Sebuah toko seperti mini market itu yang di dalamnya terdapat semua jenis sayur dan buah-buahan, Rumi yang merupakan pemilik toko menitipkan sejenak toko nya pada salah satu karyawannya.
"Cuma sebentar, aku akan kembali! " ucap Rumi pada pegawai perempuan itu.
"Sip Bu bos! " sahut pegawai itu.
Rumi segera melajukan motornya menuju rumah. Sesampainya di halaman rumah Rumi terkejut , karena di depan pintunya terdapat dua orang berjas hitam dengan badan tegap besar. Rumi segera berlari mengingat perkataan Aldara tadi lewat telpon, kalau didalam rumah ada Helen dan temannya yang sedang sakit.
"Permisi anda sedang mencari siapa? " tanya Rumi hingga kedua orang itu pun menoleh.
"Kami sedang mencari Roni anak tuan saya! "
"Ini adalah rumah ku aku akan masuk! " Rumi mencoba menyingkirkan keberadaan dua orang itu.
Dua orang itu hanya menyingkir memberi jalan pada Rumi, sedangkan Rumi sendiri menjadi takut.
"Kami melacak ponsel Roni dan dia ada di sini! " ucap salah seorang dari mereka yang menyadari ketakuatan Rumi.
"Oh begitu! " Rumi pun segera masuk kedalam lalu menutup rapat pintu itu.
"Nenek! " panggil Helen.
"Helen, dimana temanmu yang sedang sakit? " tanya Rumi lalu Helen pun mengatarkan Rumi ke kamarnya dan menghiraukan ketukan pintu dari luar.
"Nek ada tamu," beri tahu Helen.
"Biarkan saja dulu! " sahut Rumi.
Rumi pun melihat Roni dan dibuatnya terkejut, dengan perlahan Rumi mengusap puncak kepala Roni yang tengah tertidur.
"Kau mirip seseorang yang kami benci, " gumam Rumi. Hingga Roni pun terbangun akibat usapan tangan Rumi.
"Kamu? " Roni terkejut.
"Aku neneknya Helen, di luar ada dua orang ingin menjemputmu! " ucap Rumi.
"Bisakah aku tinggal sampai sore di sini? " tanya Roni dan Rumi pun hanya tersenyum.
"Kedua orang tuamu mengkhawatirkanmu sebaiknya kamu pulang dulu dan bisa kembali lagi!" bujuk Rumi.
"Baiklah! " Roni pun menurut dia bangun dari tidurnya di bantu oleh Rumi.
"Kelihatannya demamu sudah turun, kau akan sembuh jika sampai rumah, " ucap Rumi setelah menempelkan telapak tangannya pada kening Roni.
"Terimakasih, tolong ucapkan kata itu pada Bunda! " ucap Roni dan membuatnya bingung.
"Bunda? "
"Roni memanggil Bunda pada Bunda Helen, " jelas Helen dan Rumi pun hanya mengangguk.
"Baiklah, kuat untuk berjalan? " tanya Rumi pada Roni.
"Iya, " sahut Roni.
Mereka pun beriringan menuju pintu yang terdengar sedang didobrak, Rumi segera berlari menuju pintu dan membukanya.
"Apa yang kalian lakukan? " tanya Rumi dan sekarang menjadi tiga orang berjas hitam diluar rumah.
"Dimana anakku Roni! " pekik Algi.
"Dady! " teriak Roni menghampiri dan memeluk Algi.
"Kenapa berbohong! " hardik Algi pada anaknya itu.
"Aku hanya sedikit demam dan aku tidak mau di rumah sendirian," jawab Roni.
"Aku bisa menyuruh nenek mu atau Melinda untuk menemanimu!"
"Tidak mau! " kesal Roni.
"Baiklah sekarang kita pulang! " ajak Algi.
"Terima kasih!" ucap Algi kemudian dan menoleh pada Rumi. "Pintu ini akan saya ganti, "
"Tidak usah, lagian masih baik-baik saja! " sahut Rumi.
Alga dan kedua orang besar serta Roni pulang, meninggalakan rumah Rumi.
"Helen dia itu siapa? " tanya Rumi.
"Nenek juga tau kan dia Roni! " jawab polos Helen.
"Maksudnya dia anak siapa? " kembali Rumi memperjelas maksud pertanyaannya.
"Tentu saja anak om tadi sedangkan ibunya sudah meninggal! " jawaban yang mengesalkan pun keluar dari mulut Helen sehingga Rumi dibuat geram.
"Maksudnya nama om itu siapa? " Rumi menekan di setiap katanya.
"Kenapa nenek nanya sama Helen, tentu saja Helen tidak tau padahal orang nya tadi ada di sini kenapa nenek tidak menanyakannya tadi, " jelas Helen membuat Rumi menghembuskan nafasnya berat.
