Bab 4 Bos yang Aneh

Terdengar bisik - bisik para Karyawan di dalam Kantor. Bukan hanya kaum Hawa, Namun kaum Adam pun ikut bergabung.

"Win' Semakin hari Bos kita kok semakin bikin heran saja ya." Kata Tina.

"Iya' Aku saja tidak habis pikir. Apa mungkin kepala Bos kena pentungan ya." Jawab Winda.

"Yang lebih mengherankan lagi Ruang Meeting sudah jadi seperti kolor ijo. Bukan nya Bos pernah membentak kamu Win' Gara - gara kasih dia Bunga warna Hijau semua?" Kata sadam.

Karena mengingat kejadian di mana Awan membentak Winda gara - gara memberikan Bunga yang warna nya Hijau semua.

Waktu itu Winda tidak tahu, Kalau Awan sebenarnya adalah Anak pemilik Perusahaan tempat mereka bekerja. Karena saat itu Awan masih Karyawan baru dan di tempat kan di Ruangan yang sama dengan Winda. Untuk belajar tentang pengelolaan keuangan Kantor.

Awan tidak mau langsung menduduki Jabatan sebagai Pimpinan. Dia belajar dari bawah dan memilih jadi Manager keuangan. Karena Awan tahu permasalahan terbesar di Perusahaan ada di bagian keuangan. Makanya dia memulai dari situ tanpa mengumumkan kalau dia menjabat sebagai Manager.

Seandainya Winda tahu jabatan Awan saat itu. Mungkin dia tidak akan berani memberikan Awan Bunga. Sehingga membuat Awan membentak nya.

"Ini pagi - pagi kenapa sudah berkumpul. Apa kerjaan kalian sudah selesai?"

Kata Awan yang secara tiba - tiba muncul di hadapan mereka.

Sontak membuat mereka makin tambah heran. Awan yang di kenal Bos galak tiba - tiba menjadi sosok Bos yang ramah.

"Maaf Pak' Sebenarnya kami lagi mendiskusikan soal Ruang Meeting, Mengenai dekorasi nya mau di tambah apa lagi."

Kata sadam mencari alasan biar tidak kena marah. Dia tidak mau Bos nya menjadi galak lagi seperti dulu.

Semenjak Awan menduduki kursi Pimpinan sejak tahun lalu, Ruang Meeting di rubah Cat nya mengunakan warna Hijau dan dekorasi nya tiap bulan sering di ganti - ganti.

"Gunakan saja yang menurut kalian bagus. Asal kan warna Cat dinding nya tidak di ganti." Kata Awan dengan ramah.

Sikap Awan itu semakin membuat semua yang berkumpul tambah makin heran. Tidak terkecuali dengan Winda.

"Baik Pak." Kata Sadam dengan segera berjalan kearah Meja kerja nya.

Sedangkan yang lain pura - pura sibuk mengetik Komputer di atas Meja kerja nya.

***

"Halo Rak' Bagaimana hasil nya, Apa kamu sudah dapat info nya?" Tanya Awan.

"Belum Wan' Ini aku lagi nongkrong dengan ketua Bem."

"Oke oke' Kalau sudah ada kabar jangan lupa info nya."

"Iya Wan." Jawab Raka sambil menutup Telpon dari sahabat nya.

Semenjak Awan menjadi Pimpinan di Kantor. Raka di tugas kan untuk mencari info tentang pemilik Tas beserta Laptop yang pernah di selamat kan Awan waktu itu.

"Makin Misterius saja nih Awan. Namun tidak apa asalkan ini demi kebaikanmu."

Gumam Raka dalam Hati. Dia bersyukur karena Awan sudah berubah.

Lelaki super cuek itu sudah berubah. Semenjak kejadian Tahun lalu. Tidak banyak yang di ceritakan oleh Awan. Dia hanya mengatakan pemilik Laptop itu Wanita bercadar dan semenjak saat itu Awan merasa punya tanggung jawab mengembalikan Laptop itu.

Raka sudah pernah mengumumkan lewat Media sosial. Namun belum mendapat kabar dari pemilik sebenarnya. Pernah ada yang mengaku sebagai pemilik nya. Namun ketika di tanya soal Kronologi hilang nya, Mereka tidak bisa menjelaskan seperti yang Awan ceritakan.

