Bab 2 Hujan dan Hijau

Rena akhirnya tiba di Rumah Sakit. Dia langsung mengambil Handphone dan menelpon Abang nya.

"Assalamu'alaikum Bang' Abi sekarang di ruangan mana? Kondisi Abi bagaimana?"

Tanya Rena dengan nada pelan namun dalam kepanikan. Rena takut terjadi hal buruk yang akan menimpa Abi nya.

Takut terjadi seperti apa yang di alami Uminya waktu berada dalam kondisi kritis dan pada akhirnya meninggalkan dia.

"Waalaikum salam' Abi sekarang lagi di ruangan UGD. Kamu yang tenang ya dik. Dokter sedang memeriksa keadaan Abi soalnya sampai sekarang Abi belum sadarkan diri." Jawab Usman.

Air mata yang tadi mulai sedikit kering, tiba - tiba membasahi pipi nya dan kini keluar tanpa henti.

"Ya Allah selamat kan lah Abi. Hamba belum sanggup menerima cobaan ini."

Doa Rena dalam tangis nya. Belum sembuh kerinduan pada Almarhumah Umi nya, Kini Rena harus berhadapan dengan kondisi Abi nya yang lagi kritis.

***

Di Halte.

Klakson Mobil berbunyi membangun kan Awan yang sedang melamun sambil memeluk Tas Laptop dengan kedua tangannya.

Raka segera keluar Mobil dan menyuruh Awan agar segera masuk Mobilnya.

Raka tampak heran melihat sahabat nya yang memeluk erat Tas Laptop berwarna Hijau dengan gambar motif Bunga. Raka paling tahu hal apa yang paling tidak di sukai oleh sahabat nya ini. Salah satu nya adalah warna Hijau.

"Kamu kayak habis di rampok saja Wan' Baju kamu basah dan kusut begitu."

"Tanya Raka penuh dengan keheranan."

"Eh anu...Aku tadi habis mengejar pencuri yang ambil Laptop ini." Jawab Awan kebingungan.

"Terus kenapa Laptopnya nya masih ada sama kamu. Kenapa tidak di kembalikan ke yang punya?"

Tanya Raka sambil terus mengemudikan Mobil.

"Orang nya sudah pergi Rak." Kata Awan lesu.

"Kamu salah minum Obat ?"

Raka paling tahu sifat sahabat nya. Awan tidak mungkin bela-belain mengejar pencuri di tengah Hujan deras seperti ini. Apalagi Raka tau kalau Awan sangat anti dengan nama nya Hujan.

Ya warna Hijau dan Hujan adalah dua hal yang sangat di benci oleh Awan. Raka sendiri tidak tau kenapa sahabat nya ini sangat membenci dua hal itu.

Dan kini Raka melihat dua hal itu Awan lakukan di depan mata nya sendiri. Padahal mereka pernah bertengkar hebat gara - gara Raka pernah menarik Awan basah - basahan di Hujan. Hanya untuk merayakan hari kelulusan mereka sewaktu SMA.

Namun itu membuat Awan marah sehingga Bibir Raka basah karena pukulan Awan. Dan akhirnya mereka saling adu jotos sampai - sampai Kepala Sekolah dan Satpam turun tangan memisahkan mereka berdua.

Untuk yang warna Hijau Raka melihat sendiri Awan membentak Wanita di Kantor nya karena, memberikan Awan Bunga yang serba Hijau di Meja nya Awan.Padahal Wanita itu hanya ingin menunjukkan perhatian nya.

Namun yang di dapat bukan nya pujian melainkan bentakan. Sejak saat itu Awan di juluki Manager galak di Kantor dan tidak ada satu pun Wanita di sana yang berani menunjukan batang Hidung mereka di depan Awan.

***

Tiba - tiba Handphone Awan berbunyi.

"Selamat malam apa ini dengan Bapak Setiawan Putra?"

"Iya Pak' Saya Setiawan putra."

"Apa Bapak bisa ke Kantor saya sekarang?"

Setelah cukup lama mereka berdua berbicara Awan pun berbicara.

"Rak' Putar balik."

Wajah awan tiba - tiba langsung berubah merah setelah berbicara dengan seseorang di telpon tadi. Raka yang melihat perubahan pada wajah Awan segera memutar balik Mobil nya.

***

Di Rumah Sakit.

Rena masih tidak percaya dengan apa yang di alami oleh Abi nya dia masih diam dalam tangis nya. Andai saja dia tidak memakai cadar mungkin semua Orang akan dapat melihat mata nya yang sudah bengkak akibat air mata yang terus mengalir di kedua bola matanya.

