Bab 3 Kalimat yang Misterius

Langit begitu cerah ketika memasuki waktu Sholat Ashar.

"Assalamu'alaikum''

Ucap Rena ketika memasuki Rumahnya.

"Waalaikum Salam''

Jawab Abi nya dari dalam.

"Jam begini kok sudah pulang Nak?"

Tanya Abi nya.

Karena biasanya Rena pulang Kampus bukan seperti pada jam biasanya.

"Kamu tidak usah lagi mengkhawatirkan kondisi Abi, lagian ini kan sudah satu setengah Tahun. Abi sudah tidak apa - apa."

Kejadian satu setengah Tahun lalu yang membuat Abi nya dalam kondisi kritis memang masih membekas di Hati Rena. Dia masih saja mengkhawatirkan kondisi Abi nya.

"Itu kan memang kewajiban Rena Abi. Lagian kan tugas di Kampus sudah selesai jadi buat apa Rena lama - lama di Kampus. Mending Rena pulang dan mengurus Abi."

Jawab Rena dengan senyum di balik cadar nya.

"Cepat mandi lalu siap - siap karena nanti habis Sholat Ashar Abi akan melaksanakan tanya jawab di Aula bersama Santri. Abi minta tolong nanti kamu yang menyiapkan minuman dan kue nya. Nanti Abi panggil Dara sama Sisil buat bantu Kamu."

"Iya Abi...Rena siap - siap dulu. Soalnya sudah Azan Ashar." Jawab Rena

Sambil menuju Kamar yang hanya bersebelahan dengan Kamar Abi nya. Ruangan yang kecil terdiri dari Dapur, Ruang makan, Ruang tamu dan dua Kamar dengan ukuran yang minimalis.

Memang setiap akhir bulan Abi nya Rena bersama Aba nya Usman selalu melaksanakan tanya jawab, Bersama para Santri di Aula pondok Pesantren, Yang di kelola nya bersama Kakak nya Akbar.

Bulan ini sebenarnya tugas nya sang Kakak yang akan melaksanakan tanya jawab bersama para Santri.Namun Kakak nya sekarang lagi berada di Mesir karena ada suatu urusan.

Dia pergi bersama Istri nya dan belum tahu kepastian kapan balik ke Indonesia. Jadi selama Kakaknya berada di sana, Abi Rena lah yang mengisi jadwal sampai kepulangan Kakaknya.

***

Aula Pesantren.....

Semua Santri sudah berkumpul di Aula.

Abi Rena membuka pertemuan dengan mengucap kan.

"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

AlhamdulillahiRabbil Aalamiin' Wassholatu Wassalamu Ala Isyrofil Anbiyaa I Wamursaliin Wa Alaa Alihi Washohbihii Ajma inn Amma'Badu."

"Dengan mengucap Bismillah pertemuan tanya jawab kita mulai. Siapa yang mau bertanya lebih dulu di persilahkan."

Kata Abi Rena menutup pembicaraan nya.

Ini bukanlah sesi tanya jawab yang membahas tentang Politik ataupun mata pelajaran yang biasa di pelajari oleh para Santri dan Santriwati di Kelas.

Namun ini adalah pertanyaan bebas mengenai apa yang ada di benak para Santri dan Santriwati. Entah itu tentang cinta, Masa depan ataupun tentang persahabatan. Selama pertanyaan itu tidak ke arah yang Negatif ataupun menyinggung Orang lain maka di perbolehkan.

Abi Rena dan Aba nya Usman memang melaksanakan Program ini, Agar para Santri dan Santriwati nya tidak salah jalan, Ataupun salah mengambil keputusan, Dalam menjalani kehidupan mereka setelah keluar dari pondok ini. Agar kelak mereka tidak hanya memiliki ilmu Agama melainkan Ilmu tentang kehidupan yang nanti akan mereka jalani pada nanti nya.

Para Santri dan Santriwati mulai melirik ke sana kemari melihat siapa yang akan bertanya lebih dulu. Ada yang senyum - senyum sendiri dan ada pula yang masih malu untuk bertanya.

Mereka duduk secara terpisah di sebelah kanan ada Usman yang mendampingi santri laki - laki dan di sebelah kiri ada Rena yang mendampingi Santri Perempuan.Sementara Abi nya Rena berada di tengah sambil duduk merapat kan Kaki nya.

Dari arah belakang bagian kanan seorang Santri laki - laki mengangkat tangan nya.

