Sekitar pukul 7.30 pagi Arsha telah siap dengan baju kerjanya sementara Ziva sedari pagi belum terlihat batang hidungnya.
"Apa Ziva belum bangun, kenapa masih belum keluar kamar?" Arsha melirik kamar Ziva yang masih tertutup. Saat itu dia bersiap sarapan. Setelah menunggu 10 menit Ziva tak kunjung keluar kamar. Arsha memberanikan diri mengetuk pintu kamar Ziva. Kakinya melangkah pelan setengah ragu tapi dia terus berjalan dan kini berdiri tepat di depan pintu kamar Ziva.
"Ziva," serunya. Ia mengetuk pintu itu beberapa kali.
Berkali-kali Arsha memanggil tapi Ziva tak menyahut. Arsha mencoba membuka pintu dan ternyata Ziva tidak mengunci pintu kamarnya.
Perlahan Arsha melangkah masuk nampak Ziva masih tertidur pulas mengenakan piyama mini berwarna merah muda. Arsha menatap Ziva dari atas hingga bawah. Selimut Ziva tersibak hingga menampakkan kaki jenjangnya yang nampak mulus menggoda membuat Arsha menelan salivanya. Matanya dimanjakan dengan pemandangan di depan matanya.
Tubuhnya seketika menjadi panas dingin sementara nafasnya naik turun menahan gejolak yang memuncak hingga ubun-ubun.
Tiba-tiba Ziva terbangun spontan membuat Arsha yang berdiri mengamatinya menjadi salah tingkah.
"Aduh ... jam berapa ini bisa telat aku." Ziva melompat dari ranjangnya dengan cepat membuat Arsha yang saat itu hendak keluar dari kamar Ziva malah ditabrak dari arah belakang hingga keduanya terjatuh dilantai dengan posisi Ziva berada diatas tubuh Arsha. Sebenarnya saat itu Arsha ingin menghindar tapi karena Ziva tidak menyadari keberadaannya langsung ditabrak begitu saja.
"Aw," pekik Ziva.
Tubuh Arsha yang jatuh lebih dulu membuat Ziva tidak terlalu merasakan sakit tapi tetap saja berteriak kesakitan.
"Kamu tidak apa-apa?" Arsha langsung bangun dan membantu Ziva turun dari atas tubuhnya.
"Maaf Kak, Ziva nggak sengaja tapi kenapa Kak Arsha ada di kamar Ziva?" Ziva langsung berdiri menyadari tubuhnya masih berada dipangkuan Arsha.
Tanpa menunggu jawaban Arsha, Ziva langsung berlari menuju kamar mandi menyadari dia akan terlambat jika terus mengobrol.
Arsha duduk di tepi ranjang menarik nafas panjang berusaha menstabilkan jantungnya yang masih berdegup kencang.
Beberapa menit kemudian Ziva keluar dari kamar mandi dengan rambut basah serta handuk melingkar menutupi tubuhnya. Arsha yang melihat Ziva kembali menelan salivanya.
"Maaf Kak Arsha, Ziva lupa membawa baju ganti. Bisa Kak Arsha keluar," pinta Ziva.
"Aku mau tetap disini dan melihatmu berganti baju," batin Arsha. Kata-kata itu hampir saja tak bisa ditahannya tapi untungnya dia bisa mengendalikannya.
"Kak Arsha!" Ziva memekik kesal karena tidak mendapat respon dari Arsha dan lebih kesalnya lagi pria itu malah terlihat melamun.
Arsha pun tersentak kaget karena teriakan Ziva.
"Oh, Kak Arsha akan keluar."
Arsha melangkah keluar kemudian Ziva menutup pintu kamarnya kasar.
"Ck, bisa gila aku kalau setiap hari begini, punya bini tapi nggak bisa diapa-apain," batin Arsha. Ia nampak kesal menghembuskan nafasnya kasar.
.
.
Perjalanan ke sekolah Ziva memakan waktu sekitar 15 menit. Mobil Arsha berhenti tepat di depan gerbang sekolah Ziva.
"Nanti kamu pulang sendiri ya, Kak Arsha harus kerja paling sore Kak Arsha pulang." Pesan Arsha memberikan access code ke Ziva sebelum istrinya itu keluar dari mobil.
Ziva membuka pintu mobil bersiap turun setelah mengambil access code dari Arsha.
"Ziva tunggu!"
"Ada apa Kak?" Ziva melirik ke Arsha.
"Ini ambil." Arsha menyodorkan selembar uang seratus ribuan.
"Banyak amat Kak." Ziva melirik uang itu dan mengembalikannya kerena itu terlalu banyak menurutnya.
"Sudah ambil aja buat jajan kamu." Arsha menaruh uang itu di saku baju Ziva
"Makasih Kak Arsha." Ziva menyunggingkan senyuman lebar lalu keluar dari mobil melambaikan tangannya
"Bye Kakak."