Mereka bertiga menunggu hasil dari pemeriksaan, di depan Pintu. Karena belum ada yang di persilahkan masuk. Sementara Ayah Usman sedang berada di Kantor Polisi.

Setelah empat jam menunggu Dokter akhirnya keluar.

"Abi saya bagaimana Dokter?"

Usman langsung bertanya karena dia tahu Rena tidak akan bertanya jika yang di hadapan nya seorang Lelaki yang bukan Muhrim nya.

Dokter pun berkata.

"Pasien masih dalam keadaan koma. Setelah adanya benturan paska kecelakaan yang di alami. Satu lagi yang harus saya katakan, Pasien membutuh kan donor Ginjal. Karena saya tidak yakin apakah pasien bisa bertahan dengan satu Ginjal saja. Ginjal Pasien yang satu nya rusak akibat benturan keras. Semoga Pasien masih bisa di selamat kan. Saya hanya bisa berusaha dan semua tergantung kepada Sang Maha Pencipta."

Kata Dokter itu menjelaskan.

Rena pingsan di pelukan Umi nya Usman. Dia tidak kuat mendengar apa yang di katakan oleh sang Dokter.

"Saya siap mendonor kan Ginjal saya Dokter. Apapun akan saya lakukan asal Abi bisa sembuh."

Usman tidak bisa melihat Adik yang begitu dia sayangi harus menderita yang kedua kalinya.

"Baiklah nanti kita periksa apakah Ginjal nya cocok dengan Pasien. Kalau begitu saya permisi dulu."

"Terima kasih banyak Dokter." Kata usman.

Rena di bawa ke ruang yang satu nya. Perawat di sana memberikan suntikan Obat penenang, Agar Rena bisa beristirahat dulu. Umi Usman sengaja meminta hal itu pada Perawat karena dia juga tidak tega melihat keponakan yang sudah di anggap Anaknya sendiri harus merasakan cobaan yang berat baginya.

***

Di Kantor Polisi.

"Terima kasih Nak' Saya bersyukur bisa bertemu dengan Orang sebaik Kamu. Semoga Allah selalu melindungi dan menjaga kamu Nak."

Akbar memeluk Pria itu dan mengatakan.

"Sungguh Maha besar Allah, Karena telah menurun kan penghuni Surga berjalan di atas Bumi yang penuh dengan dosa ini."

Tidak lama kemudian Handphone di sakunya berdering.

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikum Salam! Ada apa Umi?"

"Bagaimana keadaan di sana Pak."

"Alhamdulillah Umi' Aba bertemu dengan penghuni Surga."

"Subhanallah Aba."

"Bagaimana keadaan Jafar dan Rena Umi."

"Rena pingsan Aba' SedangkanJafar masih koma. Dokter bilang Jafar butuh donor Ginjal."

"Innalilahi wa inna ilaihi rojiuun' Sudah dulu ya Umi, nanti Aba menyusul ke sana. Jangan lupa bilang sama Usman agar dia balik dulu ke Pondok. biar Aba sama Umi yang jaga Rena sama Abi nya di sini."

"Iya Aba' Usman lagi di periksa Dokter. Kalau Ginjal nya cocok. Dia mau mendonorkan Ginjal nya untuk Jafar."

"Iya Umi insha Allah cocok. Kalau tidak cocok biar nanti Aba juga sekalian di periksa."

"Iya Aba' Assalamu'alaikum."

"Waalaikum Salam."

"Ada apa Pak' Saya dengar Bapak tadi mengucapkan Innalilahi wa inna ilaihi rojiuun? Mohon maaf sebelumnya. Saya tidak punya maksud apa - apa." Kata pria itu.

"Iya Nak! Adik Bapak yang di Rumah Sakit butuh donor Ginjal. Itu yang membuat saya bingung. Bapak permisi dulu Nak' Terima kasih karena kamu tidak menuntut Adik saya. Assalamu'alaikum."

"Waalaikum salam." Jawab pria itu sambil tersenyum.

***

Di Rumah sakit.

Setelah di cek ternyata Ginjal Usman dan Aba nya tidak cocok dengan Pasien. Usman sudah pulang ke pondok karena di suruh oleh Aba nya.Sebenarnya dia tidak tega meninggal kan Rena yang masih tertidur. Namun dia tidak berani membantah perintah Umi dan Aba nya.

"Ya Allah Umi' Aba tidak tau harus mencari dimana Ginjal nya."

"Umi juga pusing Aba! Kasian Rena dan jafar. Ya Allah ringan kan beban kami." Kata Istri Akbar sambil berdoa.

Seorang perawat akhirnya masuk ke dalam ruangan tempat Rena berbaring.

"Keluarga Pasien atas nama Bapak Jafar?" Panggil seorang perawat.

