Kejadian yang sepele tapi menyangkut orang besar ternyata pengaruhnya sangat besar juga, Aldara tidak habis pikir bagaimana kalau dia melakukan hal lain lagi kepadanya mungkin dia juga akan kena masalah atau lebih patalanya di pecat.
Tapi dia juga tidak mau di pecat hanya gara-gara menabrak CEO perusahaan itu, keterlaluan sekali. Mengabdi di perusahaan selama tiga tahun dan di pecat hanya gara-gara hal itu dan tidak ada sangkut pautnya sama pekerjaan, aneh bukan!
Setelah insiden jatuh itu dan kembali maafnya terucap pada Algi, Aldara pun tidak langsung meninggalakan lantai itu karena sebelah kakinya yang sangat kesakitan sampai highheels nya patah. Aldara membuka sepatu hak tinggi itu, tapi baru melangkahkan satu kakinya dia akan terjatuh tidak seimbang jadi Aldara memutuskan untuk berjalan dengan satu kakinya saja.
Aldara sudah siap, dia mengangkat sebelah kakinya yang sakit kedua tangannya yang memegang sepatu itu.
"Anggap saja sedang bermain engklek! " Aldara menyemangati dirinya.
(Engklek merupakan permaian tradisional, yang bermain dengan cara melompati beberapa kotak dengan satu kaki)
Aldara bersiap mengangkat sebelah kakinya, tapi dia baru menyadari kalau lantai yang dia pijak licin akirnya setelah melompat lalu kembali kakinya menyentuh tanah dia pun kembali terjatuh, dan kini tidak ada yang menahanya sehingga bokongnya yang pertama mendarat mulus di lantai.
"Aw! " ringis Aldara memejamkan matanya merasakan sakit yang kini bertambah.
Aldara tidak pantang menyerah dia berusaha berdiri tapi tidak bisa.
"Ngesot aja kali, kenapa hari ini apes benget! " gumam Aldara dia menekuk kakinya ke belakang dengan susah saat dia akan jalan sambil ngesot tiba-tiba ada yang menggendongnya.
"Ya ampun! " Aldara terperengah dia di gendong oleh Algi dan membawanya keruangan CEO itu.
Aldara tidak berkutik dia hanya menundukan kepalanya saja, setelah Algi menurunkannya di sofa dan dan akan meninggalakannya Aldara pun berucap.
"Terima kasih banyak, tapi aku akan sangat susah ke meja saya saat ini-"
"Diam kau! " sentak Algi memotong pembicaraan Aldara dan Aldara pun hanya menarik ujung bibirnya kesal.
Kini Algi kembali dengan kotak obat ditangannya lalu menghampiri Aldara dan memberikannya.
"Pake ini aku sibuk! " Algi kembali ke mejanya sedangakan Aldara di buat cengo dengan sikap Algi.
Aldara pun membuka kotak obat itu dan mengambil minyak urut, dia menaikan kakinya lalu menekuknya karena tidak sampai untuk menyentuh pergelangan kakinya sendiri. Aldara mulai menggosokanya dengan pelan rasa hangat pun dirasakan, dia pun berniat akan pergi karena merasa canggung berada di ruangan CEO itu.
Aldara berdiri dan memaksakan diri untuk melangkah tapi kejadian jatuh di lantai itu terjadi lagi, hingga perhatian Algi teralihkan.
"Bokongku nggak bakalan kempes kan! " gumam Aldara mengusap bokongnya dan sebelah tangannya berpegangan pada sofa.
Algi kembali menggendong Aldara dan mendudukannya di sofa. Tanpa ada pembicaraan apa-apa Algi menarik kaki Aldara yang menurutnya itu keseleo,lalu menyimpannya di pangkuannya.
"Maaf Pak tidak us,, Aaaaahhhhh! " ucapan dan erangan kesakitan Aldara menyatu, Algi yang sedang membenarkan tulang kaki Aldara yang salah itu hanya tersenyum.
"Pak udah sakit itu, " ucap Aldara dengan muka yang lesu menahan sakit tapi tidak di gubris oleh Algi.
"Aw Pak pelan-pelan napa sih Pak!" teriakan Aldara menggema di sudut ruangan itu, tidak terasa air matanya mengalir saking menahannya sakit. Dan Aldara pun membungkam mulutnya, dia baru menyadari nada yang dia lontarkan terlalu keras.
"Apa akan ada masalah lagi setelah ini! " ucap hati Aldara.
"Coba gerakan kakimu! " titah Algi dan Aldara pun menurut.
