Terdengar bisik - bisik para Karyawan di dalam Kantor. Bukan hanya kaum Hawa, Namun kaum Adam pun ikut bergabung.
"Win' Semakin hari Bos kita kok semakin bikin heran saja ya." Kata Tina.
"Iya' Aku saja tidak habis pikir. Apa mungkin kepala Bos kena pentungan ya." Jawab Winda.
"Yang lebih mengherankan lagi Ruang Meeting sudah jadi seperti kolor ijo. Bukan nya Bos pernah membentak kamu Win' Gara - gara kasih dia Bunga warna Hijau semua?" Kata sadam.
Karena mengingat kejadian di mana Awan membentak Winda gara - gara memberikan Bunga yang warna nya Hijau semua.
Waktu itu Winda tidak tahu, Kalau Awan sebenarnya adalah Anak pemilik Perusahaan tempat mereka bekerja. Karena saat itu Awan masih Karyawan baru dan di tempat kan di Ruangan yang sama dengan Winda. Untuk belajar tentang pengelolaan keuangan Kantor.
Awan tidak mau langsung menduduki Jabatan sebagai Pimpinan. Dia belajar dari bawah dan memilih jadi Manager keuangan. Karena Awan tahu permasalahan terbesar di Perusahaan ada di bagian keuangan. Makanya dia memulai dari situ tanpa mengumumkan kalau dia menjabat sebagai Manager.
Seandainya Winda tahu jabatan Awan saat itu. Mungkin dia tidak akan berani memberikan Awan Bunga. Sehingga membuat Awan membentak nya.
"Ini pagi - pagi kenapa sudah berkumpul. Apa kerjaan kalian sudah selesai?"
Kata Awan yang secara tiba - tiba muncul di hadapan mereka.
Sontak membuat mereka makin tambah heran. Awan yang di kenal Bos galak tiba - tiba menjadi sosok Bos yang ramah.
"Maaf Pak' Sebenarnya kami lagi mendiskusikan soal Ruang Meeting, Mengenai dekorasi nya mau di tambah apa lagi."
Kata sadam mencari alasan biar tidak kena marah. Dia tidak mau Bos nya menjadi galak lagi seperti dulu.
Semenjak Awan menduduki kursi Pimpinan sejak tahun lalu, Ruang Meeting di rubah Cat nya mengunakan warna Hijau dan dekorasi nya tiap bulan sering di ganti - ganti.
"Gunakan saja yang menurut kalian bagus. Asal kan warna Cat dinding nya tidak di ganti." Kata Awan dengan ramah.
Sikap Awan itu semakin membuat semua yang berkumpul tambah makin heran. Tidak terkecuali dengan Winda.
"Baik Pak." Kata Sadam dengan segera berjalan kearah Meja kerja nya.
Sedangkan yang lain pura - pura sibuk mengetik Komputer di atas Meja kerja nya.
***
"Halo Rak' Bagaimana hasil nya, Apa kamu sudah dapat info nya?" Tanya Awan.
"Belum Wan' Ini aku lagi nongkrong dengan ketua Bem."
"Oke oke' Kalau sudah ada kabar jangan lupa info nya."
"Iya Wan." Jawab Raka sambil menutup Telpon dari sahabat nya.
Semenjak Awan menjadi Pimpinan di Kantor. Raka di tugas kan untuk mencari info tentang pemilik Tas beserta Laptop yang pernah di selamat kan Awan waktu itu.
"Makin Misterius saja nih Awan. Namun tidak apa asalkan ini demi kebaikanmu."
Gumam Raka dalam Hati. Dia bersyukur karena Awan sudah berubah.
Lelaki super cuek itu sudah berubah. Semenjak kejadian Tahun lalu. Tidak banyak yang di ceritakan oleh Awan. Dia hanya mengatakan pemilik Laptop itu Wanita bercadar dan semenjak saat itu Awan merasa punya tanggung jawab mengembalikan Laptop itu.
Raka sudah pernah mengumumkan lewat Media sosial. Namun belum mendapat kabar dari pemilik sebenarnya. Pernah ada yang mengaku sebagai pemilik nya. Namun ketika di tanya soal Kronologi hilang nya, Mereka tidak bisa menjelaskan seperti yang Awan ceritakan.
Mereka berdua sudah seperti saudara, Karena baik Awan maupun Raka sama - sama Anak tunggal. Mereka juga sama - sama berstatus Jomblo di usia yang sudah menginjak 27 Tahun. Hanya saja Awan lebih tua bulan di banding Raka.
***
"Eh Ren. "
"Selesai kuliah kamu mau kerja di mana?" Kata Dewi
"Kalau Aku Mau kerja di Bank soalnya gaji nya lumayan." Kata Santi sambil tertawa.
