Selepas Sholat Isya Rena menyiapkan makan malam untuk Abi nya. Semenjak di tinggal Almarhumah Umi nya Rena lah yang memasak serta menyiapkan makanan.
" Abi mari makan. Makanan sudah Rena siapkan."
" lauk kesukaan Abi ada kan?" Tanya Abi nya dengan nada bercanda.
Lauk kesukaan Abi Rena adalah ikan lele. Beliau tidak mau makan jika lauk nya bukan ikan lele. Bukan karena tidak bersyukur akan nikmat yang di berikan Allah SWT. Melainkan itu memang sudah menjadi kebiasaan nya dari kecil.
" Ada dong Abi...Masa Rena bisa lupa lauk kesukaan Abi. Kan tiap hari Rena masakin."
Ujar Rena di balik senyuman di bibir nya yang tertutup cadar. Rena tau Abi nya hanya bercanda saja.
"Rena makan di kamar dulu ya Abi."
"Iya jangan lupa bawa air nya."Jawab Abi nya.
Sudah menjadi kebiasaan Rena kalo makan di dalam kamar. Semenjak Rena mengunakan cadar saat lulus SMP. Dia tidak pernah lagi memperlihatkan kan Wajah nya sama Abi nya dan Abi nya tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Malahan dia senang Putri nya sudah tumbuh menjadi Wanita yang bisa menjaga aurat nya.
Baru saja selesai makan terdengar suara para Santri di luar. Mereka berkumpul karena ada Mobil Ferrari Kuning memasuki pondok Pesantren.
"Rena..." Panggil Abi nya dari Ruang makan.
"Iya Abi' Ini baru selesai makan. Sambil membawa Piring kotor dari dalam Kamar nya."
" Abi panggil Rena?"
"Iya! Coba lihat dulu di luar. Soalnya anak - anak sedang ribut. Jangan - jangan ada yang berkelahi." Kata Abi nya.
Rena pun segera keluar.
Betapa kaget nya dia melihat Mobil yang sangat dia kenali. Tak berselang lama Rena masuk kembali kedalam lalu mengatakan.
"Ada tamu di depan Bi... "
"Siapa tamu yang datang malam begini. Sampai bikin para Santri gaduh di luar?" Kata Abi Rena.
Karena setahu Abi nya, Dia tidak ada janjian dengan siapa - siapa.
"Itu Dosen Rena Abi! Rena lupa memberi tahu Abi kalo dia mau datang lepas Sholat Isya. Abi tidak marah kan...?" Jawab Rena dengan suara lirih.
"Mana mungkin Abi bisa marah sama kamu.Abi tidak punya tenaga untuk melakukan hal itu. Suruh tamu kamu masuk." Jawab Abi nya dengan mengusap kepala Putri kesayangan nya.
Sebelum Rena balik arah tiba - tiba ada sahutan dari luar Ruangan.
" Assalamu'alaikum."
Terdengar suara Usman mengucapkan salam sambil di susul Vikal di belakang nya.
" Waalaikum'salam." Jawab Rena bersamaan dengan Abi nya.
" Silahkan duduk Pak." Kata Abi dengan suara yang ramah.
" Iya Pak." Jawab Vikal sambil duduk dan di ikut oleh Usman.
Tampak cemberut di wajah nya Usman. Dia tahu maksud kedatangan Vikal, Walaupun Vikal belum mengatakan maksud kedatangan nya.
"Tampak Rena membawa tiga cangkir teh untuk mereka.
"Di minum dulu Pak' Bang." Kata Rena sambil ikut duduk.
"Mereka berempat duduk saling berhadapan.
Rena duduk di samping Abi nya dengan memandang ke bawah.
"Perkenalkan Pak' Saya Vikal Dosen Rena di Kampus." Kata Vikal memulai pembicaraan.
"Maksud kedatangan saya kemari mau melamar Rena jika Bapak mengijinkan." Kata Vikal menjelaskan tujuannya.
Tampak Usman meremas tangan nya karena tidak rela ada yang memiliki Rena.
"Begini Nak Vikal' Apa bisa Bapak bertanya?"
" Boleh Pak."Jawab Vikal penuh percaya diri.
Karena yang dia tahu biasanya Orang tua Perempuan akan menanyakan tentang pekerjaan dan usaha yang sudah di miliki oleh calon yang akan menjadi menantu nya.
"Apa kira - kira yang menjadi motivasi Nak Vikal' sehingga mau melamar Putri saya." Kata Abi Rena dengan senyum yang ramah."
"Saya sudah bisa mandiri Pak' Punya pekerjaan tetap, Dan juga punya usaha sampingan." Jawab Vikal dengan penuh percaya diri.
Sementara Usman tampak senang setelah mendengar jawaban yang di berikan oleh Dosen Rena tersebut. Dia yakin 100% itu adalah jawaban yang salah. Karena calon Suami Rena yang pernah datang melamar telah memberikan jawaban yang sama sehingga sudah pasti di tolak.