"Wah sudah tidak sakit lagi, " gumam pelan Aldara sambil menggoyangkan kakinya yang masih di pangkuan Algi dan tanpa sengaja ujung kakinya menyentuh hal yang tidak semestinya, sehingga kini Aldara dan Alga saling menatap.
"Menyingkir dariku! " Algi mendorong kasar kaki Aldara dari pangkuannya dan kembali pada mejanya, sedangkan Aldara sendiri hanya melongo sambil menelan ludahnya.
"Harus apa aku? " tanyanya pada diri sendiri sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Apa kamu akan tetap di ruanganku! Apa kamu berniat menggodaku! " ucap Algi membuat Aldara yang tengah melamun tersadar.
"Maaf Pak saya tidak berniat melakuakan hal seperti itu, itu hanya ketidak sengajaan mohon di maklumi saya pamit undur diri, " Aldara segera bergegas meninggalkan ruangan itu, sesekali merutuki dirinya sendiri sedangankan Algi setelah melihat Aldara menjauh dari ruangannya dia hanya menghembuskan nafasnya panjang sambil meraba dadanya yang merasakan degupan yang sangat cepat.
Tanpa mereka sadari kejadian itu terdengar oleh sekertaris Algi, yang merupakan laki-laki seusianya. Kejadian yang menjadi salah paham di pikiran sekertaris itu hanya menelan ludahnya.
"Seharusnya aku tidak menguping nya, membuat aku yang jomblo semakin tertekan saja! Pak bos bisa-bisanya melakukan oh no oh no dikantor, padahal dia tidak terlalu dekat dengan perempuan selain ibunya dan Melinda! " gumam sekertaris itu. Lalu kembali mendekati pintu CEO itu dengan beberapa berkas di tangannya.
Aldara akhirnya bisa duduk dengan tidak nyaman di kursinya, hingga sang ibu menejer menghampirinya dengan tergesa.
"Ald apa kamu melakukan apa yang aku ucapkan! " ucap ibu menejer membuat Aldara tersentak.
"Apa maksudnya? " tanya Aldara belum sadar.
"Aku yang menyurhmu minta maaf dan mengatakan kalau aku menyukai Pak Algi, kau tidak melakukannya kan? " dengan tatapan tajam yang mengarah pada Aldara ibu menejer itu berharap kalau yang dipikirkannya tidak sampai terjadi.
"Oh itu aku melakukannya! " jawab Aldara polos.
"APA! " pekik ibu menejer membuat Aldara menutup kedua telinganya dengan tangan.
"Bukankah itu sebagian dari perintah! " ucapan Aldara dan membuat ibu menejer itu terdiam menahan amarah sambil terus menatap Aldara.
Aldara yang mengetahui hal tersebut segera akan melarikan diri.
"Waktu istirahat telah tiba saya akan ke kantin untuk makan ,perut saya juga sudah keroncongan permisi, " ucapan Aldara tidak di sahuti oleh ibu menejer hanya saja matanya terus menghujami dirinya.
Hingga mendapati Aldara yang berjalan tertatih ibu menejer itu pun menjadi heran.
"Permisi saya mau ngasih ini sama sekertaris anda, tapi sepertinya tidak ada ya! " ucap laki-laki yakni sekertaris CEO itu, menyodorkan salep anti nyeri membuat ibu menejer itu bertambah bingung.
"Apa kamu melihat Aldara ke kantor CEO? " tanya ibu menejer menyelidik.
"Tentu saja! Aku melihatnya keluar dari ruangan Pak Algi, " jawab asisten itu.
"Apa kau mendengar sesuatu, semisalnya membicarakan aku! "
"Mana mungkin dia membicarakan kamu, kalau urusan mereka lebih penting!"
"Apa! "
"Sekertaris Erik, anda tidak sedang membicarakan tuan Algi kah! " suara laki-laki lain mengejutkan mereka, membuat keduanya menunduk.
"Anda perlu saya pringati, ikut saya! " laki-laki itu dengan tegas, dia merupakan sekertaris pribadi Alga, lebih tepatnya orang kepercayaannya.
"Mati aku, " ujar ibu sekertaris dan Sekertaris itu hanya menghembuskan nafas pasrah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
ria aja
🤣🤣
2022-06-03
0
Siti fatimah Sifa
sekertarisnya salah paham tuh di kira ceo nya oh no oh no dikantor🤣🤣🤣🤣🤣
2022-05-22
0
ossy Novica
sempat2nya bergosip yg di gosipin belum tentu benar,makanya punya telinga di pake baek2.
2022-05-18
1