"Kalau itu tidak perlu di tanya. Tanpa di tanya pun kamu sudah sering cerita." Kata Dewi sambil memukul kepala Santi dengan Sendok makan.
"Aku mungkin akan membantu Abi mengajar di Pesantren." Kata Rena.
"Kenapa sih Ren' Kalau setiap kali di ajak makan, Kamu tidak pernah mau? Malahan kamu selalu ada buat temani kita makan. Di kirain Orang kita sahabat pelit." Kata Santi dengan bingung.
Rena memang sengaja sarapan dari Rumah biar dia tidak makan di Kantin Kampus."
Karena khawatir banyak Laki-laki yang berada di Kampus.
"Aku kan sudah bilang kalau aku sudah sarapan dari Rumah." Jawab Rena.
"Rena kamu tahu tidak. Dosen Matematika kita Pak Vikal' Dia kayaknya suka deh sama kamu. Soalnya kalau ketemu aku sama Santi, Selalu saja kamu yang di tanya, Apalagi waktu kamu tidak masuk Kampus selama dua Minggu Tahun lalu. Kayaknya gelisah gitu." Kata Dewi.
Vikal memang pernah mengatakan cinta nya sama Rena waktu memasuki Semester kedua di Kampus.
***
Waktu itu....
"Rena boleh minta waktu mu sebentar? Ada yang mau saya bicarakan." Kata Vikal.
"Ada apa ya Pak?"
jawab Rena sambil terus berjalan menuju Pintu keluar Kampus. Dia tidak mau terlihat seperti sedang berduaan dengan seseorang yang bukan Muhrim nya. Takut nanti nya ada fitnah.
Apalagi mengingat Pak Vikal termasuk pujaan hati para Mahasiswi dan Dosen Wanita di Kampus.
Selain masih muda. Vikal juga memiliki wajah yang tampan dan sudah punya pekerjaan tetap. Namun Rena tidak mudah tergoda akan hal itu. Rena sudah berjanji pada Abi nya jika Lelaki yang akan menjadi Suami nya kelak adalah Lelaki yang di pilih oleh Abi nya. karena Rena yakin pilihan Abi nya adalah yang terbaik.
"Apa kamu sudah punya pacar?" Tanya Vikal lagi.
Pertanyaan yang membuat Rena menghentikan langkah nya. Baru kali ini dia mendapat pertanyaan dari seorang Lelaki di tempat umum.
Wanita mana yang tidak senang mendapat pertanyaan dari Lelaki tampan seperti Vikal' Tidak terkecuali dengan Rena. Ada bahagia dan sedih di Hati nya mengingat Abi nya yang sangat hati - hati dalam memilih calon suami untuk Putri nya.
Dengan lembut dan sopan Rena menjawab.
"Maaf ya Pak' Dalam Islam tidak ada yang nama nya pacaran.Yang ada itu ta'aruf terus nikah."Jawab Rena dengan nada rendah. Karena tidak ingin membuat lawan bicara nya tersinggung.
Mendengar kalimat itu Vikal langsung senang. Padahal Rena hanya menjelaskan saja.
"Berarti kamu siap menjadi Istri saya?" Tanya Vikal karena merasa Rena membalas cinta nya.
Sekali lagi Rena kaget dengan apa yang di katakan Vikal.
"Maaf ya Pak' Bukan nya saya menolak keinginan baik Pak Vikal. Hanya saja saya sudah berjanji sama Abi. Kalau nanti yang akan menjadi Suami saya adalah pilihan Abi." jawab Rena dengan suara lembut tanpa memandang wajah lawan bicara nya.
"Baiklah kalau begitu Insha Allah saya akan menemui Abi kamu selepas Sholat Isya." Kata Vikal sambil berjalan ke arah Mobil nya dengan perasaan bahagia. Karena semenjak Dia mengenal Rena, Vikal sudah menaruh Hati kepadanya. Namun baru kali ini dia berani mengutarakan isi Hati nya.
Rena terdiam membisu. Dia bukan nya tidak suka sama Vikal Pemuda tampan dan sudah mandiri. Namun Rena tidak yakin Abi nya mau menerima lamaran Vikal.
Rena paling tau apa yang akan di tanya Abi kepada calon Suaminya. Bukan pekerjaan, Harta ataupun Hafalan Qur'an. Namun pertanyaan lain yang Rena sendiri bahkan tidak mengerti dengan jawaban Pertanyaan itu. Sehingga membuat para calon Suami tidak bisa menjawab nya sesuai apa yang Abi nya inginkan.
Karena Abi sudah pernah menolak Tiga Orang yang pernah melamar Putri nya, Dan salah satu di antara mereka adalah lulusan terbaik di Universitas Maroko sekaligus sahabat baik Abi nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
bagus thor lanjut
2022-04-26
1