Mereka berdua sudah seperti saudara, Karena baik Awan maupun Raka sama - sama Anak tunggal. Mereka juga sama - sama berstatus Jomblo di usia yang sudah menginjak 27 Tahun. Hanya saja Awan lebih tua bulan di banding Raka.

***

"Eh Ren. "

"Selesai kuliah kamu mau kerja di mana?" Kata Dewi

"Kalau Aku Mau kerja di Bank soalnya gaji nya lumayan." Kata Santi sambil tertawa.

"Kalau itu tidak perlu di tanya. Tanpa di tanya pun kamu sudah sering cerita." Kata Dewi sambil memukul kepala Santi dengan Sendok makan.

"Aku mungkin akan membantu Abi mengajar di Pesantren." Kata Rena.

"Kenapa sih Ren' Kalau setiap kali di ajak makan, Kamu tidak pernah mau? Malahan kamu selalu ada buat temani kita makan. Di kirain Orang kita sahabat pelit." Kata Santi dengan bingung.

Rena memang sengaja sarapan dari Rumah biar dia tidak makan di Kantin Kampus."

Karena khawatir banyak Laki-laki yang berada di Kampus.

"Aku kan sudah bilang kalau aku sudah sarapan dari Rumah." Jawab Rena.

"Rena kamu tahu tidak. Dosen Matematika kita Pak Vikal' Dia kayaknya suka deh sama kamu. Soalnya kalau ketemu aku sama Santi, Selalu saja kamu yang di tanya, Apalagi waktu kamu tidak masuk Kampus selama dua Minggu Tahun lalu. Kayaknya gelisah gitu." Kata Dewi.

Vikal memang pernah mengatakan cinta nya sama Rena waktu memasuki Semester kedua di Kampus.

***

Waktu itu....

"Rena boleh minta waktu mu sebentar? Ada yang mau saya bicarakan." Kata Vikal.

"Ada apa ya Pak?"

jawab Rena sambil terus berjalan menuju Pintu keluar Kampus. Dia tidak mau terlihat seperti sedang berduaan dengan seseorang yang bukan Muhrim nya. Takut nanti nya ada fitnah.

Apalagi mengingat Pak Vikal termasuk pujaan hati para Mahasiswi dan Dosen Wanita di Kampus.

Selain masih muda. Vikal juga memiliki wajah yang tampan dan sudah punya pekerjaan tetap. Namun Rena tidak mudah tergoda akan hal itu. Rena sudah berjanji pada Abi nya jika Lelaki yang akan menjadi Suami nya kelak adalah Lelaki yang di pilih oleh Abi nya. karena Rena yakin pilihan Abi nya adalah yang terbaik.

"Apa kamu sudah punya pacar?" Tanya Vikal lagi.

Pertanyaan yang membuat Rena menghentikan langkah nya. Baru kali ini dia mendapat pertanyaan dari seorang Lelaki di tempat umum.

Wanita mana yang tidak senang mendapat pertanyaan dari Lelaki tampan seperti Vikal' Tidak terkecuali dengan Rena. Ada bahagia dan sedih di Hati nya mengingat Abi nya yang sangat hati - hati dalam memilih calon suami untuk Putri nya.

Dengan lembut dan sopan Rena menjawab.

"Maaf ya Pak' Dalam Islam tidak ada yang nama nya pacaran.Yang ada itu ta'aruf terus nikah."Jawab Rena dengan nada rendah. Karena tidak ingin membuat lawan bicara nya tersinggung.

Mendengar kalimat itu Vikal langsung senang. Padahal Rena hanya menjelaskan saja.

"Berarti kamu siap menjadi Istri saya?" Tanya Vikal karena merasa Rena membalas cinta nya.

Sekali lagi Rena kaget dengan apa yang di katakan Vikal.

"Maaf ya Pak' Bukan nya saya menolak keinginan baik Pak Vikal. Hanya saja saya sudah berjanji sama Abi. Kalau nanti yang akan menjadi Suami saya adalah pilihan Abi." jawab Rena dengan suara lembut tanpa memandang wajah lawan bicara nya.

