bapak sambungku

Saat usiaku enam tahun, dan aku sudah menginjak bangku sekolah dasar, ibuku kembali menikah dengan seorang laki laki yang menurutku memiliki wajah dan tubuh yang aneh, banyak benjolan benjolan kecil sebesar buah anggur yang menghiasi seluruh tubuhnya ,pun dengan wajahnya.

Awalnya aku ngeri melihat rupa suami baru ibuku, namun dengan seiringnya waktu, aku sudah mulai terbiasa, itupun karena tak lepas dari sikapnya yang baik dan hangat pada ibuku dan juga padaku.

Dan di usia pernikahan yang masih terhitung bulan, akhirnya ibuku hamil benih dari lelaki yang menikahi dan menerimanya dengan begitu tulus, meskipun dia bukan pria tampan dan mapan, setidaknya dia sudah memperlakukan ibuku dengan sangat baik, bahkan rela menanggung semua kebutuhanku yang notabennya bukan anak kandungnya.

Ibuku melahirkan bayi perempuan yang sangat cantik, hidungnya bengir, matanya lebar, dan bibirnya yang mungil di tambah lagi warna kulitnya yang putih.

waktu itu aku sempat cemas, dan bahkan cemburu dengan kehadiran adikku itu, aku takut, ibu tak lagi perduli dan sayang padaku, namun kecemasan itu ditepis dengan sikap biasa ibu yang tak berubah dalam menyayangiku, ibu hanya sedikit bersikap tegas padaku, menasehati ku untuk sayang pada adikku, juga mau belajar untuk membantu pekerjaan rumah, meskipun hanya dengan menyapu.

seiring waktu yang terus berjalan, hingga sampai pada titik dimana kehidupan nan sulit dan berat dijalani ibuku, bapak sambung ku mulai sakit sakitan, hampir sebulan sekali beliau harus rawat inap di rumah sakit, dengan keadaan ibuku yang sejak menikah dengan lelaki baik itu, ibu yang diminta hanya untuk tetap dirumah menjaga kami dan mengurus rumah saja, otomatis kelimpungan karena bingung harus bagaimana menyambung hidup dengan tabungan yang semakin menipis, apalagi usia adikku yang masih kecil, yang tak memungkinkan untuk ibu tinggal bekerja.

meminta tolong pada keluarga bapak itu tak mungkin, sudah bisa di tebak jika mereka pasti akan pura pura tuli dan buta dengan kesulitan ibu dan bapak, karena keluarga bapak sambung ku itu dengan terang terangan menunjukkan ketidaksukaannya pada ibuku, alasannya cukup klise, yaa karena ibuku miskin yang tak punya apa apa.

saat bapak dirawat dirumah sakit, ibu lah satu satunya orang yang menjaga dan merawat bapak, dengan bekal sepeda ontel, ibu mengayuh dengan jarak berkilo-kilo meter tiap harinya untuk bolak balik dari rumah kerumah sakit.

sedih dan kasihan melihat wajah lelahnya, ada gurat nestapa yang nampak jelas di wajah teduhnya, namun tak sepatah katapun terlontar keluhan dari bibir wanita tangguhku itu.

saat ibu bolak balik kerumah sakit untuk merawat bapak, aku lah yang menjaga adikku di rumah, kami memiliki beberapa keluarga dari ibuku yang rumahnya berdekatan, tapi tak satupun dari mereka yang mau perduli, seolah tuli dan buta akan kesusahan yang kami alami, aaah mereka hanya akan baik dan menyapa saat diberi sesuatu saja, tapi saat kami butuh pertolongan mereka akan menjauh dan seolah tak mengenal kami saudaranya.

masih jelas ku ingat waktu itu, penyakit bapak sambung ku itu makin parah, harus ada tindakan medis yang mewajibkan operasi, karena daging tumbuh yang ada di pahanya harus segera diangkat, agar tak menyebar kemana mana, dengan keadaan ekonomi yang berantakan, ibu kalang kabut mencari biaya, dengan berbagai cara, dari menjual barang yang bisa dijual, meminjam sana sini, namun hasilnya masih sangat kurang, ketika keputusasaan mulai menyakiti jiwa ibu, pertolongan Tuhan datang dengan caraNya yang begitu indah, kantor tempat bapak bekerja, bersedia menanggung seluruh biaya operasi dan pengobatan sampai bapak sembuh, dan pihak kantor pun juga memberi sedikit bantuan untuk ibu berupa uang, yang aku tak tau berapa jumlah uang yang ada di amplop putih panjang yang telah diselipkan oleh satu karyawan utusan kantor tempat bapak bekerja.

teruslah berharap dengan hal hal baik, tetaplah teguh langit kan doa doa kebaikan dan renungkan segala kesalahan dan hilaf yang pernah tercipta, sadari, bertobat, insaf, dan perbaiki diri menuju arah yg lebih baik, insya Alloh Alloh akan selalu menjaga kita sepenuhnya.

karena kita tak pernah tau mau seperti apa dan akan memilih kehidupan bagaimana di dunia ini , kita tidak bisa menghindari takdir yang memang sudah ditentukan.

tak selamanya kehidupan yang sulit itu menutup kesuksesan, semua tergantung bagaimana cara kita menerima dan menjalani takdir kita.

Terpopuler

Comments

Nana Shin

Nana Shin

semangat mbak Hawa

2022-10-20

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!