"Iya Sus' Saya Kakaknya."

"Mari Pak' Dokter meminta pihak keluarga menanda tangani Surat persyaratan Operasi. Karena Operasi nya segera di laksanakan setengah jam lagi."

Akbar dan istrinya saling bertatap muka mereka pasrah apa yang akan terjadi.

"Ginjal nya sudah tidak di perlukan lagi Suster?" Tanya Akbar heran.

Dengan senyum yang ramah Perawat itu mengatakan.

"Ginjal nya sudah ada, Kebetulan ada yang mendonorkan Ginjal nya. Dan Alhamdulillah cocok dengan Ginjal nya Pasien. Dengan syarat dia tidak mau memberikan identitas nya."

"Akbar langsung melaksanakan sujud Syukur di ruangan itu. Sedangkan Istri nya langsung memeluk Rena yang masih tertidur akibat Obat bius yang di berikan oleh Perawat tadi.

Walaupun Rena tertidur dengan mengunakan cadar namun kecantikan nya tetap terpancar melalui cadar nya.

Operasi Ginjal pun selesai dan berhasil.

Setelah 3 Minggu di rawat di Rumah Sakit. Abi Rena sudah di perbolehkan pulang oleh Dokter. Rena sudah kembali kuliah lagi. Dia bahkan sering pulang cepat di banding kan sebelum kecelakaan Abi nya. Rena selalu pulang cepat karena masih mengkhawatirkan kondisi Abi nya.

Walaupun pada kenyataannya Abi nya sudah kembali mengajar seperti biasa.