"Baiklah kalau begitu Insha Allah saya akan menemui Abi kamu selepas Sholat Isya." Kata Vikal sambil berjalan ke arah Mobil nya dengan perasaan bahagia. Karena semenjak Dia mengenal Rena, Vikal sudah menaruh Hati kepadanya. Namun baru kali ini dia berani mengutarakan isi Hati nya.

Rena terdiam membisu. Dia bukan nya tidak suka sama Vikal Pemuda tampan dan sudah mandiri. Namun Rena tidak yakin Abi nya mau menerima lamaran Vikal.

Rena paling tau apa yang akan di tanya Abi kepada calon Suaminya. Bukan pekerjaan, Harta ataupun Hafalan Qur'an. Namun pertanyaan lain yang Rena sendiri bahkan tidak mengerti dengan jawaban Pertanyaan itu. Sehingga membuat para calon Suami tidak bisa menjawab nya sesuai apa yang Abi nya inginkan.

Karena Abi sudah pernah menolak Tiga Orang yang pernah melamar Putri nya, Dan salah satu di antara mereka adalah lulusan terbaik di Universitas Maroko sekaligus sahabat baik Abi nya.

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

bagus thor lanjut

2022-04-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Wanita bercadar
2 Bab 2 Hujan dan Hijau
3 Bab 3 Kalimat yang Misterius
4 Bab 4 Bos yang Aneh
5 Bab 5 Vikal Dosen Tampan
6 Bab 6 Detak Jantung Rena
7 Bab 7 Perasaan itu Muncul Lagi
8 Bab 8 Sebagian masa lalu Awan
9 Bab 9 Tugas kelompok
10 Bab 10 Hanya Rindu
11 Bab 11 Keputusan yg di paksakan
12 Bab 12 Belajar Mengaji
13 Bab 13 Cemburu
14 Bab 14 Rena pingsan
15 Bab 15 Hadiah
16 Bab 16 Kedatangan Tamu
17 Bab 17 kejujuran Hati
18 Bab 18 Ketahuan
19 Bab 19 Manager Polos
20 Bab 20 Musibah Membawa Berkah
21 Bab 21 Bahagia Karena Memaafkan
22 Bab 22 Sang Pahlawan
23 Bab 23 Hafalan Surah Pendek
24 Bab 24 Gaji Untuk Dawa
25 Bab 25 Surprise untuk Dewi
26 Bab 26 Ungkapan Isi Hati
27 Bab 27 Tiga Surah Pendek
28 Bab 28. Lanjut Chating
29 Bab 29 Permintaan Di Terima
30 Bab 30 Lamborghini Hijau
31 Bab 31 Perasaan Dewi yang Sebenarnya
32 Bab 32 Kecewa
33 Bab 33 Kabar Duka
34 Bab 34 Koma
35 Bab 35 Wisuda
36 Bab 36 Teriakan Afya
37 Bab 37 Petunjuk Kedua Dalam Mimpi
38 Bab 38 Pertemuan Rena dan Afya
39 Bab 39 Bahagia yang Tertutupi Kesedihan
40 Bab 40 Ciuman pertama Rena
41 Bab 41 Ibu Pimpinan
42 Bab 42 Ketakutan Pak Karni
43 Bab 43 Sebuah Saran
44 Bab 44 Kehilangan Sopan Santun
45 Bab 45 Informasi Untuk Raka
46 Bab 46 Selimut Tidur
47 Bab 47 Maria Garcia
48 Bab 48 Mereka Lagi
49 Bab 49 Kepergian Mendadak
50 Bab 50 Nasehat Untuk Awan
51 Bab 51 Motif Balas Dendam
52 Bab 52 Jalan Berdua
53 Bab 53 Titipan Untuk Pak David
54 Bab 54 iPhone 13 Pro Max
55 Bab 55 Rumah
56 Bab 56 Uang Perawatan
57 Bab 57 Ipar yang Arogan
58 Bab 58 Janji yang Di Ingkari
59 Bab 59 Tampak Berbeda
60 Bab 60 Obsesi
61 Bab 61 Sesuatu Yang Berharga