"Assalamu'alaikum Ustadz. Bagaimana cara menilai seseorang yang benar - benar tulus mencintai, Tanpa melihat status kita." Kata Dawa.

Seorang Santri yang paling tampan, Sangat di hormati oleh Santri lainnya. Karena baik akan Akhlak dan tutur bicara nya. Sehingga banyak Santriwati yang menaruh Hati padanya. Namun Dawa seperti belum siap membuka Hati nya karena dia takut akan terluka pada nanti nya.

Sebenarnya ada satu yang Dawa kagumi di antara Santriwati. Namun dia malu akan kondisi Ekonomi keluarga angkat nya. Dawa sebenarnya menyukai Dara namun dia tahu diri makanya dia memendam perasaan nya sendiri.

Dawa hanyalah seorang Anak yang di temukan di pinggir jalan, Oleh pasangan Suami Istri yang kurang mampu. Namun mereka menyayangi nya seperti Anak sendiri. Karena rasa sayang mereka lah Dawa di masukan di pondok Pesantren agar suatu saat nanti Dawa menjadi Anak yang Sholeh dan bisa memaafkan Orang tua kandung yang telah membuang nya.

Sontak para Santriwati merasa bahagia atas pertanyaan yang di ucapan oleh Dawa. Mereka seakan merasa pertanyaan Dawa di tunjukan untuk mereka. Pertanyaan Dawa itu pun tidak luput dari perhatian Santriwati yang bernama Dara. Yang sejak tadi membantu Rena membagikan kue dan minuman untuk para Santri.

Dara tidak bisa membohongi Hati nya, Bahwa dia mencintai Dawa. Namun dia takut jika Dawa tidak menyukai nya. Dia tidak mau patah Hati seperti yang di alami oleh para Santriwati lainnya.

Sudah beberapa dari para Santriwati mengutarakan perasaan nya. Namun Dawa menolak nya secara halus, Agar mereka tidak tersinggung dan sakit Hati. Padahal para Santriwati itu tergolong cantik - cantik. Alasan yang Dawa berikan adalah dia masih Ingin fokus belajar.

Dara adalah Anak bungsu dari pasangan yang berasal dari keluarga kaya. Ayah nya seorang pengusaha batu bara sedangkan Ibunya seorang desainer baju Muslimah. Sementara Kakak nya bekerja bersama Ayahnya. Dara adalah anak kedua dari pasangan Pak Hendra dan juga Ibu Cici. Dara sangat di manjakan oleh Ayah, Ibu dan Kakaknya.

Oleh sebab itu mereka memasukan Dara di pondok Pesantren, Agar Dara tidak salah bergaul, Menjadi Anak Sholehah, Dan berbakti kepada kedua Orang tua nya. Meskipun kedua nya memiliki harta dan usaha yang banyak. Namun mereka tidak pernah menyombongkan apa yang mereka punya. justru mereka sering berbagi dengan orang - orang yang membutuhkan.

Abi Rena tersenyum sambil mengatakan.

"Seseorang yang mencintai dan menyayangi kita Tidak akan pernah membuat kita menderita. Dia akan selalu ada di saat kita susah maupun duka."

"Seseorang yang mencintai dan menyayangi kita,

Tidak akan memandang rendah diri kita. Dia akan selalu berdiri di samping kita, Tanpa malu akan keadaan kita seperti apa."

"Seseorang yang mencintai dan menyayangi kita, Tidak akan menilai dari sisi harta ataupun fisik. Melainkan dia akan selalu menjaga kita, Dari segala hal yang bisa menjauhkan kita dari maksiat. Dan juga dia akan menjaga dirinya dari segala hal yang bisa mengakibatkan dosa."

Setelah satu jam lamanya sesi tanya jawab berlangsung akhirnya selesai juga. Tampak Rena, Dara dan sisil merapikan kembali sisa - sisa makanan dan minuman yang tidak habis di bagi.

Tanpa Rena sadari di pojok kanan ada Usman yang tengah memandangi Rena yang lagi sibuk merapikan sisa makanan dan minuman.

"Seandainya saja kau jadi Istriku. Aku tidak akan pernah membuat kamu terluka dan bersedih lagi."

Kata Usman dalam Hati dengan perasaan yang sakit.

Setelah Sholat Isya Rena tak lupa ke aktivitas nya sebelum tidur. Dia berdoa untuk Almarhumah Umi nya. Kemudian berbaring di tempat tidur. Masih terbayang di pikiran nya tentang Laptop yang pernah di curi waktu itu.