Terpopuler

Comments

Omah Jasmine

Omah Jasmine

mampir

2022-05-03

1

ATIN Supriatin

ATIN Supriatin

masih nyimak

2022-04-24

1

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

awal ceritanya bagus, tidak bertele tele

2022-04-24

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Wanita bercadar
2 Bab 2 Hujan dan Hijau
3 Bab 3 Kalimat yang Misterius
4 Bab 4 Bos yang Aneh
5 Bab 5 Vikal Dosen Tampan
6 Bab 6 Detak Jantung Rena
7 Bab 7 Perasaan itu Muncul Lagi
8 Bab 8 Sebagian masa lalu Awan
9 Bab 9 Tugas kelompok
10 Bab 10 Hanya Rindu
11 Bab 11 Keputusan yg di paksakan
12 Bab 12 Belajar Mengaji
13 Bab 13 Cemburu
14 Bab 14 Rena pingsan
15 Bab 15 Hadiah
16 Bab 16 Kedatangan Tamu
17 Bab 17 kejujuran Hati
18 Bab 18 Ketahuan
19 Bab 19 Manager Polos
20 Bab 20 Musibah Membawa Berkah
21 Bab 21 Bahagia Karena Memaafkan
22 Bab 22 Sang Pahlawan
23 Bab 23 Hafalan Surah Pendek
24 Bab 24 Gaji Untuk Dawa
25 Bab 25 Surprise untuk Dewi
26 Bab 26 Ungkapan Isi Hati
27 Bab 27 Tiga Surah Pendek
28 Bab 28. Lanjut Chating
29 Bab 29 Permintaan Di Terima
30 Bab 30 Lamborghini Hijau
31 Bab 31 Perasaan Dewi yang Sebenarnya
32 Bab 32 Kecewa
33 Bab 33 Kabar Duka
34 Bab 34 Koma
35 Bab 35 Wisuda
36 Bab 36 Teriakan Afya
37 Bab 37 Petunjuk Kedua Dalam Mimpi
38 Bab 38 Pertemuan Rena dan Afya
39 Bab 39 Bahagia yang Tertutupi Kesedihan
40 Bab 40 Ciuman pertama Rena
41 Bab 41 Ibu Pimpinan
42 Bab 42 Ketakutan Pak Karni
43 Bab 43 Sebuah Saran
44 Bab 44 Kehilangan Sopan Santun
45 Bab 45 Informasi Untuk Raka
46 Bab 46 Selimut Tidur
47 Bab 47 Maria Garcia
48 Bab 48 Mereka Lagi
49 Bab 49 Kepergian Mendadak
50 Bab 50 Nasehat Untuk Awan
51 Bab 51 Motif Balas Dendam
52 Bab 52 Jalan Berdua
53 Bab 53 Titipan Untuk Pak David
54 Bab 54 iPhone 13 Pro Max
55 Bab 55 Rumah
56 Bab 56 Uang Perawatan
57 Bab 57 Ipar yang Arogan
58 Bab 58 Janji yang Di Ingkari
59 Bab 59 Tampak Berbeda
60 Bab 60 Obsesi
61 Bab 61 Sesuatu Yang Berharga
62 Bab 62 Hukuman
63 Bab 63 Pernikahan
64 Bab 64 Hamil
65 Bab 65 Kepergian Rena
66 Bab 66 Di Usir
67 Bab 67 Akting
68 Bab 68 Mudah Emosi
69 Bab 69 Akhirnya Mengerti
70 Bab 70 Tak Kunjung Datang
71 Bab 71 Aib Yang Dijaga
72 Bab 72 Kesalahan Terbesar
73 Bab 73 Minta Maaf
74 Bab 74 Susu Ibu Hamil
75 Bab 75 Candaan Tiga Wanita
76 Bab 76 Surga Yang Diharamkan
77 Bab 77 Gengsi
78 Bab 78 Hutang
79 Bab 79 Hadiah Dari Mama
80 Bab 80 Sky
81 Bab 81 Patah Hati
82 Bab 82 Penutup
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1. Wanita bercadar
2
Bab 2 Hujan dan Hijau
3
Bab 3 Kalimat yang Misterius
4
Bab 4 Bos yang Aneh
5
Bab 5 Vikal Dosen Tampan
6
Bab 6 Detak Jantung Rena
7
Bab 7 Perasaan itu Muncul Lagi
8
Bab 8 Sebagian masa lalu Awan
9
Bab 9 Tugas kelompok
10
Bab 10 Hanya Rindu
11
Bab 11 Keputusan yg di paksakan
12
Bab 12 Belajar Mengaji
13
Bab 13 Cemburu
14
Bab 14 Rena pingsan
15
Bab 15 Hadiah
16
Bab 16 Kedatangan Tamu
17
Bab 17 kejujuran Hati
18
Bab 18 Ketahuan
19
Bab 19 Manager Polos
20
Bab 20 Musibah Membawa Berkah
21
Bab 21 Bahagia Karena Memaafkan
22
Bab 22 Sang Pahlawan
23
Bab 23 Hafalan Surah Pendek
24
Bab 24 Gaji Untuk Dawa
25
Bab 25 Surprise untuk Dewi
26
Bab 26 Ungkapan Isi Hati
27
Bab 27 Tiga Surah Pendek
28
Bab 28. Lanjut Chating
29
Bab 29 Permintaan Di Terima
30
Bab 30 Lamborghini Hijau
31
Bab 31 Perasaan Dewi yang Sebenarnya
32
Bab 32 Kecewa
33
Bab 33 Kabar Duka
34
Bab 34 Koma
35
Bab 35 Wisuda
36
Bab 36 Teriakan Afya
37
Bab 37 Petunjuk Kedua Dalam Mimpi
38
Bab 38 Pertemuan Rena dan Afya
39
Bab 39 Bahagia yang Tertutupi Kesedihan
40
Bab 40 Ciuman pertama Rena
41
Bab 41 Ibu Pimpinan
42
Bab 42 Ketakutan Pak Karni
43
Bab 43 Sebuah Saran
44
Bab 44 Kehilangan Sopan Santun
45
Bab 45 Informasi Untuk Raka
46
Bab 46 Selimut Tidur
47
Bab 47 Maria Garcia
48
Bab 48 Mereka Lagi
49
Bab 49 Kepergian Mendadak
50
Bab 50 Nasehat Untuk Awan
51
Bab 51 Motif Balas Dendam
52
Bab 52 Jalan Berdua
53
Bab 53 Titipan Untuk Pak David
54
Bab 54 iPhone 13 Pro Max
55
Bab 55 Rumah
56
Bab 56 Uang Perawatan
57
Bab 57 Ipar yang Arogan
58
Bab 58 Janji yang Di Ingkari
59
Bab 59 Tampak Berbeda
60
Bab 60 Obsesi
61
Bab 61 Sesuatu Yang Berharga
62
Bab 62 Hukuman
63
Bab 63 Pernikahan
64
Bab 64 Hamil
65
Bab 65 Kepergian Rena
66
Bab 66 Di Usir
67
Bab 67 Akting
68
Bab 68 Mudah Emosi
69
Bab 69 Akhirnya Mengerti
70
Bab 70 Tak Kunjung Datang
71
Bab 71 Aib Yang Dijaga
72
Bab 72 Kesalahan Terbesar
73
Bab 73 Minta Maaf
74
Bab 74 Susu Ibu Hamil
75
Bab 75 Candaan Tiga Wanita
76
Bab 76 Surga Yang Diharamkan
77
Bab 77 Gengsi
78
Bab 78 Hutang
79
Bab 79 Hadiah Dari Mama
80
Bab 80 Sky
81
Bab 81 Patah Hati
82
Bab 82 Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!