62 Bab 62 Hukuman
63 Bab 63 Pernikahan
64 Bab 64 Hamil
65 Bab 65 Kepergian Rena
66 Bab 66 Di Usir
67 Bab 67 Akting
68 Bab 68 Mudah Emosi
69 Bab 69 Akhirnya Mengerti
70 Bab 70 Tak Kunjung Datang
71 Bab 71 Aib Yang Dijaga
72 Bab 72 Kesalahan Terbesar
73 Bab 73 Minta Maaf
74 Bab 74 Susu Ibu Hamil
75 Bab 75 Candaan Tiga Wanita
76 Bab 76 Surga Yang Diharamkan
77 Bab 77 Gengsi
78 Bab 78 Hutang
79 Bab 79 Hadiah Dari Mama
80 Bab 80 Sky
81 Bab 81 Patah Hati
82 Bab 82 Penutup
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1. Wanita bercadar
2
Bab 2 Hujan dan Hijau
3
Bab 3 Kalimat yang Misterius
4
Bab 4 Bos yang Aneh
5
Bab 5 Vikal Dosen Tampan
6
Bab 6 Detak Jantung Rena
7
Bab 7 Perasaan itu Muncul Lagi
8
Bab 8 Sebagian masa lalu Awan
9
Bab 9 Tugas kelompok
10
Bab 10 Hanya Rindu
11
Bab 11 Keputusan yg di paksakan
12
Bab 12 Belajar Mengaji
13
Bab 13 Cemburu
14
Bab 14 Rena pingsan
15
Bab 15 Hadiah
16
Bab 16 Kedatangan Tamu
17
Bab 17 kejujuran Hati
18
Bab 18 Ketahuan
19
Bab 19 Manager Polos
20
Bab 20 Musibah Membawa Berkah
21
Bab 21 Bahagia Karena Memaafkan
22
Bab 22 Sang Pahlawan
23
Bab 23 Hafalan Surah Pendek
24
Bab 24 Gaji Untuk Dawa
25
Bab 25 Surprise untuk Dewi
26
Bab 26 Ungkapan Isi Hati
27
Bab 27 Tiga Surah Pendek
28
Bab 28. Lanjut Chating
29
Bab 29 Permintaan Di Terima
30
Bab 30 Lamborghini Hijau
31
Bab 31 Perasaan Dewi yang Sebenarnya
32
Bab 32 Kecewa
33
Bab 33 Kabar Duka
34
Bab 34 Koma
35
Bab 35 Wisuda
36
Bab 36 Teriakan Afya
37
Bab 37 Petunjuk Kedua Dalam Mimpi
38
Bab 38 Pertemuan Rena dan Afya
39
Bab 39 Bahagia yang Tertutupi Kesedihan
40
Bab 40 Ciuman pertama Rena
41
Bab 41 Ibu Pimpinan
42
Bab 42 Ketakutan Pak Karni
43
Bab 43 Sebuah Saran
44
Bab 44 Kehilangan Sopan Santun
45
Bab 45 Informasi Untuk Raka
46
Bab 46 Selimut Tidur
47
Bab 47 Maria Garcia
48
Bab 48 Mereka Lagi
49
Bab 49 Kepergian Mendadak
50
Bab 50 Nasehat Untuk Awan
51
Bab 51 Motif Balas Dendam
52
Bab 52 Jalan Berdua
53
Bab 53 Titipan Untuk Pak David
54
Bab 54 iPhone 13 Pro Max
55
Bab 55 Rumah
56
Bab 56 Uang Perawatan
57
Bab 57 Ipar yang Arogan
58
Bab 58 Janji yang Di Ingkari
59
Bab 59 Tampak Berbeda
60
Bab 60 Obsesi
61
Bab 61 Sesuatu Yang Berharga
62
Bab 62 Hukuman
63
Bab 63 Pernikahan
64
Bab 64 Hamil
65
Bab 65 Kepergian Rena
66
Bab 66 Di Usir
67
Bab 67 Akting
68
Bab 68 Mudah Emosi
69
Bab 69 Akhirnya Mengerti
70
Bab 70 Tak Kunjung Datang
71
Bab 71 Aib Yang Dijaga
72
Bab 72 Kesalahan Terbesar
73
Bab 73 Minta Maaf
74
Bab 74 Susu Ibu Hamil
75
Bab 75 Candaan Tiga Wanita
76
Bab 76 Surga Yang Diharamkan
77
Bab 77 Gengsi
78
Bab 78 Hutang
79
Bab 79 Hadiah Dari Mama
80
Bab 80 Sky
81
Bab 81 Patah Hati
82
Bab 82 Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!