Mobil Arsha kembali melaju menuju kantornya.
Ziva berlari masuk gerbang menuju kelasnya karena bel sekolah berbunyi menandakan kelas segera dimulai. Murid-murid pun segera memasuki kelas masing-masing.
***
Sekitar pukul 2 siang murid-murid berhamburan meninggalkan sekolah.
Ziva dan sahabatnya Keyla, Nara dan Medina berjalan beriringan menuju gerbang sekolah
Tiba-tiba ponsel ziva berdering.
"Iya Kak" ~ Ziva.
"Va segera pulang, Kak Arsha menjemputmu mungkin sudah di depan sekolahmu."~Zacky.
"Tadi Kak Arsha bilang nggak bisa jemput aku dan menyuruhku pulang sendiri kok."~ Ziva.
"Sudah jangan banyak bicara, Kak Arsha nungguin Kamu."~ Zacky.
"Iya ... iya." ~ Ziva.
Ziva menutup teleponnya.
"Maaf ya, gue nggak bisa pulang bareng kalian. Kakak gue dah jemput di depan." Ziva mempercepat langkahnya setengah berlari menuju depan sekolahnya
"Yah Ziva nggak seru tahu!" gerutu Keyla.
"Sudah, kan Ziva sudah dijemput kakaknya nanti kakaknya marah." Medina memberi pengertian.
Keyla mencebikkan bibirnya kesal.
Sementara Ziva segera menghampiri mobil Arsha dan segera masuk.Tanpa membuang waktu Arsha melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu.
"Kak Arsha sudah pulang kerja?" tanya Ziva mencoba mencairkan suasana canggung itu.
"Pekerjaanku sudah selesai jadi aku bisa pulang cepat dan menjemputmu," jelas Arsha.
Saat diperjalanan Ziva mencuri pandang beberapa kali melirik wajah Arsha.
Pria setampan Arsha siapa sanggup menolak. Hidung yang mancung di tambah mata elangnya serta pembawaannya yang tenang dan ramah semakin menambah nilai plusnya. Postur tinggi dan kulit yang putih. Dialah Arshaka Attarazka pria idaman gadis-gadis tapi sayang pria itu sekarang sudah beristri.
"Ziva kamu mau langsung pulang atau kemana dulu?" Arsha melirik Ziva yang masih fokus menatapnya tanpa berkedip.
"Ziva!" serunya lagi.
"Hah." Ziva tersentak kaget juga salah tingkah karena ketahuan mengagumi pria dibelakang kemudi itu.
Arsha yang menyadari mulai mendapat perhatian dari Ziva hanya tersenyum dan tidak melanjutkan pertanyaannya.
Beberapa menit kemudian mereka telah sampai di apartemen. Ziva langsung masuk ke kamarnya sementara Arsha pergi ke dapur mengecek isi kulkasnya.
Ziva keluar dari kamar dan mencari Arsha ternyata Arsha sedang berada di dapur.
"Kak Arsha sedang apa?" tanya Ziva.
Arsha menutup kulkasnya dan berdiri menatap Ziva.
"Kak Arsha akan masak untuk makan kita." Arsha mengeluarkan beberapa bahan masakan dari kulkas.
"Kak Arsha bisa masak?" tanya Ziva.
"Bisa tapi masak yang gampang-gampang. Tunggu disini Kak Arsha ganti baju dulu!" Arsha melangkah menuju kamarnya.
Beberapa menit kemudian Arsha kembali dengan baju santai.
Arsha mengeluarkan 2 butir telur dan beberapa potong Frozen food kemudian menggorengnya lalu menyajikannya diatas piring dan meletakkannya di meja ruang tamu sekaligus ruang makannya. Ziva mengekor dibelakang Arsha.
"Ziva duduk! Kak Arsha akan mengambil nasi dan sambal dulu," pinta Arsha.
Ziva duduk dan menyalahkan tv.
Setelah beberapa lama Arsha kembali membawa 2 piring nasi dan sebotol sambal.
"Ayo makan Va." Arsha duduk di samping Ziva.
Ziva segera melahap makanan yang ada di depannya karena perutnya memang lapar.
Setelah selesai membereskan meja dan mencuci piring Ziva mencari keberadaan Arsha yang ternyata sedang di balkon dan tengah fokus di depan laptopnya .
"Makasih Kak untuk makanannya, Ziva ke kamar dulu ya." Ziva melangkah pergi menuju kamarnya.
"Hanya itu yang kamu sampaikan Va, bisakah kamu sedikit memujiku," ucap Arsha lirih. Batinnya sedikit kesal karena Ziva amat sangat cuek.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Tapi aku masih tertanya2 motof Arsha menikahi Ziva..
2024-02-15
0