Memang kejadiannya sudah lama. Namun setiap kali Rena mau tidur, Dia tetap tidak bisa melupakan Laptop pemberian Umi nya, Sewaktu Rena pertama kali masuk di Universitas. Bukan karena tidak punya uang untuk membeli nya. Namun kenangan yang tersimpan di dalam nya sangat berarti buat Rena.

Rena mulai memejamkan mata nya. Tidak lupa dia membaca doa sebelum tidur lalu mengusap kan kedua tangan di wajahnya.

***

"Astaghfirullahalazim."

Rena terbangun pada jam dua malam. Dia pun langsung mengambil air Wudhu serta melaksanakan Sholat Tahajjud. Selepas Sholat Subuh Rena masuk kembali ke Kamarnya.Tidak biasanya dia masuk ke Kamar selepas Sholat. Biasanya Rena langsung mengaji. Namun masih terngiang di telinganya soalnya Mimpi semalam yang dia alami.

"Jangan pernah sekali - kali kamu membenci nya. Karena Malaikat pun akan membenci mu, Sekali pun kamu berbakti kepada kedua Orang tua mu."

Ucap seseorang yang wajahnya pun tidak bisa Rena lihat.

Itu hanya sebuah Mimpi, Namun Mimpi itu membuat Rena takut, Kalau seandainya Mimpi itu menjadi kenyataan.