"Helen cepat makan! " Rumi mengubah topik, sampai kapanpun dia tidak akan menang dengan ocehan bocil itu.
"Sudah! " sahut Helen.
"Syukur kalau begitu, " ucap Rumi lalu menarik tangan Helen untuk masuk kerumah.
Kembali di kantor, Aldara tengah mempersiapkan berkas untuk di tanda tangani menejernya lalu dia pun menuju pintu ruangan itu.
"Permisi, Bu ada berkas yang harus anda tanda tangani! " ucap Aldara mendekati meja ibu menejer, lalu ibu menejer yang tengah duduk di kusinya pun menoleh.
"Ibu kenapa dengan bibirmu! " terkejut Aldara, dilain sisi sebenarnya Aldara ingin tertawa melihat bibir atasannya yang membengkak itu.
"Aku tau saat ini aku sedang ditertawai olehmu, sini berkasnya dan kau bisa kembali ke mejamu! " ucap Ibu menejer mengusir Aldara.
Setelah Aldara menutup pintu itu dari luar, ibu menejer itu menagis karena rasa sakit di bibirnya.
"Seharusnya aku tidak membicarakan Pak Algi, hu hu! Ternyata gosip itu benar kalau sekertaris pribadinya itu terlalu kejam hingga dia membuatku di gigit lebah! " sambil menangis Ibu menejer memulai tanda tangan pada kertas itu.
Sedangkan Aldara hanya tertawa tertahan sesekali mengelus dadanya, menahan agar tawanya tidak keluar.
"Padahal tadi dia baik-baik saja! " gumam Aldara, dan kini matanya menatap sebuah salep di ujung mejanya.
"Salep apa ini? " tanya Aldara dan dia pun segera kembali ke ruang kantor ibu menejer itu.
"Ibu aku menemukan salep ini di meja, apakah pesenan ibu? " tanya Aldara.
"Sini dulu! " ibu menejer melambaikan tangannya.
Aldara pun mendekat dan sesekali menunduk menyembunyikan tawanya,"Kenapa Bu? "
"Ald apa yang kamu lakukan di ruang kantor pak Alga? Sehingga sekertarisnya bisa memberimu salep itu dan lagi kenapa kakimu seperti pincang saat berjalan menuju kantin? Lalu kenapa kamu sekarang memakai sandal jepit? Jawab! " berbagai pertanyaan di lontarkan oleh ibu menejer itu, hingga Aldara hanya menghembuskan nafasnya karena hal ini sudah menjadi sifatnya jadi Aldara sudah tidak merasa aneh lagi.
"Sejujurnya aku hanya meminta maaf saja, tidak ada nama ibu menejer terucap dari mulut saya apalagi menyebutkan kalau Ibu menyukainya, saya masih punya perasaan! Untuk kaki ku dan sendal jepit ini, tadi saat berjalan lantai dilorong menuju ruang CEO masih basah sehingga saya terpeleset dan heels saya patah untuk salep sayabtidak tau! " jelas Aldara panjang lebar, membuat Ibu menejer itu mengaguk.
"Begitu!" mengerti ibu menejer.
"Ibu dengan bibir mu-"
"Aku di gigit lebah tadi saat di pantri! "
"Oh, " sahut Aldara dan merasa bingung, tapi dia tidak mau banyak bicara.
"Carikan obat untuk ini! " suruh ibu menejer menunjuk bibirnya.
Aldara pun berjalan menuju toilet yang berada diruang itu dan keluar dengan pasta gigi di tangannya.
"Pakai ini dulu Bu dan saya akan mencari obatnua setelah tanda tangan itu selesai, karena berkas itu harus diserahkan segera! " Aldara menyodorkan pasta gigi itu.
"Apakah ini akan berhasil? " tanya Ibu menejer ragu, dan Aldara kembali menyunggingkan senyumnya.
"Banyak orang percaya bahwa pasta gigi dapat menetralkan racun lebah yang memiliki sifat asam, ibu cukup mengoleskan itu pada pernukaan bibir anda jika rasa sakit belum berkurang nanti saya belikan obat setelah mengantar berkas itu! " Aldara menunjuk berkas yang berada di meja.
"Baiklah ini akan segera selesai, tunggu dulu di meja mu nanti saya panggilkan, "
"Baik! " Aldara pun keluar dan kembali duduk di kursi kerjanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
ria aja
kembar ya Roni sama Helen.scra aldara sama algi hax merawat ank KK mereka yg udh meninggal.trus suami istri lg
2022-06-03
1
Siti fatimah Sifa
apa mungkin si algi org yg dibenci oleh aldara????
tapi anaknya Algi udah terlanjur nyaman sama aldara sampe² manggil bunda gitu...
lanjuttt
2022-05-22
0
ossy Novica
pasti bibir buk menejer dower masak di cium lebah bukan ayng bèb.
2022-05-18
1