalu cemas, bahkan tiap saat aku sering menangis sendirian, ketika memikirkan nasib pendidikanku setelah ini, keterbatasan ekonomi, membuatku cukup sadar diri, jika aku tidak boleh memaksakan impianku untuk sekolah lebih tinggi lagi, cukup beban ibu yang begitu berat dalam memenuhi makan kami sehari hari.

aku hanya bisa menyimpan harapanku dalam doa, memasrahkan segalanya kepada pemilik semesta.

Di kampung, kusus nya dilingkungan tempat aku tinggal, aku dikenal sebagai anak yang pendiam, penurut dan rajin, aku yang notabennya tidak pernah neko neko, selalu bersikap apa adanya dalam kesederhanaan, disaat anak anak yang lain bermain, tertawa dan menikmati masa masa kecilnya, aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan, di usiaku yang masih belasan, aku sudah dipaksa keadaan untuk menjadi dewasa, bekerja sesuai dengan yang aku bisa, demi bisa meringankan beban wanita tangguhku.

meskipun ibu orang tidak punya, tapi beliau selalu mengajarkan aku, untuk tidak mudah menggantungkan belas kasihan orang lain, selagi Alloh masih kasih kesehatan, kita harus tetap berusaha untuk berjuang demi kelangsungan hidup kita.

ibu ku, wanita sederhana yang tangguh dan memiliki hati mulia, padanya ku gantungkan harapan akan doa tulusnya untuk selalu membersamai di setiap langkahku.

nasehatnya adalah kewajiban yang harus aku patuhi, meskipun setiap hari kami selalu dilelahkan dengan mencari nafkah, ibu tak pernah lelah untuk selalu mengingatkan kami anak anaknya untuk tetap menjadikan ibadah yang paling utama.

setiap, magrib dan isya' aku dan adikku selalu ikut sholat berjamaah di mushola yang tak jauh dari rumah, sedangkan ibu tetap melaksanakan kewajiban sholatnya dirumah, karena ibu harus membuat lontong dan aneka botok, untuk dijual pagi pagi sekali ke pasar.

Tuhan, selalu memberikan jalan NYA, bagi hamba yang mampu terus percaya akan kuasanya, disaat kekalutan dan kesedihan yang aku rasakan tentang nasib kelanjutan sekolahku, tanpa aku duga Alloh telah mendatangkan hamba Nya yang begitu baik dan tulus kepada kami, sebut saja namanya Hajjah Safa, beliaulah yang akhirnya membayar dan membiayayai pendidikanku di sekolah menengah pertama.

Tak kuasa aku menahan haru akan keajaiban yang Alloh beri, dan untuk itu, aku berjanji pada diriku sendiri untuk lebih rajin lagi belajar, agar nilai nilaiku tidak mengecewakan beliau, yang telah Sudi menyedekahkan sebagian hartanya untuk membiayayai sekolahku.

selama aku menempuh pendidikan di sekolah menengah pertama, aku selalu mengantongi nilai nilai yang cukup baik, setiap semester nilai raportku tidak mengecewakan, aku selalu ranking satu atau dua, sehingga predikat murid teladan tersematkan untukku.

aku bersyukur, disela sela kesibukanku membantu ibu bekerja, Alloh masih kasih aku pikiran yang luas, hingga dengan mudah menyerap semua mata pelajaran yang diajarkan oleh para guru disekolah, syukur dan syukur, itulah yang kami selalu ingin panjatkan.

saat aku duduk dikelas tiga SMP, adikku Rina mengalami pembulian hebat di sekolahnya, kami hanya orang miskin, sehingga aduan kami tak pernah ditanggapi oleh pihak sekolah, mental dan psikis Rina begitu down, hingga akhirnya dia tidak mau sama sekali untuk menginjakkan kaki kesekolahannya itu, Alloh..... sedih rasanya, kami hanya bisa menangis dalam kelam, biarlah Alloh yang menjadi saksi akan luka hati kami ini.

tiap kali melihat Rina air mataku tak pernah bisa ku bendung, selalu lolos begitu saja di iringi rasa nyeri di hati, dia tidak minta dilahirkan berbeda, karena kuasa Tuhan lah yang mentakdirkan dia harus tumbuh berbeda, meskipun fisiknya tak sempurna, namun Rina memiliki hati yang baik luar biasa, jiwa penolongnya begitu kuat, dan tak pernah menaruh dendam pada siapapun yang sudah menyakiti hatinya, hinaan dan Bulian dia balas dengan doa, adikku semoga kelak kamu menemukan bahagiamu dengan jalanNYA yang begitu indah.

Terpopuler

Comments

mbak i

mbak i

ceritanya menyentuh,,,bahasanya bagus,,,seperti membaca kisah nyata,,,semangat othor

2024-03-21

0

Pramita K

Pramita K

lanjutt kak semangattt

2022-05-03

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!