2.

Lia kembali terbangun, dia duduk termenung tanpa membuka mulutnya. Air mata terus menetes, Lia menangis tanpa suara. Kebahagian yang dikiranya akan bertahan lama, seketika sirna. Sumber kebahagiaannya direnggut secara paksa.

Di kamar yang sepi itu, hanya suara detik jarum jam yang terdengar. Lia terus membuka matanya tak ingin masuk ke alam mimpi. Dia tak ingin melihat kembali kecelakaan yang terjadi, dia terus memimpikan hal tersebut berulangkali saat dirinya jatuh dalam tidur.

"Semua bohong, semua bohong," gumam gadis itu. Keadaannya terlihat sangat kacau, rambut yang tak diatur sama sekali dan gumaman kecil yang terus digumamkannya. Untungnya gadis itu sudah tak sehisteris dulu lagi, Lia sudah terlihat lebih tenang.

"Pagi, Lia. Bagaimana perasaan kamu hari ini?" si dokter yang biasa memeriksa Lia ternyata sudah datang untuk mengecek gadis itu. Sama sekali tak ada jawaban dari gadis di depannya ini, hanya gumaman yang sama yang terus berulang dari bibir gadis itu.

"Sepertinya gadis kecil kita ini terlihat lebih baik hari ini, ya," kata si dokter mencoba bersikap lebih ramah agar Lia mau menanggapi dirinya. Namun, tetap saja Lia tak menggubris. Seolah gadis itu hidup di dunia lain yang berbeda ruang dan tak terganggu sama sekali.

"Baiklah, kita cek dulu, ya." si dokter langsung mulai memeriksa kondisi Lia.

...ೋ❀❀ೋ═══ • ═══ೋ❀❀ೋ...

Tengah malam, Lia gelisah dalam tidurnya, seakan dia sedang mengalami mimpi buruk. "Kakak!" teriak Lia cukup keras. Dia terduduk dengan keringat dingin membanjiri dahinya. Matanya sibuk mencari-cari dimana keluarganya berada, kaki yang lemah menapak di lantai dan segera berlari melangkah keluar.

"Kak, kak, kakak dimana?" Lia terus berlari di lorong sepi rumah sakit itu.

"Nona, anda mau kemana? Tolong kembali ke ruang rawat anda!" Lia tak ambil pusing untuk menanggapi, dia terus saja melangkah ke sembarang arah untuk mencari kakaknya.

"Apa yang kalian lakukan, bawa kembali pasien ini!" perawat lain segera bergerak dan mencoba membujuk Lia untuk kembali.

"Nona, ayo kita kembali ke kamar anda dan beristirahat!"

"Dimana kakakku?" hanya itu yang terus dilantunkan oleh Lia.

"Nona, mungkin kakak anda sedang menunggu di ruangan anda. Mari kita kembali dan memeriksanya!" bujuk yang lain.

Lia memberi respon dengan cepat, dia menatap suster yang tadi membicarakan tentang kakaknya. "Sungguh?" tatapan mata itu bersinar penuh pengharapan.

Si suster mengangguk cepat. "Maka dari itu, ayo kita periksa." Lia pun mengikuti suster tadi.

"Mari kita beristirahat untuk sekarang, nona. Mungkin kakak anda akan kembali besok!" bujuk suster tadi.

"Bohong ...," bisik Lia lirih dengan kepala tertunduk dalam.

"Ya?" tanya si suster yang tak terlalu mendengar apa yang diucapkan Lia barusan.

"Semua bohong! Kakak berbohong, kalian pun pembohong?!" pekik Lia kembali lepas kendali. Dia tak bisa menguasai emosinya di saat-saat tertentu.

"Tenang lah, nona. Saya tidak akan pernah berbohong. Anda bisa percaya pada saya!" kata si suster mencoba meyakinkan. Lia hanya diam tak menjawab, dia kembali menatap kosong. Untuk mencegah Lia kembali berkeliaran, dia diberi suntikan agar kembali tenang dan terjatuh dalam tidur. Suster-suster tadi pun akhirnya bisa menghela napas lega, mereka iba, tapi tak ada yang bisa mereka lakukan sama sekali. Hanya dengan mengucapkan kebohongan seperti tadi baru bisa membujuk Lia, itu pun dilakukan agar Lia tak melakukan hal-hal berbahaya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!