Episodes
1 Bab 1. Wanita bercadar
2 Bab 2 Hujan dan Hijau
3 Bab 3 Kalimat yang Misterius
4 Bab 4 Bos yang Aneh
5 Bab 5 Vikal Dosen Tampan
6 Bab 6 Detak Jantung Rena
7 Bab 7 Perasaan itu Muncul Lagi
8 Bab 8 Sebagian masa lalu Awan
9 Bab 9 Tugas kelompok
10 Bab 10 Hanya Rindu
11 Bab 11 Keputusan yg di paksakan
12 Bab 12 Belajar Mengaji
13 Bab 13 Cemburu
14 Bab 14 Rena pingsan
15 Bab 15 Hadiah
16 Bab 16 Kedatangan Tamu
17 Bab 17 kejujuran Hati
18 Bab 18 Ketahuan
19 Bab 19 Manager Polos
20 Bab 20 Musibah Membawa Berkah
21 Bab 21 Bahagia Karena Memaafkan
22 Bab 22 Sang Pahlawan
23 Bab 23 Hafalan Surah Pendek
24 Bab 24 Gaji Untuk Dawa
25 Bab 25 Surprise untuk Dewi
26 Bab 26 Ungkapan Isi Hati
27 Bab 27 Tiga Surah Pendek
28 Bab 28. Lanjut Chating
29 Bab 29 Permintaan Di Terima
30 Bab 30 Lamborghini Hijau
31 Bab 31 Perasaan Dewi yang Sebenarnya
32 Bab 32 Kecewa
33 Bab 33 Kabar Duka
34 Bab 34 Koma
35 Bab 35 Wisuda
36 Bab 36 Teriakan Afya
37 Bab 37 Petunjuk Kedua Dalam Mimpi
38 Bab 38 Pertemuan Rena dan Afya
39 Bab 39 Bahagia yang Tertutupi Kesedihan
40 Bab 40 Ciuman pertama Rena
41 Bab 41 Ibu Pimpinan
42 Bab 42 Ketakutan Pak Karni
43 Bab 43 Sebuah Saran
44 Bab 44 Kehilangan Sopan Santun
45 Bab 45 Informasi Untuk Raka
46 Bab 46 Selimut Tidur
47 Bab 47 Maria Garcia
48 Bab 48 Mereka Lagi
49 Bab 49 Kepergian Mendadak
50 Bab 50 Nasehat Untuk Awan
51 Bab 51 Motif Balas Dendam
52 Bab 52 Jalan Berdua
53 Bab 53 Titipan Untuk Pak David
54 Bab 54 iPhone 13 Pro Max
55 Bab 55 Rumah
56 Bab 56 Uang Perawatan
57 Bab 57 Ipar yang Arogan
58 Bab 58 Janji yang Di Ingkari
59 Bab 59 Tampak Berbeda
60 Bab 60 Obsesi
61 Bab 61 Sesuatu Yang Berharga
62 Bab 62 Hukuman
63 Bab 63 Pernikahan
64 Bab 64 Hamil
65 Bab 65 Kepergian Rena
66 Bab 66 Di Usir
67 Bab 67 Akting
68 Bab 68 Mudah Emosi
69 Bab 69 Akhirnya Mengerti
70 Bab 70 Tak Kunjung Datang
71 Bab 71 Aib Yang Dijaga
72 Bab 72 Kesalahan Terbesar
73 Bab 73 Minta Maaf
74 Bab 74 Susu Ibu Hamil
75 Bab 75 Candaan Tiga Wanita
76 Bab 76 Surga Yang Diharamkan
77 Bab 77 Gengsi
78 Bab 78 Hutang
79 Bab 79 Hadiah Dari Mama
80 Bab 80 Sky
81 Bab 81 Patah Hati
82 Bab 82 Penutup
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1. Wanita bercadar
2
Bab 2 Hujan dan Hijau
3
Bab 3 Kalimat yang Misterius
4
Bab 4 Bos yang Aneh
5
Bab 5 Vikal Dosen Tampan
6
Bab 6 Detak Jantung Rena
7
Bab 7 Perasaan itu Muncul Lagi
8
Bab 8 Sebagian masa lalu Awan
9
Bab 9 Tugas kelompok
10
Bab 10 Hanya Rindu
11
Bab 11 Keputusan yg di paksakan
12
Bab 12 Belajar Mengaji
13
Bab 13 Cemburu
14
Bab 14 Rena pingsan
15
Bab 15 Hadiah
16
Bab 16 Kedatangan Tamu
17
Bab 17 kejujuran Hati
18
Bab 18 Ketahuan
19
Bab 19 Manager Polos
20
Bab 20 Musibah Membawa Berkah
21
Bab 21 Bahagia Karena Memaafkan
22
Bab 22 Sang Pahlawan
23
Bab 23 Hafalan Surah Pendek
24
Bab 24 Gaji Untuk Dawa
25
Bab 25 Surprise untuk Dewi
26
Bab 26 Ungkapan Isi Hati
27
Bab 27 Tiga Surah Pendek
28
Bab 28. Lanjut Chating
29
Bab 29 Permintaan Di Terima
30
Bab 30 Lamborghini Hijau
31
Bab 31 Perasaan Dewi yang Sebenarnya
32
Bab 32 Kecewa
33
Bab 33 Kabar Duka
34
Bab 34 Koma
35
Bab 35 Wisuda
36
Bab 36 Teriakan Afya
37
Bab 37 Petunjuk Kedua Dalam Mimpi
38
Bab 38 Pertemuan Rena dan Afya
39
Bab 39 Bahagia yang Tertutupi Kesedihan
40
Bab 40 Ciuman pertama Rena
41
Bab 41 Ibu Pimpinan
42
Bab 42 Ketakutan Pak Karni
43
Bab 43 Sebuah Saran
44
Bab 44 Kehilangan Sopan Santun
45
Bab 45 Informasi Untuk Raka
46
Bab 46 Selimut Tidur
47
Bab 47 Maria Garcia
48
Bab 48 Mereka Lagi
49
Bab 49 Kepergian Mendadak
50
Bab 50 Nasehat Untuk Awan
51
Bab 51 Motif Balas Dendam
52
Bab 52 Jalan Berdua
53
Bab 53 Titipan Untuk Pak David
54
Bab 54 iPhone 13 Pro Max
55
Bab 55 Rumah
56
Bab 56 Uang Perawatan
57
Bab 57 Ipar yang Arogan
58
Bab 58 Janji yang Di Ingkari
59
Bab 59 Tampak Berbeda
60
Bab 60 Obsesi
61
Bab 61 Sesuatu Yang Berharga
62
Bab 62 Hukuman
63
Bab 63 Pernikahan
64
Bab 64 Hamil
65
Bab 65 Kepergian Rena
66
Bab 66 Di Usir
67
Bab 67 Akting
68
Bab 68 Mudah Emosi
69
Bab 69 Akhirnya Mengerti
70
Bab 70 Tak Kunjung Datang
71
Bab 71 Aib Yang Dijaga
72
Bab 72 Kesalahan Terbesar
73
Bab 73 Minta Maaf
74
Bab 74 Susu Ibu Hamil
75
Bab 75 Candaan Tiga Wanita
76
Bab 76 Surga Yang Diharamkan
77
Bab 77 Gengsi
78
Bab 78 Hutang
79
Bab 79 Hadiah Dari Mama
80
Bab 80 Sky
81
Bab 81 Patah Hati
82
Bab 82 Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!