Rena hanya bisa menarik nafas karena pikiran dia dan Usman sama.
"Begini Nak Vikal' Bapak bukan nya tidak percaya kamu bisa bisa membahagiakan Rena Putriku. Namun Bapak belum puas dengan jawaban kamu."
"Bapak harap kamu tidak marah dan menerima keputusan dari Bapak. Kamu adalah calon Suami yang di idamkan para Orang tua perempuan. Tidak susah bagi kamu mendapatkan jodoh di luar sana."
"Bapak mendoakan, Semoga kamu segera mendapatkan jodoh kamu." Jawab Abi dengan suara lembut.
Sontak jawaban dari Abi Rena membuat Vikal lemas. Badan nya seperti berat untuk di gerakan.
Tenggorokan nya terasa kering setelah mendengar jawaban dari Abi Rena. Pupus sudah kepercayaan yang ada di dalam dirinya. Padahal dia yakin langsung di terima.
"Apa Bapak sudah yakin dengan keputusan Bapak?"
Tanya Vikal dengan masih tidak percaya.
"Keputusan Bapak sudah bulat Nak Vikal."
"Bapak harap kamu Ikhlas menerima nya, Dan jangan melampiaskan kekecewaan mu terhadap Rena Putri ku. Karena dia tidak bersalah apa - apa. Maafkan Bapak kalau jawaban Bapak sudah mengecewakan Hati kamu."
"Semoga setelah pertemuan ini, Kamu tidak membenci Rena.
Akhirnya Vikal bisa bersuara setelah mendengar apa yang di katakan Abi Rena.
"Saya adalah Laki - laki yang mempunyai Adik Perempuan dan di lahir kan dari rahim seorang Perempuan Pak.
"Jawaban dari Bapak Insya Allah tidak akan menjadikan saya jadi benci sama Rena. Karena saya sangat mencintai Rena."
"Tidak pernah terlintas sedikitpun di Hati saya untuk membenci Rena. Bahkan setelah mendengar jawaban dari Bapak." Kata Vikal dengan air mata yang tertahan di matanya."
"Sungguh besar Hati mu Nak' Semoga kamu selalu dalam lindungan Allah SWT." Abi Rena berdiri sambil mengusap pundak Vikal.
Sementara Rena hanya tertunduk diam membisu, Tanpa terasa air mata nya jatuh membasahi pipi nya. Dia sedih bukan karena Vikal di tolak jadi Suaminya. Namun karena kata - kata yang tadi di ucapkan Vikal.
"Kalau begitu saya permisi Pak. Terima kasih karena Bapak sudah menerima kedatangan saya. Walaupun saya tidak di terima." Kata Vikal sambil mencium tangan Abi nya Rena.
Usman pun mengantar kan Vikal keluar. Sementara Rena langsung berjalan ke arah kamar tanpa mengantarkan Vikal yang sudah datang melamarnya.
"Rena." Panggil Abi nya.
" Iya Abi."
Maafkan Abi ya nak. Apa kah kamu marah dengan keputusan Abi?" Tanya Abi nya sambil memeluk Putri nya.
"Kamu menangis?" Tanya Abi nya lagi.
"Tidak Abi."
"Rena hanya sedih mendengar ucapan Vikal tadi. Rena percaya penuh sama Abi. Rena tahu Abi pasti mencarikan Suami yang terbaik buat Rena."
Jawab nya dengan suara yang pelan.
"Terima kasih karena kamu tidak membenci Abi.Terima kasih karena kamu masih percaya sama Abi. Rena tahu tidak setiap hari Abi selalu Sholat Istikharah." Kata Abi nya menenangkan sang putri.
Dia tidak mau Rena sedih akan keputusan nya.
"Untuk apa Abi. Kan Sholat Istikharah di lakukan untuk menentukan suatu pilihan di kala kita bimbang?" Tanya Rena dalam pelukan Abi nya.
"Sholat Istikharah itu bukan hanya untuk menentukan pilihan. Namun manfaatnya tidak hanya itu. Dan Abi melakukan itu karena Abi meminta petunjuk sama Allah SWT agar bisa menemukan calon Suami kamu. Supaya Abi tidak salah memilih."
Kata Abi dengan suara lembut nya.
Rena langsung melepaskan pelukan Abi nya lalu mengucapkan.
"Terima kasih ya Abi. Semoga Abi selalu di berikan kesehatan dan selalu di lindungi oleh Allah SWT."
Tampak senyum di wajah nya karena mendengar perkataan Abi nya.
"Rena tidur dulu ya Abi. Assalamu'alaikum." Sambil masuk ke dalam kamarnya.
"Waalaikum salam. Semoga Allah SWT selalu melindungi mu Nak."
Di dalam kamar Rena mulai memejamkan matanya dan tidak lupa dia berdoa.
"Ya Allah Ampunilah dosa - dosa Hamba. Dan dosa kedua Orang tua Hamba. Serta berikan petunjuk mu dalam doa Abi Hamba Amin."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments